2.7 Rekayasa Mesin Pencetak Bulir Beras Simulasi Dengan Bahan Baku Tepung Nonpadi

terhadap bahan baku yang digunakan atau proses pencetakan bulir dengan mesin SRG tidak mengubah warna bahan yang digunakan. Hasil optimum pada perlakuan mesin SRG diperoleh pada lama tekan 5 detik, rasio pemadatan 2.3 dan kadar air bahan 15.8 dengan menghasilkan massa jenis kamba sebesar 672 kgm 3 , kekerasan bulir 0.947, derajat kecerahan 75.36 . rasio LB 3.39 dan water uptake 2.1.

5.4 Kesimpulan

Hasil optimasi terhadap bulir yang dihasilkan mesin SRG menunjukkan model persamaan sangat signifikan untuk rasio LB, signifikan untuk water uptake dan tidak siginfikan untuk massa jenis kamba, kekerasan bulir dan derajat kecerahan. Model persamaan sangat tepat untuk memprediksi massa jenis kamba, water uptake, rasio LB dan derajat warna namun tidak tepat untuk kekerasan bulir. Hasil prediksi dengan menggunakan target beras varietas beras Ciherang dengan pembentukan bulir menggunakan mesin pencetak SRG pada rasio pemadatan 2.3, lama tekan 5 detik dan kadar air 15.8 akan menghasilkan kekerasan bulir 0.947 N, massa jenis kamba 672 kgm 3 , water uptake 2.31, rasio LB 3.39 dan derajat kecerahan 75.36. 6 PEMBAHASAN UMUM

6.1 Sifat Fisikokimia Sumber Karbohidrat dalam Perancangan Mesin

dan Optimasi Bahan Formula SRG Analisis sifat fisikokimia terdiri dari analisis kandungan gizi dan sifat fisik bahan yang meliputi bahan berbagai sumber karbohidrat nonpadi, tepung beras vareitas Ciherang dan bulir beras varietas Ciherang. sifat fisikokimia digunakan dalam proses penyusunan formula bahan SRG, pendukung untuk desain perancangan mesin SRG dan pengujian optimasievaluasi proses pencetakan seperti tertera pada Tabel 6.1. Data sifat fisikokimia bahan berbagai sumber karbohidrat nonpadi dan tepung beras Ciherang masing-masing akan dijadikan koefisien-koefisien pada fungsi kendala dan koefisien sumber daya yang tersedia dalam penyusunan optimasi formula. Data ini dapat diperluas tidak hanya kadar air, kadar abu, lemak, protein, serat pangan, serat kasar, amilosa, amilopektin, sudut luncur, derajat warna dan massa jenis kamba seperti yang dilakukan dalam penelitian ini. Akan tetapi ke depan dapat diperluas untuk sifaf fisikokimia lainnya. Hanya saja perlu diperhatikan bahwa analisis sifat fisikokimia bahan penyusun harus sama persis dengan analisis yang dilakukan pada bahan target yang diinginkan. Data sifat fisik kisaran sudut luncur dari tepungpati berbagai sumber karbohidrat nonpadi maupun tepung beras varietas Ciherang perlu diketahui sehingga dapat diperoleh informasi awal kisaran nilai sudut luncur bahan campuran yang mungkin terjadi. Sifat fisik yang diukur lainnya adalah dimensi beras varietas Ciherang. Dimensi ini diperlukan dalam menyiapkan ruang pencetak SRG dengan tujuan bulir yang dihasilkan mempunyai dimensi seperti beras Ciherang. Tabel 6.1 Penggunaan analisis sifat fisikokimia dalam penelitian Bahan yang dianalisis Ana- lisis Aplikasi optimasi formula Aplikasi rancang bangun Aplikasi optimasi pencetakan Berbagai bahan karbohidrat nonpadi a, b Konstanta fungsi kendala a,b Kriteria desain b Tepung beras varietas Ciherang a,b Kontanta sumber daya a,b Kriteria desain b Bulir beras Ciherang C Kriteria desain c Bahan pembanding dengan bulir SRG Bahan SRG a,b Hasil optimasi Kriteria desain b, bahan uji Bulir SRG c Hasil bulir Uji optimasi a Kadar air, abu, lemak, protein,karbohidrat, serat pangan, serat kasar, gula total, pati, amilosa dan amilopektin b Sudut luncur, derajat warna, massa jenis kamba c Dimensi bulir, massa jenis kamba, kekerasan bulir, bobot 1000 butir, derajat warnakecerahan, water uptake, rasio LB

6.2 Faktor Penentu Keberhasilan Rekayasa Mesin Pencetak SRG

Penentuan kriteria rancangan rekayasa mesin pencetak SRG bertujuan untuk menghasilkan bulir yang mendekati sifat fisik varietas beras Ciherang. Bagian-bagian mesin SRG yang memerlukan perhatian khusus agar tercapainya kriteria perancangan meliputi pengaturan sudut penyaluran tepung antara hopper dengan ruang cetak, dimensi ruang cetak, rasio pemadatan dan lama cetak. Bagian-bagian ini akan mempengaruhi berjalannya proses pencetakan dan tercapainya sifat fisik bulir yang diinginkan. Besar sudut penyaluran dari hopper ke ruang pencetakan ditentukan oleh besar sudut luncur bahan SRG sebesar 32.89 o . Sudut penyaluran dirancang agar dapat diatur sampai dengan 70 o yang bertujuan untuk mengantisipasi jika bahan yang akan digunakan mempunyai sudut luncur yang berbeda. Pengaturan sudut luncur ini cukup memadai karena sudut luncur bahan penyusun mempunyai rentang 25.34 o sampai 50.46 o dengan rata-rata 39.38±7.80 o dimana sudut luncur SRG berada pada kisaran tersebut. Pengaturan sudut penyaluran juga bermanfaat untuk mengantisipasi terjadinya sudut luncur yang berbeda pada