Pendekatan Teknis Rancangan Mesin Pencetak SRG

Sesuai dengan fungsinya maka rancangan struktural mesin SRG dibuat sebagai berikut: 1. Rangka berdimensi 930 mm x 500 mm x 500 mm terbuat dari SS41 dengan pengelasan antar sambungan menggunakan argon. Ketelitian diperlukan dalam proses pengeboran landasan unit press yang akan dipasang menggunakan baut dan mur. 2. Press unit assy adalah bagian utama yang memerlukan ketelitian tinggi dan harus dipasang pada poros yang tepat. Unit ini terdiri dari 34 bagian yang dibuat menggunakan bahan SS41. Dalam penelitian ini, variasi press unit assy dilakukan pada bagian die pada punch dan die pada bushing dimana dimensinya akan disesuaikan dengan dimensi dan tingkat kepadatan dari bulir yang akan dicetak.Pada bantalan Press unit assy ini dilengkapi dengan pemanas 3. Cylinder bertenaga hidrolik dengan fluida udara yang berkemampuan menyalurkan tenaga satu sampai maksimum 10 MPa. 4. Hopper assy terdiri dari lima bagian utama yaitu hopper holder, hopper guide, hopper, hopper extract dan guide pin. Material yang digunakan untuk membuat unit ini terbuat dari SUS dan SS41. Titik kritis dalam desain ini terletak pada desain hopper dan hopper extract yang harus memperhatikan angle of repose bahan campuran tepung yang akan dicetak menjadi bulir. 5. Control box berdimensi 40 x 60 x 15 cm diletakkan di samping mesin pencetak bulir simulasi dan mudah dijangkau pada saat mesin dioperasikan. Control box dilengkapi penutup sebagai pengaman sistim elektrik termasuk didalamnya sistim kontrol. 6. Air service unit merupakan penyalur tenaga fluida dari unit kompresor ke unit silinder dan mampu memberikan tekanan yang berbeda-beda pada unit silinder. Dengan demikian, perlakuan tekanan yang diberikan pada saat pencetakan dapat diatur berbeda-beda mulai dari 1 bar sampai dengan 10 MPa. 7. Cover mempunyai dimensi 810 x 504 x 502 mm dan terbuat dari material SUS 8. Compressor unit yang digunakan berkekuatan ¾ HP dan mampu dioperasikan pada 180 kgcm 2 . Sumber tenaga fluida yang dihasilkan akan disalurkan air service unit. Dengan mendasarkan pada kriteria desain dan desain fungsional dan structural , maka penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan bulir yang sesuai dengan konsep desain mesin pencetak SRG. Adapun konsep desain mesin pencetak SRG adalah bahan tepung campuran dapat meluncur dari hopper menuju ruang pencetak, saat ruang telah terisi bahan maka silinder, bagian pensuplai akan meninggalkan ruang pencetak, untuk selanjutnya proses pencetakan dilakukan. Sebelum proses pencetakan dapat diatur rasio pemadatan yaitu kedalam ruang cetak yang mampu diisi oleh bahan yang nantinya akan dipadatkan sampai mendekati ketebalan bulir yang diinginkan Lampiran 1.bagian press unit Assy , lama pencetakan dan besar tekanan yang diberikan. Pada saat proses pencetakan selesai dilakukan, bagian die akan mengeluarkan bulir beras simulasi. Proses pencetakan dapat dilakukan berulang sehingga pensuplai akan mengisi ruang pencetak kembali sambil mendorong bulir yang telah dihasilkan. Gambar piktorial dengan bagian-bagiannya dapat dilihat pada Gambar 4.1. Gambar 4.1 Gambar piktorial mesin SRG

