Kaitan Angka Partisipasi Sekolah dengan Tingkat Kemiskinan

103

5.1.3 Kaitan Rata-rata Lama Sekolah dengan Tingkat Kemiskinan

Jika dilihat berdasarkan plot data antara rata-rata lama sekolah dan tingkat kemiskinan selama periode tahun 2007-2010 di Indonesia, terjadi hubungan negatif. Artinya, semakin tinggi rata-rata lama sekolah maka tingkat kemiskinan akan makin kecil. Gambar 5.3 Scatter-plot antara rata-rata lama sekolah dan persentase penduduk miskin di Indonesia, tahun 2007–2010. Rata-rata lama sekolah adalah jumlah tahun belajar penduduk usia 15 tahun ke atas yang telah diselesaikan dalam pendidikan formal tidak termasuk tahun yang mengulang. Variabel rata-rata lama sekolah mengukur stok atau persediaan modal manusia yang terbentuk saat ini. Tingginya angka rata-rata lama sekolah menunjukkan jenjang pendidikan yang pernahsedang diduduki oleh seseorang. Semakin tinggi angka RLS maka semakin lamatinggi jenjang pendidikan yang ditamatkannya. Data ini dapat digunakan untuk melihat kualitas penduduk dalam hal mengenyam pendidikan formal. Semakin tinggi pendidikan seseorang, diasumsikan kualitas dan produktivitasnya semakin meningkat. Dengan semakin meningkatnya kualitas dan produktivitas seseorang, diharapkan peluang untuk mendapatkan pekerjaan atau menciptakan lapangan pekerjaan menjadi semakin tinggi, sehingga bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan, serta berdampak dalam mengurangi kemiskinan. 104

5.1.4 Kaitan Rasio Anggaran Fungsi Pendidikan dengan Tingkat Kemiskinan

Berdasarkan plot data antara rasio anggaran fungsi pendidikan dan tingkat kemiskinan di Indonesia selama periode tahun 2007-2010, terjadi hubungan positif. Artinya, semakin tinggi rasio anggaran fungsi pendidikan maka tingkat kemiskinan akan makin kecil. Gambar 5.4 Scatter-plot antara rasio anggaran fungsi pendidikan dan persentase penduduk miskin di Indonesia, tahun 2007–2010. Peranan pemerintah adalah sebagai penyedia barang publik dalam kaitannya dalam peran alokasi, peran distribusi, dan peran stabilisasi. Salah satu upaya yang bisa dilakukan pemerintah dalam mengatasi permasalahan kemiskinan adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan kualitas pembangunan manusia, antara lain melalui pendidikan. Akhir-akhir ini, ditengarai semakin besar kepedulian pemerintah dalam memajukan bidang pendidikan. Salah satu upaya adalah memenuhi amanat amandemen UUD 1945 untuk mengalokasikan anggaran minimal 20 dari APBN dan APBD untuk bidang pendidikan –selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan. Dengan meningkatnya alokasi pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan, maka akan meningkatkan produktivitas penduduk. Peningkatan produktivitas ini, pada gilirannya mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga akan berdampak pada penurunan angka kemiskinan.