Fungsi kendala
10 1
4 1
1 4
i st
xi i
a y
y x
a
13
10 1
8 2
2 8
i st
xi i
a y
y x
a
14
10 1
11 3
3 11
i st
xi i
a y
y x
a
15
10 1
1 1
i st
i i
a x
a
16
10 1
2 2
i st
i i
a x
a 17
10 1
3 3
i st
i i
a x
a 18
10 1
5 5
i st
i i
a x
a 19
10 1
6 6
i st
i i
a x
a
20
10 1
7 7
i st
i i
a x
a 21
10 1
9 9
i st
i i
a x
a
22
10 1
10 10
i st
i i
a x
a 23
10 1
12 12
i st
i i
a x
a
24
3 3
3 3
3 7
7 7
7 7
10 9
6 4
3 8
7 5
2 1
x x
x x
x x
x x
x x
25 kendala non-negatif
10 ...
1 ,
i
x
i
3.3 Hasil dan Pembahasan
3.3.1 Kandungan Gizi dan Sifat Fisik Aneka Sumber Karbohidrat
Hasil analisis kandungan gizi dan sifat fisik yaitu pati garut x
1
, pati ganyong x
2
, tepung tales beneng x
3
, tepung ubi jalar putih x
4
, tepung tapioka x
5
, tepung jagung putih x
6
, pati sagu x
7
, pati aren x
8
, tepung sorgum x
9
, tepung sukun x
10
dan tepung beras varietas Ciherang x
st
yang digunakan sebagai koefisien untuk merumuskan kendala dalam GLP
ditunjukkan pada Tabel 3.1. Nilai-nilai gizi dan sifat fisik digunakan sebagai koefisien dalam merumuskan kendala di GLP.
Persamaan 12 digunakan untuk membuat tepung SRG yang dapat menghasilkan protein, amilosa dan derajat putih mendekati sifat fisiko-kimia
tepung beras Ciherang. Kandungan protein yang diinginkan dari tepung SRG adalah 8.58. Nilai ini sulit untuk diperoleh mengingat kandungan bahan
penyusun memiliki kandungan protein berkisar maksimum 8.38. Oleh karena itu, sumber karbohidrat nonpadi yang memiliki protein yang lebih tinggi perlu
ditambahkan dalam proses perhitungan pada penelitian masa datang.
Kadar amilosa yang diinginkan dari SRG adalah lebih rendah atau sama dengan 23.61. Nilai ini berada di kisaran kandungan amilosa dari bahan aneka
sumber karobhidrat nonpadi yang berkisar antara 14.92 sampai 37.3. Derajat warna yang diinginkan dari SRG adalah 92.1. Nilai ini berada di kisaran
tingkat derajat warnanya material dari bahan penyusun yang berkisar antara 52.1 sampai 93.6. Jadi baik amilosa maupun derajat putih yang diinginkan ada
dalam kisaran sifat fisikokimia bahan penyusun.
3.3.2 Proses Eksekusi Model Menggunakan Linear Programming
Linear programming digunakan untuk menghasilkan nilai optimum z untuk berbagai bobot pinalti menggunakan Persamaan 12 sebagai fungsi tujuan
dan Persamaan 18 sampai 30 sebagai fungsi kendala. Bobot pinalti tersebut adalah W
4
bobot pinalti untuk protein, W
8
bobot pinalti untuk amilosa dan W
11
bobot pinalti untuk derajat warna Lampiran 2. Pada W
4
≥ W
8
dan W
8
≤ W
11
, diperoleh
+
−
−
= ,
+
−
−
= . 9,
+
−
−
= 7.7 ,
−
= ,
−
= ,
−
= , nilai z minimum hanya ditentukan oleh W
8
. Mengacu pada Persamaan 13, 14 dan 15, nilai optimum protein adalah 8.58, amilosa surplus 25.59 dan derajat warna surplus
57.74. Dengan komposisi x
1
= 0.6554, x
3
= 0.9224 and x
9
= 0.6068, total protein menjadi 6.22, amilosa 22.52 dan derajat warna 68.59.
Jika W
4
≥ W
8
dan W
8
≤ W
11
tidak dipenuhi, maka
+
−
−
= − .7 ,
+
−
−
= .
+
−
−
= . ,
−
= .7 ,
−
= ,
−
= , nilai z minimum hanya ditentukan oleh W
4
dan W
8
. Mengacu Persamaan 13, 14 dan 15, maka diperoleh kandungan protein 3.87, amilosa surplus 23.25 dan
derajat warna surplus 41.35. Dengan komposisi x
1
= 0.5054 dan x
9
=1.1772, maka total protein 2.31, amilosa 27.86 dan derajat warna 79.35.