4.3 Hasil dan Pembahasan

4.3.1 Sifat Fisik Bulir dan Tepung Beras Varietas Ciherang dan Tepung

Aneka Sumber Karbohidrat Data fisik bulir beras dan aneka sumber karbohidrat non beras digunakan dalam menentukan panjang dan lebar lubang pencetak, tekanan yang akan diberikan pada bahan tepung yang akan dicetak serta sudut luncur tepung yang harus mampu masuk pada lubang pencetakan. Dari hasil pengukuran sifat fisik bulir beras varietas Ciherang, diperoleh data sebagai berikut: rata-rata panjang 6.8±0.4 mm dan lebar 2.2±0.2 mm sehingga masuk katagori beras panjang dengan ratio lonjong dalam skala USDA Haryadi 2008. Kekerasan bulir 62±12 N dan massa jenis bulir beras 780 kgm 3 . Sifat fisik beras varietas Ciherang dalam bentuk tepung adalah: sudut luncur 42.85±0.99 o , indeks warna 92.13±0.13 dan massa jenis kamba 467.47±2.09 kgm 3 . Sementara itu, sepuluh aneka sumber karbohidrat nonpadi menujukkan rata-rata sudut luncur 39.38±7.80 o , indeks warna 73.13±12.03, dan massa jenis kamba 461.82±57.3 kgm 3 . Sudut luncur dan massa jenis aneka sumber karbohidarat serta bahan tepung campuran dapat dilihat pada Tabel 4.3. Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa sudut 4.1 2 . Keterangan gambar 1.FrameRangka 2.Press unit 2.1. Ruang cetak 3. Silinder 4. Hopper 4.1.Saluran pengumpan sudut luncur 5. Control Box 6.Air Service Unit 7. Cover luncur minimum bahan pangan nonpadi terdapat pada tepung tapioka 25.34 o dan sudut luncur maksimum terdapat pada tepung sorgum 50.46 o . Sementara itu, sudut luncur bahan SRG sebesar 32.89±0.61 o . Tabel 4.3 Sudut luncur dan massa jenis kamba aneka sumber karbohidrat Aneka sumber karbohidrat Sudut luncur o Massa jenis kamba kgm 3 Pati garut 35.09±0.44 514.21±10.51 Pati ganyong 45.27±3.04 497.99±5.26 Pati sagu 41.47±0.65 498.68±4.09 Pati aren 40.08±0.01 540.86±1.21 Tepung tales beneng 34.27±0.05 396.32±0.09 Tepung ubi jalar putih 32.48±0.33 487.20±3.02 Tepung tapioka 25.34±4.86 467.70±0.47 Tepung jagung putih 49.16±1.14 399.08±5.86 Tepung sorgum 50.46±1.00 448.65±1.72 Tepung sukun 40.16±0.54 367.50±3.07 Tepung beras ciherang 42.85±0.99 467.47±2.09 Bahan bulir SRG 33.7±1.27 455± 0.00

4.3.2 Hasil Rancangan Mesin Pencetak SRG

Berdasarkan pada kriteria perancangan mesin pencetak SRG, hasil analisis rancang bangun mesin pencetak SRG Tabel 4.2 dan sifat fisik bahan maka dihasilkan mesin pencetak SRG seperti tersaji pada Gambar 4.2. Bagian utama dan gambar piktorial mesin pencetak SRG disajikan pada Gambar 4.2 dan Lampiran 1. Gambar 4.2 Hasil rancang bangun mesin pencetak SRG Untuk memenuhi kriteria perancangan mesin pencetak SRG pada dimensi, massa jenis dan kekerasan bulir, maka: 1. Dimensi tempat pencetakan SRG mempunyai panjang 6.8 mm, lebar 2.2 mm dan kedalaman 5.06 mm Gambar 4.3a. Kedalaman 5.06 mm merupakan perkalian dari hasil pengukuran tebal beras varietas Ciherang sebesar 2.2±0.2 mm dengan faktor rasio pemampatan sebesar 2.3. Rasio pemampatan ini dapat diatur dari 1.9 sampai 2.3 Gambar 4.3c. 2. Pemenuhan kriteria massa jenis dan kekerasan bulir memperhatikan kedalaman ruang cetak dan alat penekan yang memiliki kemampuan tekan sebesar 600 N Gambar 4.3b. Sebagai upaya untuk memenuhi kriteria perancangan mesin pencetak SRG, maka sudut luncur diatur sehingga terjadi pengumpanan bahan pembuat SRG dari hopper ke ruang pencetak Gambar 4.3f. Di dalam penelitian ini, sudut luncur diatur pada nilai minimum sampai dengan maksimum tepung berbahan nonpadi Tabel 4.3 yaitu pada 25.34±4.86 o sampai dengan 50.46±1.00 o . Pengaturan optimum sudut luncur diperoleh jika menggunakan bahan SRG sebesar 32.89±0.99 o . Gambar 4.3 Bagian utama mesin pencetak SRG a lubang pencetak die, b penekan Punch, c pengatur rasio pemadatan, d pengatur tekanan, e pengatur temperatur ruang cetak dan f hopper yang dilengkapi dengan pengaturan sudut pengumpan Pengaturan sudut pengumpanan bahan dari hopper ke ruang cetak bulir sangatlah penting apabila bahan mempunyai kadar air yang berbeda. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan ikatan kohesifitas antar partikel tepung, khususnya antar lapisan partikel yang mempunyai sifat ikatan agloromerasi secara spontan pada partikel tepung. Untuk mengakomodasi sudut luncur yang berbeda pada setiap bahan campuran, mesin pencetak SRG dilengkapi dengan pengatur sudut luncur sampai 70 o Gambar 4.3f. Pemberian sumber tekanan maksimum 10 MPa Gambar 4.3d, selain mampu menghasilkan tekanan 600 N pada saat proses pencetakan juga mampu menghasilkan efek balik pengeluaran pada bulir yang dihasilkan pada saat proses pencetakan dilakukan. Mekanisme ini akan mempermudah bulir keluar dari ruang pencetakan setelah proses pembentukan bulir selesai dilakukan. Untuk memberikan waktu pengikatan partikel tepung maka mesin pencetak bulir SRG telah dilengkapi dengan lama tekan yang dapat diatur antara 0-5 detik. Dengan waktu pengaturan lama tekan 2 detik yang secara aktual membutuhkan waktu proses selama 4 detik maka kapasitas mesin hanya mampu mencetak 900 bulirjam. Mesin SRG dilengkapi pemanas pada bantalan ruang cetak dengan pengaturan temperatur 25-80 o C Gambar 4.3e. Pengaturan ini dilakukan untuk persiapan proses terjadinya gelatinisasi pada bahan yang akan dicetak. Menurut Haryadi 2008, suhu gelatinisasi pati beras dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu beras bersuhu gelatinisasi rendah 70 o C, sedang 70-74 o C dan tinggi 74 o C. Prosedur pengoperasian mesin pencetak bulir SRG yang telah dirancang adalah a menghidupkan power untuk menghidupkan kompresor, sistim mekanik dan sistem kontrol, b melakukan pengaturan besarnya tekanan, lama tekan serta pilihan manual setiap proses atau sistem pencetakan secara terus menerus, c masukkan bahan SRG pada hopper, dan d mesin pencetak bahan SRG siap beroperasi.

