Hasil Uji Fungsional Mesin Pencetak SRG

menurunnya konsumsi beras per kapita serta meningkatnya konsumsi bahan makanan impor seperti terigu dan konsumsi ubi-ubian Rangkuti 2009. Sebagai upaya untuk lebih mendorong pemanfaatan sumber aneka karbohidrat nonpadi yang mampu menggantikan beras sebagai makanan pokok, perlu diperhatikan bentuk bulir dan sifat fisikokimianya, sehingga mampu diinterprestasikan sebagai makan nasi yang berasal dari beras Haryadi 2008. Beberapa penelitian pengembangan bulir yang mendekati sifat fisikokima beras telah dilakukan dengan berbagai formulasi bahan baku, teknologi proses serta mesin yang digunakan. Beras artifisial telah diproduksi dari berbagai sumber tepung dengan introduksi penambahan nutrien dan flavor yang tidak terdapat pada beras dengan menggunakan roll-type granular Kurachi 1995. Pengembangan bulir menyerupai beras yang dikenal dengan simulated rice grain telah dilakukan dengan penambahan bahan fortifikasi Ferrous sulfate heptahydrate FSH melalui proses ekstrusi Kapanidis et al. 1996. Teknologi ekstrusi dalam pembentukan bulir menyerupai beras telah dilakukan dengan bahan tepung beras Mishra et al. 2012. Beras analog dibuat dengan ekstruder ulir ganda dengan komposisi tepung jagung, tepung sorgum, pati jagung, sagu aren, Gliseril Mono Stearat dan air Budijanto dan Yuliyanti 2012. Pembentukan granular butiran beras artifisial optimal dilakukan pada penggunaan mesin twin screw dengan pengaturan putaran screw, temperatur screw, penambahan GMS dan kombinasi steaming Herawati et al. 2013. Beras analog berbahan baku singkong, jagung dan sagu aren dibentuk dengan mesin twin roll pada suhu optimum 77 o C, kadar air 52 serta waktu pemasakan 20 menit Gultom et al. 2014 Beberapa penelitian untuk mendapatkan sifat bulir yang mendekati sifat fisik beras juga telah dilakukan. Pengujian fisik terhadap beras mutiara menunjukkan bahwa rasio tepung dan pati memberikan pengaruh terhadap daya serap air dan rendemen serta tidak berpengaruh terhadap densitas kamba dan bobot 1000 butir Herawati dan Widowati 2009. Pengujian fisik nasi beras analog dari campuran tepung jagung pulut, jagung putih lokal dan pati sagu menunjukkan waktu pemasakan dan laju kehilangan air tidak berbeda nyata, sementara derajat putih nasi beras lebih putih dari beras analog Noviasari et al. 2013. Hasil pengujian terhadap beras analog yang terbuat dari campuran ampas tahu, tepung mocaf, tepung maizena menghasilkan pengembangan volume 142.58 , waktu pemasakan 12.45 menit dan derajat warna 59.75 Yuwono dan Zulfiah 2015. Pada pengujian fisik beras analog hasil campuran sorgum, tepung jagung, pati jagung, sagu aren, air dan Gliseril Mono Stearat dengan presentasi campuran yang sama serta tepung varietas sorgum Pahat dan Numbu menghasilkan derajat warna, densitas kamba, dan bobot per 1000 butir yang berbeda nyata Budijanto dan Yuliyanti 2012. Sementara itu, densitas kamba dan bobot per 1000 butir menghasilkan nilai yang lebih kecil jika dibandingkan dengan beras IR 64 Budijanto dan Yuliyanti 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi karakteristik sifat fisik bulir yang dihasilkan oleh mesin simulated rice grain SRG dari bahan campuran aneka sumber karbohidrat nonpadi dengan menggunakan Response Surface Methodology.

5.2 Metode Penelitian

5.2.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan terhitung dari bulan November 2013 sampai dengan Februari 2014. Penelitian dilakukan di Laboratorium Analisis Pangan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan; Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor IPB dan Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen, Kemeterian Pertanian RI.

5.2.2 Bahan dan Alat

SRG dibuat dari campuran 30 pati garut Maranta arundinacea Linn, 42 tepung tales beneng Xantoshma undipes K.Koch dan 28 tepung sorgum Sorghum bicolor varietas Numbu. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah mesin pencetak SRG, alat pengering kabinet dan Chromameter CR300 minolta.

5.2.3 Proses Pembuatan SRG

Mesin pencetak SRG diuji dengan perlakuan lama tekan 2, 3.5 dan 5 detik. Rasio pemadatan 1.9, 2.1, dan 2.3, dan Bahan baku SRG dengan kadar air 12, 14 dan 16 bk. Bulir SRG yang dihasilkan dikeringkan dengan menggunakan pengering kabinet sampai mencapai kadar air 12 bk.

5.2.4 Analisis Bulir SRG

Massa jenis kamba diukur dengan cara memasukkan bulir ke dalam gelas ukur sampai volume tertentu tanpa dipadatkan kemudian bulir ditimbang. Massa jenis kamba dihitung dengan cara membagi berat bulir dengan volume ruang yang ditempati. Massa jenis kamba dinyatakan dengan kgm 3 Hartoyo dan Sunandar 2006. Rasio resapan air water uptake diukur dengan menggunakan 2 g sampel bulir yang dimasukan pada tabung berisi 20 ml air destilasi yang diletakan pada bak air mendidih selama 10 menit. Sampel kemudian ditiriskan dengan cara diletakkan pada kertas filter kemudian berat sampel ditimbang. Water uptake merupakan rasio antara berat bulir setelah dimasak dengan berat sampel sebelum dimasak Haqim et al. 2013. Rasio LB merupakan perbandingan antara panjang bulir dengan ketebalan bulir Haqim et al. 2013. Derajat kecerahan diukur menggunakan Chromameter CR300 minolta dan kekerasan bulir yang dihasilkan diukur menggunakan Rheometer.

5.2.5 Desain Eksperimental dan Uji Model Persamaan

Metoda Box-Behnken digunakan dalam melakukan analisis mengenai respon yang dipengaruhi oleh beberapa variabel. Level aktual variabel untuk