Peranan Pemerintah dalam Perekonomian

34 2. Stabilisasi, yaitu dalam konteks yang lebih luas, tidak hanya stabilisasi perekonomian tetapi dalam konteks politik, sosial, dan keamanan. 3. Redistribusi, yaitu fungsi pemihakan yang berupa kebijakan. Di samping peran pemerintah yang strategis tersebut, ternyata pemerintah juga menghadapi resiko kegagalan dalam mencapai tujuannya. Terdapat empat sumber pokok kegagalan pemerintah yaitu, keterbatasan informasi, keterbatasan kendali atas respon pasar, keterbatasan kendali atas birokrasi, dan keterbatasan karena proses politik Stiglitz 2000.

2.1.5 Produk Domestik Regional Bruto PDRB per Kapita

Produk domestik regional bruto PDRB per kapita sering digunakan sebagai salah satu indikator dasar pertumbuhan ekonomi yang mengukur tingkat output total ekonomi relatif terhadap jumlah penduduk suatu wilayah pada periode tertentu. PDRB per kapita mengukur kemampuan suatu wilayah untuk memperbesar outputnya dalam laju yang lebih cepat daripada tingkat pertumbuhan penduduk. PDRB per kapita bukanlah pengukuran standar hidup dalam suatu perekonomian, namun sering digunakan sebagai indikator kesejahteraan dengan alasan rasional bahwa semua penduduk akan mendapatkan keuntungan dari peningkatan produksi ekonomi wilayah mereka. PDRB per kapita mencerminkan perubahan kesejahteraan populasi secara keseluruhan UN 2007. Pendapatan individu memainkan peran kunci dalam status kemiskinan seseorang ketika mempertimbangkan ukuran kemiskinan secara ekonomi baik absolut atau relatif. Dasar pemikiran dibelakang kedua pendekatan tersebut merupakan pengukuran penghasilan yang didekati dengan pengeluaran. Orang dianggap miskin ketika mereka tidak memiliki pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Hal yang sama berlaku untuk suatu wilayah dengan PDRB per kapita pada tingkat agregat, berkaitan dengan tingkat kemiskinan. Pandangan aktivis pro- pertumbuhan mengatakan bahwa peningkatan pendapatan per kapita suatu wilayah pada akhirnya mengarah pada penurunan jumlah penduduk miskin dengan meningkatkan pendapatan individu atau sebaliknya. Gagasan ini yang dikenal dalam literatur bahwa tingkat pertumbuhan yang tinggi dari pendapatan 35 per kapita mengkonversi ke dalam pengurangan kemiskinan Goh et al. 2009. Secara umum, tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita telah menjadi tujuan utama dalam program pengentasan kemiskinan di seluruh dunia. Bagaimanapun, negara mengalami pengurangan kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi yang difokuskan pada penggunaan tenaga kerja produktif, satu-satunya aset yang dimiliki oleh orang miskin Squire 1993. Pertumbuhan dalam produksi barang dan jasa merupakan faktor penentu bagaimana kinerja perekonomian. Todaro dan Smith 2006 mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai peningkatan kapasitas produktif suatu perekonomian secara berkesinambungan sepanjang waktu, sehingga menghasilkan tingkat pendapatan dan output nasional. Dornbusch et al. 2008 mendefinisikan pertumbuhan ekonomi secara makro sebagai penambahan nilai PDRB riil dari waktu ke waktu. Nilai PDRB dapat dihitung melalui tiga pendekatan, yakni pendekatan produksi, pendekatan pendapatan dan pendekatan pengeluaran. Pendekatan produksi dan pendekatan pendapatan merupakan pendekatan dari sisi penawaran agregat, sedangkan pendekatan pengeluaran merupakan pendekatan dari sisi permintaan agregat. PDRB dari sisi produksi atau disebut juga pendekatan output, didefinisikan sebagai penjumlahan nilai tambah bruto NTB yang dihasilkan oleh seluruh aktivitas ekonomi di suatu wilayah tertentu selama periode tertentu. PDRB dengan pendekatan produksi disajikan dalam sembilan sektor lapangan usaha, yakni: i . pertanian; ii . pertambangan dan penggalian; iii . industri pengolahan; iv . listik, gas dan air bersih; v . konstruksi; vi . perdagangan, hotel dan restoran; vii . transportasi dan komunikasi; viii . keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; dan ix . jasa-jasa. PDRB dengan pendekatan pendapatan dihitung berdasarkan jumlah pendapatan atau balas jasa yang diterima oleh semua faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi di semua sektor. Balas jasa atau pendapatan berupa upahgaji untuk pemilik tenaga kerja, bunga atau hasil investasi bagi pemilik modal, sewa tanah bagi pemilik lahan serta keuntungan bagi pengusaha. PDRB dari sisi pengeluaran dihitung sebagai penjumlahan semua komponen