Pendidikan Tinjauan Teoritis .1 Teori Modal Manusia

41 yang secara intrinsik signifikan karena mengurangi kemampuan seseorang– untuk meningkatkan nilai kehidupan mereka. Perspektif pengucilan sosial memungkinkan para pembuat kebijakan dan analis untuk memahami proses-proses marginalisasi dan depresiasi dalam-wilayah dan lintas-wilayah, dengan fokus pada sifat ketidaksetaraan dan keberagaman kelompok-kelompok masyarakat. Melalui pendekatan ini, memungkinkan pendidikan fokus pada mereka yang miskin dan mereka yang tidak miskin, mereka yang tidak termasuk dan mereka yang termasuk. Pendekatan ini menegaskan pembedaan kebutuhan yang lebih disempurnakan berbasis kelompok orang miskin dan strategi yang memperhitungkan kelompok yang terkucilkan. Misalnya, orang miskin yang tak memiliki tanah mengalami dan membutuhkan hal yang berbeda dengan kemiskinan etnis atau kultural; dan orang miskin di perkotaan membutuhkan hal yang berbeda dengan orang miskin di pedesaan. Hubungan antara pendidikan dan kemiskinan bisa diterjemahkan melalui jalur ketenagakerjaan. Orang-orang berpendidikan memiliki potensi penghasilan yang lebih tinggi dan lebih mampu meningkatkan kualitas hidup mereka, yang berarti kecil kemungkinannya bagi mereka untuk terpinggirkan dalam masyarakat pada umumnya. Pendidikan memberdayakan seseorang dan membantu mereka untuk menjadi lebih proaktif, memiliki kontrol yang kuat atas hidup mereka, dan memperlebar rentang pilihan yang tersedia UNESCO 1997. Peran Pendidikan terhadap Distribusi Pendapatan Schultz 1972 menyatakan bahwa perubahan pada modal manusia merupakan faktor dasar dalam mengurangi ketimpangan distribusi pendapatan. Ahluwalia 1976 menjelaskan proses pendidikan dalam mempengaruhi distribusi pendapatan adalah melalui peningkatan pengetahuan dan keahlian tenaga kerja. Hal ini akan menghasilkan pergeseran dari pekerjaan bergaji rendah bagi pekerja tidak terampil ke pekerjaan yang dibayar tinggi bagi pekerja terampil. Pergeseran ini menghasilkan pendapatan pekerja yang lebih tinggi. Peningkatan jumlah orang yang lebih terdidik dan terampil akan meningkatkan rasionya dan mengurangi rasio orang yang kurang berpendidikan dalam angkatan kerja total, sehingga akan mengurangi perbedaan keterampilan. Over supply di pasar tenaga kerja dari orang yang lebih terdidik dan terampil, 42 tanpa ada perubahan dalam permintaan, akan menurunkan upah pekerja trampil dan menaikkan upah pekerja tidak trampil, sehingga secara keseluruhan memberikan kontribusi untuk pengurangan perbedaan penghasilan di pasar tenaga kerja. Dengan demikian, efek perluasan pendidikan tidak hanya terhadap upah mereka yang berpendidikan lebih tinggi, tetapi juga bagi mereka yang berpendidikan lebih rendah Ahluwalia 1976. Peran pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi Pendidikan mempunyai efek langsung maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi. Efek langsung pendidikan yaitu pendidikan mengubah manusia menjadi modal manusia produktif dengan menanamkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh sektor ekonomi tradisional dan modern, melalui kemampuannya dalam meningkatkan produktivitas penduduk atau tenaga kerja pada khususnya. Tidak hanya di pasar tenaga kerja tetapi juga dalam rumah tangga yang dapat menyebabkan peningkatan pendapatan dan output produksi sehingga pertumbuhan ekonomi semakin meningkat Romer 1986; Lucas 1988; Tilak 1989. Efek tidak langsung pendidikan atau eksternalitas pendidikan adalah melalui kemampuan dan kesadaran yang memungkinkan individu berpengetahuan, menjadi lebih baik dan mampu menerapkan pengetahuan tersebut yang berhubungan dengan pencapaian pendidikan dan prestasi anak-anak; kesehatan dan tingkat kematian anak; serta penurunan jumlah kelahiran sehingga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Tilak 1989. Efek tidak langsung dari pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi juga ditemukan pada persediaan modal per kapita, sebagian karena pengaruh pendidikan terhadap tingkat kesehatan dan kesuburan, yang mendukung peningkatan tabungan per kapita Benhabib Spiegel 1994; Guisan Neira 2006. Peran Pendidikan terhadap Pengurangan Kemiskinan Hubungan antara pendidikan dan kemiskinan ditengarai akan berbanding terbalik, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk –yang memberi pengetahuan dan keterampilan– berkaitan dengan peningkatan produktivitas yang mendukung perolehan upah yang lebih tinggi dan membuat proporsi orang miskin 43 dalam populasi semakin rendah. Jadi, pengaruh langsung pendidikan pada pengurangan kemiskinan adalah melalui peningkatan penghasilan atau upah. Dalam teori lingkaran setan kemiskinan, ketidaksetaraan pendidikan dapat melestarikan kemiskinan antargenerasi, melalui jalur sebagai berikut: i sebuah keluarga yang hidup dalam kemiskinan tidak mampu menyekolahkan anaknya ke sekolah; ii anak-anak miskin menerima sedikit pendidikan atau tidak sama sekali dan seringkali mereka dipaksa untuk bekerja; iii anak-anak tumbuh tanpa keterampilan dasar dan pendidikan; iv kurangnya keterampilan dasar dan pendidikan membatasi kesempatan kerja mereka, meskipun dalam pekerjaan dengan upah rendah; v pada anak perempuan, akan menikah muda dan memiliki anak; vi selanjutnya mereka memiliki sejumlah anak yang ditanggung dengan pendapatan yang sedikit. Demikian seterusnya, lingkaran akan mulai dari awal lagi dan proses ini berjalan dan terus terulang. Efek tidak langsung pendidikan terhadap pengurangan kemiskinan adalah melalui pengaruhnya terhadap pemenuhan kebutuhan dasar seperti pemanfaatan yang lebih baik terhadap fasilitas kesehatan, air bersih dan sanitasi, tempat tinggal dan lain-lain Noor 1980 diacu dalam Tilak 1986. Blau et al. 1988 menambahkan efek tidak langsung pendidikan terhadap perilaku fertilitas dan keputusan ukuran keluarga, yang akan mempengaruhi angkatan kerja dan pada gilirannya meningkatkan produktivitas masyarakat sehingga dapat menghasilkan upah yang lebih tinggi dan mengurangi ketimpangan pendapatan.

