Formula Simulated Rice Grain SRG

4. Hasil rekayasa mesin SRG mampu `menghasilkan bulir mendekati sifat fisik beras Ciherang kecuali untuk kekerasan bulir. 5. Mesin pencetak bulir SRG mempunyai dimensi ruang pencetak 6.8 x 2.2 x 5.06 mm, rasio pemadatan 1.9-2.3, kekuatan tekan 600 N, Sudut pengumpan 70 o , lama tekan pencetakan 0-5 detik, kapasitas 900 bulirjam dan temperatur bantalan ruang cetak 25-80 o C. Pengujian mesin pencetak menghasilkan bulir SRG dengan panjang 7.1±0.4 mm, tebal 2.8±0.4 mm, bentuk agak bulat, kekerasan bulir 0.1-2 N, massa jenis kamba bulir 620-770 kgm 3 dan bobot per 1000 butir 17.5-29 g. 6. Optimasi karakteristik bulir yang dihasilkan mesin SRG dengan menggunakan Response Surface Methodology pencetakan bulir optimal dilakuka lama tekan 5 detik, rasio pemadatan 2.3 dan kadar air 15.81 dengan prediksi kekerasan bulir 0.947 N, massa jenis kamba 672 kgm 3 , water uptake 2.31, rasio LB 3.39 dan derajat kecerahan 75.36.

7.2 Saran

1. Perlunya database aneka sumber karbohidrat nonpadi termasuk sifat fisikokimianya agar lebih memudahkan peneliti dalam memperoleh sifat fisikokimia bahan nonpadi dengan menyesuaikan potensi suatu daerah. 2. Perlunya menggunakan Metoda GLP dalam menentukan formula bahan penyusun bulir untuk memperoleh sifat fisiko-kimia beras tertentu maupun bulir beras fungsional 3. Penggunaan bahan tepungpati terpregelatinasi sebagai salah satu bahan campuran sebagai upaya untuk meningkatkan kekerasan bulir beras simulasi 4. Perlunya peningkatan pemberian tekanan yang optimum pada saat proses pembentukan bulir untuk memperoleh kekerasan yang lebih baik 5. Mesin pencetak SRG perlu dibuat dengan lebih dari satu mata cetak dalam bentuk rotari agar dapat memproduksi bulir secara massal. 6. Perlu dilakukan uji validasi data hasil optimasi karakteristik bulir yang dihasilkan. 7. Perlunya diuji mutu tanak dari bulir beras simulasi yang dihasilkan DAFTAR PUSTAKA AOAC. 1984. Official Methods of Analysis Association of Official Analytical Chemestry. Edisi ke-4. Virginia: Arlington. Apriani RN, Setyadjit, Arpah M. 2011. Karakteristisai empat jenis umbi varian mentega, hijau, semir,dan beneng serta tepung yang dihasilkan dari keempat varian umbi talas. Jurnal Ilmiah dan Penelitian Ilmu Pangan. I1 Asnawi R, Arief RW. 2008. Teknologi Ubi Kayu. BBPTP. Atmaja R. 2014. Jagung putih varietas unggul. [diakses 23 April 2015]. Tersedia pada: http:cybex.pertanian.go.idmateripenyuluhandetail 9139jagung-putih-varietas-unggul. Atmaka W, Amanto BS. 2010. Kajian karakteristik fisikokimia tepung instan beberapa varietas jagung Zea mays L..[diakses 23 April 2015]. Tersedia pada: http:www.academia.edu8323736A_STUDY_ON_ PHYSICOCHEMICAL_CHARACTERISTICS_OF_INSTANT_FLO UR_IN_SEVERAL_CORN_Zea_mays_L._VARIETIES. Box GEP, Draper NR. 2007. Response Surface, Mixtures, and Ridge Analyses. Wisconsin: John Wiley Sons. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Statistik Indonesia 2014. Jakarta: Badan Pusat Statistik, Indonesia. Bruemmer T, Kleemann N, Meyer M, Schweikert L Dsm and Buhler a.g. 2005. Rice-based food compositions and processes for their preparation. WO patent application 2005053433 A1. Budijanto S, Yuliyanti. 2012. Studi persiapan tepung sorghum Sorghum bicolor L.Moench. Jurnal Teknologi Pangan. 133: 177-186. Canovas GVB, Enrique, Juliano OR, Yan PH. 2005. Food Powders: Physical Properties, Processing, and Functionality. New York: Plenum Publisher. [DEPTAN] Departemen Pertanian. 2008. Peningkatan Produksi Padi Menuju 2020. Jakarta: Departemen Pertanian, Indonesia. Djaafar TF, Sardjiman, Arlyna BM. 2010. Pengembangan budidaya garut dan teknologi pengolahannya untuk mendukung ketahanan pangan. J.Lit. Pert. 291: 25-33. Faridah DN, Dedi F, Nuri A, Titi CS. 2014. Karakteristik sifat fisikokimia pati garut Maranta arundinaceae. Agritech. 341: 14-21. Gultom R, Sutrisno, Budijanto S. 2014. Optimasi proses gelatinisasi berdasarkan respon surface methodology pada pencetakan beras analog dengan mesin twin roll. Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian. 113. Hagenimana A, Ding X, Fang T. 2006. Evaluation of rice flour modified by ektrusion cooking. Journal of Cereal Scienc. 43: 36-46. Hamzirwan. 2011. Merawat lumbung pangan dari hutan. [diakses 3 Februari 2015]. Tersedia pada: https:jurnaltoddoppuli.wordpress.com2011 1021merawat-lumbung-pangan-dari-hutan. Haqim IN, Aminah A, Anizan I. 2013. Physicochemical, vitamin B and sensory properties of rice obatained by system of rice intensification SRI. Sain Malaysiana. 4211:1641-1646. Hartoyo A, Sunandar FH. 2006. Pemanfaatan tepung komposit tepung ubi jalar putih Ipomoea batatas L kecambah kedelai Glicine max, Merr dan kecambah kacang hijau Virginia radiata L. sebagai subtituen parsial terigu dalam produk pangan alternatif biskuit kaya energi protein. Jur.Teknol. dan Industri Pangan. XVIII1: 50-57. Haryadi. 2008. Teknologi Pengolahan Beras. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hendrawan I, Sutrisno, Hariyadi P, Purwanto YA, Hasbullah R. 2015. Optimizing the formula of composite non-rice carbohydrate sources for simulated rice grain production. IJSER. 63: 7-13.