4.3.3 Hasil Uji Fungsional Mesin Pencetak SRG

Mesin pencetak SRG menghasilkan panjang bulir yang lebih panjang dari pada bulir beras varietas Ciherang. Kondisi serrupa juga diperlihatkan pada pengujian tebal bulir dimana bulir SRG lebih tebal dibandingkan dengan bulir beras varietas Ciherang. Berdasarkan perhitungan, rasio bulir beras SRG adalah 2.5 sedangkan bulir beras varietas Ciherang adalah 3.1. Berdasarkan standar USDA Haryadi 2008 bulir SRG masuk dalam kategori agak bulat sementara beras varietas Ciherang masuk dalam kategori beras lonjong. Sebagai upaya memenuhi standar USDA, panjang lubang pencetakan dikurangi 3 mm dan kedalaman ruang cetak diatur rasio pemampatannya Gambar 4.3c. Berdasarkan modifikasi tersebut maka dapat dihasilkan tebal bulir SRG mendekati 2.2 mm dan rasio bulir 3.1. Berdasarkan pengujian, massa jenis bulir SRG lebih rendah daripada bulir beras varietas Ciherang Tabel 4.4. Massa jenis bulir SRG ditentukan oleh pengaturan rasio pemampatan sebesar 1.9 ketebalan ruang yang berisi tepung setebal 4.1 mm akan dikompres menjadi 2.2 mm, 2.1 dan 2.3. Pemberian rasio pemampatan 1.9 sampai 2.3 akan menghasilkan kisaran massa jenis sebesar 620 sampai 770 kgm 3 . Rasio pemadatan pada proses pencetakan menghasilkan bobot per 1000 butir seperti disajikan pada Tabel 4.4. Dengan rasio pemampatan 1.9 menghasilkan bobot 17.5 g1000 butir, sedangkan pengoperasian mesin pencetak pada rasio pemampatan 2.3 akan menghasilkan massa jenis seperti beras varietas Ciherang. Hasil pengukuran uji kekerasan terhadap bulir SRG adalah 0.1-2 N. Nilai ini masih jauh dari nilai kekerasan bulir beras varietas Ciherang Tabel 4.4. Kekerasan bulir SRG yang masih rendah mengakibatkan bulir masih rapuh. Pemberian tekanan lubang pencetakan sebesar 600 N belum mampu