2.2 Tinjauan Empiris

Penelitian mengenai hubungan antara pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi, distribusi pendapatan maupun terhadap kemiskinan semakin berkembang selama periode 1960–1985. Peran pendidikan dalam pembangunan, sebenarnya telah lama diakui sejak zaman Plato. Plato yakin bahwa pendidikan sangat diperlukan bagi kesehatan ekonomi suatu masyarakat, dimana pendidikan membuat orang berpengetahuan’. Kontribusi besar dalam diskusi hubungan pendidikan dan pertumbuhan ekonomi, dilakukan oleh Adam Smith yang kemudian diikuti oleh peneliti-peneliti selanjutnya seperti Alfred Marshall yang 44 menyatakan bahwa yang paling berharga dari semua modal adalah yang diinvestasikan kepada manusia. Salah satu penelitian tentang peran pendidikan, pernah dilakukan oleh Tilak 1989 dengan tujuan untuk mengkaji kembali: a pengaruh pendidikan dalam mengurangi kemiskinan; b pengaruh pendidikan terhadap bagian pendapatan dari kelompok penduduk berdasarkan kelas pendapatan; dan c pengaruh subsidi publik pendidikan tinggi pada ketimpangan pendapatan. Data yang digunakan yaitu dari 80 negara selama periode tahun 1970–1980, antara lain data dari: i Bank Dunia, berupa data kemiskinan, distribusi pendapatan, dan pertumbuhan ekonomi; ii UNESCO, berupa data melek huruf dan partisipasi sekolah; iii sumber lain, dari Paukert dan Fields berupa koefisien gini; Psacharopoulos dan Arriagada berupa perkiraan tingkat sekolah. Studi ini menggunakan metode persamaan regresi sederhana dengan menggunakan lag dari variabel-variabel pendidikan. Untuk menjawab tujuan penelitian pertama, pengaruh pendidikan terhadap kemiskinan, Tilak menggunakan model: = ........... 1 = ⁄ , ........... 2 Keterangan: Pov j = rasio penduduk miskin; j = desa, kota. Edu i = variabel pendidikan; i = angka melek huruf; rata-rata lama sekolah; angka partisipasi kasar tingkat pendidikan dasar, menengah dan tinggi. GNPpc = Produk Domestik Bruto per kapita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Ketika tingkat melek huruf penduduk dan partisipasi pendidikan meningkat, proporsi penduduk miskin di pedesaan mengalami penurunan, tetapi pengaruh pendidikan terhadap penurunan kemiskinan di perkotaan tidak signifikan; 2. Pendidikan memberikan kontribusi positif dan signifikan terhadap pengurangan ketimpangan pendapatan;