Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi

65

3.2.3 Uji Beda Koefisien

Uji beda antara dua koefisien dilakukan terkait dengan model regresi untuk KBI dan KTI. Untuk memastikan secara statistik mengenai perbedaan antara kedua koefisien yang dihasilkan. Hipotesis uji beda dua koefisien tersebut adalah: H : β KTI ≥ β KBI H 1 : β KTI β KBI Statistik uji yang digunakan untuk menguji beda koefisien antara KBI dan KTI adalah: = – + Keterangan : β jKBI : Koefisien estimasi variabel j di KBI β jKTI : Koefisien estimasi variabel j di KTI se β jKBI : Kesalahan standar koefisien estimasi β jKBI se β jKTI : Kesalahan standar koefisien estimasi β jKTI n KBI : Jumlah observasi di KBI n KTI : Jumlah observasi di KTI Kriteria keputusan jika menggunakan taraf nyata α Jika t hitung t tabel maka terima H Jika t hitung t tabel maka tolak H

3.3 Spesifikasi Model dalam Penelitian

Pada penelitian ini, variabel-variabel yang akan digunakan yaitu persentase penduduk miskin, angka melek huruf, angka partisipasi sekolah, rata-rata lama sekolah, rasio anggaran pemerintah bidang pendidikan terhadap APBD, rasio pekerja terhadap angkatan kerja menurut tingkat pendidikan, PDRB per kapita, dan indeks gini pendapatan. Rata-rata lama sekolah menunjukkan akumulasi modal manusia human capital. Data anggaran pemerintah bidang pendidikan menunjukkan pengeluaran pemerintah dalam bidang pendidikan. Rasio jumlah yang bekerja menurut tingkat pendidikan terhadap total angkatan kerja 66 menunjukkan tingkat kesempatan kerja menurut pendidikan. Menurut UU Sisdiknas, jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. PDRB per kapita menunjukkan rata-rata pendapatan penduduk dan indeks gini menunjukkan distribusi pendapatan. Model yang digunakan untuk menganalisis adalah modifikasi dari model Tilak 1986, Janjua dan Kamal 2011, Kiani 2011 serta Birowo 2011. Modifikasi dari model Kiani adalah mengenai konsep tingkat kesempatan kerja. Kiani menyebut rasio lulusan siswa menurut tingkat pendidikan terhadap total angkatan kerja yang bekerja sebagai tingkat kesempatan kerja, dan Kiani menggunakan dua tahun tertinggal lag pada variabel pendidikan karena membutuhkan waktu untuk mendapatkan pekerjaan. Modifikasi dari Birowo yaitu hanya menggunakan variabel pengeluaran pemerintah sektor pendidikan yang terbukti signifikan terhadap kemiskinan di Indonesia. Untuk mengukur peran pendidikan secara keseluruhan didekati melalui tiga indikator, seperti angka melek huruf literacy rate, angka partisipasi sekolah school enrollment ratio dan lama studi yang ditempuh mean years of schooling. Model ini menyertakan variabel rasio anggaran fungsi pendidikan terhadap total anggaran untuk melihat pengaruh pengeluaran publik pendidikan. Adapun model dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Peran pendidikan terhadap kemiskinan: , = + + + ln + R_Edu + , 3.15 Keterangan: Miskin i,t = Persentase penduduk miskin di provinsi ke-i pada tahun ke-t. AMH i,t = Persentase penduduk 15 tahun ke atas yang melek huruf di provinsi ke-i pada tahun ke-t. APS i,t = Angka partisipasi sekolah penduduk berumur 7-24 tahun di provinsi ke-i pada tahun ke-t dalam tahun. RLS i,t = Rata-rata lama sekolah penduduk berumur 15 tahun ke atas di provinsi ke-i pada tahun ke-t dalam tahun. R_Edu A i,t = Rasio anggaran fungsi pendidikan terhadap total anggaran di provinsi ke-i pada tahun ke-t. c = intercept. c i = Parameter yang diestimasi, i = 1,…, k. u i,t = Komponen error.