Tingkat Kesempatan Kerja Pendidikan Dasar

122 Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa lulusan jenjang pendidikan dasar mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, bahwa penyerapan tenaga kerja di Indonesia masih didominasi oleh tenaga kerja lulusan SD dan SMP. Fenomena ini menunjukkan struktur perekonomian Indonesia masih mengandalkan tenaga kerja murah. Rendahnya tingkat pendapatan pekerja SD dan SMP akan berpeluang meningkatkan kemiskinan. Hal ini berarti bahwa kesempatan kerja bagi lulusan pendidikan dasar belum mampu untuk mengurangi kemiskinan, tetapi cenderung dapat menambah tingkat kemiskinan. Hasil penelitian ini searah dengan penelitian Wedgwood 2005 yang menyimpulkan bahwa pengalaman Tanzania dalam kebijakan pemerataan pendidikan dengan perluasan pendidikan dasar menunjukkan bahwa pendidikan dasar tidak selalu mengarah pada pengurangan kemiskinan. Ketika lulusan pendidikan memasuki lapangan kerja, mereka sering tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan dan cenderung kalah dengan orang yang lebih berpendidikan. Sebagaimana disampaikan sebelumnya, bahwa karakterisk rumah tangga miskin menurut tingkat pendidikan tertinggi kepala rumah tangga KRT, menunjukkan bahwa persentase KRT miskin yang tidak tamat SDtamat SD dan SMP, persentasenya lebih tinggi dibanding persentase kepala rumahtangga miskin dengan tingkat pendidikan terakhir SMA atau Perguruan Tinggi BPS 2009d. Lebih lanjut menurut data BPS, 90,65 . KRT miskin yang bekerja adalah berpendidikan dasar kebawah BPS 2009e. Indikasi ini menunjukkan bahwa mereka yang tergolong miskin cenderung berpendidikan rendah.

5.3.2 Tingkat Kesempatan Kerja Pendidikan Menengah

Berdasarkan nilai peluang statistik uji, dapat dikatakan bahwa secara statistik koefisien regresi variabel tingkat kesempatan kerja lulusan pendidikan menengah signifikan pada taraf nyata α = 5 . . Tingkat kesempatan kerja lulusan pendidikan menengah memiliki pengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia. Dengan koefisien sebesar -0,18 dapat diartikan bahwa jika tenaga kerja lulusan pendidikan menengah meningkat 1 . , maka persentase penduduk miskin akan berkurang sebesar 0,18 . , ceteris paribus. 123 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Tilak 2006. Tilak menyatakan bahwa pendidikan pasca pendidikan dasar, yaitu pendidikan menengah dan tinggi, lebih lebih berperan terhadap pembangunan. Pendidikan pasca pendidikan dasar mendorong pertumbuhan ekonomi, yang akan berkontribusi signifikan terhadap pengurangan kemiskinan di India. Tabel 5.3 menyajikan jumlah dan persentase tenaga kerja menurut tingkat pendidikan di Indonesia selama periode tahun 2003-2010. Terlihat bahwa jumlah maupun persentase tenaga kerja berpendidikan dasar SD dan SMP secara umum mengalami penurunan selama periode tersebut. Sedangkan tenaga kerja berpendidikan menengah cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan informasi hasil penelitian, mulai jenjang pendidikan menengah lebih berpengaruh terhadap pengurangan kemiskinan di Indonesia. Hal ini tidak lepas dari permintaan tenaga kerja berpendidikan menengah ke atas yang cenderung meningkat selama beberapa tahun terakhir. Tabel 5.3 Jumlah dan persentase tenaga kerja menurut pendidikan di Indonesia, tahun 2003-2010 Tahun SD SMP SMU Jumlah Naker juta jiwa Persentase Naker Jumlah Naker juta jiwa Persentase Naker Jumlah Naker juta jiwa Persentase Naker 2003 35,71 38,48 18,57 20,01 11,84 12,75 2004 35,13 37,48 18,57 19,82 11,39 12,15 2005 36,02 38,34 19,13 20,36 11,98 12,75 2006 34,91 36,58 18,37 19,25 12,92 13,53 2007 37,96 37,99 18,83 18,84 12,75 12,76 2008 36,76 35,84 19,04 18,57 14,40 14,04 2009 29,65 28,27 19,39 18,49 14,58 13,90 2010 31,32 28,94 20,63 19,07 15,91 14,71 Sumber: BPS 2010a.