Latar Belakang Rekayasa Mesin Pencetak Bulir Beras Simulasi Dengan Bahan Baku Tepung Nonpadi

Dengan mempelajari berbagai penelitian yang telah dilakukan, maka novelti dari penelitian ini adalah: 1. Pengembangan rekayasa model mesin pencetak bulir beras simulasi SRG dengan proses pencetakan dengan parameter yang terkontrol. 2. Penyusunan formula bahan bulir SRG belum pernah dilakukan melalui pendekatan optimasi terhadap sifat fisikokimia bahan penyusun. Gambar 1.1 Diagram alir penelitian

1.6 Keterkaitan Antar Bab

Keterkaitan antar bab ini menjelaskan tentang sistematika penyusunan disertasi. Disertasi terdiri dari 7 bab. Bab 1 memaparkan tentang latar belakang, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan novelti penelitian. Bab 2 berisikan tentang studi literatur yang terkait dengan topik penelitian. Selanjutnya, bab hasil penelitian dibagi menjadi 3 bab, yaitu Bab 3, 4 dan 5. Proses optimasi dalam penyusunan formulasi bahan SRG menggunakan metode Goal Linier Programming dengan koefisien berdasarkan pada sifat fisikokimia aneka sumber karbohidrat nonpadi dan tepung beras varietas Ciherang dipaparkan pada Bab 3. Bab 4 menjelaskan proses rekayasa mesin SRG dengan memperhatikan sifat fisik aneka sumber karbohidrat nonpadi dan sifat fisik bulir beras varietas Ciherang. Adapun pengujian mesin SRG menggunakan bahan SRG hasil optimasi formulasi. Bab 5 memaparkan hasil optimasi pencetakan mesin SRG dengan menggunakan Response Surface Methodology. Selanjutnya hasil dan pembahasan secara umum disampaikan pada Bab 6, dan Bab 7 berisikan simpulan dan saran. 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Beras Varietas Ciherang

Varietas padi Ciherang mendominasi areal penanaman sentra produksi padi Indrasari 2011. Varietas Ciherang mendominasi lebih dari 50 persen dari varietas lainnya di provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur Hermanto 2006. Keunggulan varietas ini adalah memiliki rasa enak, bentuk beras ramping dan rendemen beras tinggi Indrasari 2011. Varietas Ciherang yang merupakan hasil silang dari varietas IR64 dengan varietas lainnya masuk dalam golongan cere dengan tekstur nasi pulen, kadar amilosa 23, indeks glikemik 54.9 dan bobot 1000 butir gabah 27-28 g Suprihatno et al. 2011. Mengkonsumsi 300 g beras Ciherang setiap hari akan memenuhi kebutuhan vitamin B1 sebesar 75, vitamin B6 sebesar 20, vitamin B2 sebesar 30, vitamin B3 10, asam folat 15 dan zat besi 100 Indrasari 2011. Kandungan gizi beras Ciherang disajikan pada Tabel 2.1. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap rasa nasi beras Ciherang dengan uji hedonic, panelis menyatakan suka dan sangat suka untuk atribut warna, kilap, aroma dan rasa nasinya Indrasari 2011. Hasil yang sama diperoleh melalui uji peringkat dimana varietas Ciherang menduduki peringkat pertama dengan atribut yang sama Indrasari 2011.

2.2 Aneka Sumber Karbohidrat Nonpadi

Tanaman garut Maranta arundinacea Linn. sangat adaptif terhadap lingkungan berupa tanah marginal atau dibawah tegakan tanaman hutan. Selain itu, tanaman garut juga mampu memproduksi umbi sebesar 9-12 tonha atau menghasilkan karbohidrat 1.92-2.56 tonha dan mampu mensubtitutsi terigu dan sumber karbohidrat lainnya 50-100 Djaafar et al. 2010. Dengan cara ektraksi basah, umbi garut menghasilkan rendemen berupa pati garut sebesar 15.69 dengan kadar air 11.48 Faridah et al. 2014. Menurut Faridah et al. 2014, pati garut mengandung kadar karbohidrat tinggi, kadar protein dan kadar lemak yang rendah serta memiliki sifat mudah dicerna. Komposisi kimia pati garut alami hasil ektraksi basah dapat dilihat pada Tabel 2.2. Ganyong Canna edulis KERR merupakan tanaman herba tahunan berupa umbi-umbian yang tegak dengan ketinggian mencapai 3.5 m. Tanaman