Optimasi Rekayasa Mesin Pencetak Bulir Beras Simulasi Dengan Bahan Baku Tepung Nonpadi

3 OPTIMASI FORMULA BAHAN BAKU CAMPURAN SUMBER KARBOHIDRAT NONPADI UNTUK PRODUKSI BULIR BERAS SIMULASI 1

3.1 Pendahuluan

Pemenuhan kebutuhan bahan makanan pokok dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu intensifikasi usaha tani, ekstensifikasi lahan dan usaha diversifikasi produk. Intensifikasi adalah upaya untuk memaksimalkan potensi lahan dengan berbagai usaha agar setiap satuan luas menghasilkan produksi semaksimal mungkin. Kondisi ini akan mencapai suatu titik optimum dari suatu kegiatan produksi, baik dari segi benih, optimalisasi pemupukan, pengairan maupun pengolahan lahan. Ekstensifikasi adalah upaya memenuhi kebutuhan pangan dengan cara memperluas lahan pertanian. Usaha ini memerlukan pertimbangan akan ketepatan lahan yang sesuai untuk menghindari tekanan lingkungan yang beresiko kegagalan dan memerlukan biaya tinggi. Sedangkan diversifikasi produk pangan merupakan upaya untuk menggantikan kebutuhan karbohidrat beras dengan aneka sumber karbohidrat nonpadi. Indonesia mempunyai potensi yang besar baik dari segi jumlah penyebaran maupun aneka sumber karbohidrat nonpadi seperti singkong, garut, ganyong, sukun, ubi jalar, jagung, tales, gembili, suweg, gadung, huwi sawu, kimpul, kentang jawa dan sagu. Dengan potensi 52 juta ha hutan yang dikelola untuk menghasilkan kayu diperkirakan dapat diproduksi 1560 juta tontahun bahan pangan Suhardi et al. 1999. Potensi aneka sumber karbohidrat nonpadi mempunyai prospek untuk dikembangkan dalam menyusun pangan alternatif menggantikan makanan pokok mengingat karakteristik fisikokimia yang seperti beras. Saat ini sebenarnya diversifikasi pangan sudah berjalan. Rangkuti 2009 menyebutkan bahwa hal ini ditandai dengan kecenderungan menurunnya konsumsi beras per kapita dan meningkatnya konsumsi bahan makanan impor seperti terigu dan konsumsi ubi-ubian. Namun, pengembangan diversifikasi pangan untuk mengganti beras juga perlu memperhatikan kondisi psikologis masyarakat Indonesia dimana pengertian makan diinterprestasikan sebagai makan nasi yang berasal dari beras Haryadi 2008. Oleh sebab itu upaya membuat pangan alternatif untuk menggantikan beras berbahan baku aneka sumber kabohidrat nonpadi memerlukan perhatian dari segi kandungan gizi serta dari bentuk fisik bulirnya. Beberapa upaya dalam membuat bulir yang menyerupai beras telah dintroduksikan dengan berbagai penamaan bulir, bahan penyusun dan teknologi pembuatan bulirnya. Beras artifisial telah diproduksi dari berbagai sumber tepung dengan penambahan nutrien dan flavor yang tidak terdapat pada beras dan dicetak dengan menggunakan roll-type granulator Kurachi 1995. Simulated rice grain SRG telah dibuat dengan melakukan fortifikasi pada 1 Bagian tulisan ini telah dipublikasikan pada Internasional Journal of Scientific Engineering Research Vol 63:7-13, ISSN:2229-5581 pada bulan Maret 2015 dengan judul Optimizing the Formula of Composite Non-Rice Carbohydrate Sources for Simulated Rice Grain Production bahan dengan Ferrous sulfate heptahydrate FSH melalui proses ekstrusi Kapanidis et al. 1996. SRG juga dibuat dengan bahan tepung beras, Ferrous sulfate heptahydrate FSH dan 25 air dengan menggunakan single screw- extruder Morretti et al. 2005 dan penambahan mikronutriens Bruemmer et al. 2005. Teknologi ekstrusi dalam pembentukan bulir menyerupai beras telah dilakukan dengan bahan tepung beras dan minimum kandungan pati 30 Mishra et al. 2012. Beras analog dibuat dengan ekstruder ulir ganda dengan komposisi tepung jagung, tepung sorgum, pati jagung, sagu aren, Gliseril Mono Stearat dan air Budijanto dan Yuliyanti 2012. Studi penyusunan formula campuran tepung bahan SRG dari bahan aneka sumber karbohidrat nonpadi sangat diperlukan untuk memproduksi bahan bulir beras ataupun bahan bulir beras yang diperkaya. Proses produksi SRG membutuhkan proses optimasi untuk menghasilkan beras simulasi yang mendekati karakteristik beras. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan formula optimum bahan komposit dari aneka sumber karbohidrat nonpadi sebagai bahan untuk produksi SRG.

3.2 Bahan dan Metode

Penelitian dilakukan selama 9 bulan terhitung dari bulan Maret sampai November 2013 di Laboratorium Analisis Pangan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan; Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor IPB dan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen, Kementerian Pertanian RI. Penelitian ini dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: 1 menyiapkan 10 bahan aneka karbohidrat nonpadi dan beras varietas Ciherang dalam bentuk tepung, 2 mengevaluasi kandungan gizi dan sifat fisik tepung aneka sumber karbohidrat nonpadi dan tepung beras variaetas Ciherang, 3 mengembangkan model matematika yang akan diolah dengan Goal Linier Programming GLP, 4 mengevaluasi kandungan gizi dan sifat fisik tepung campuran yang dihasilkan berdasarkan formula optimum yang dihasilkan dari GLP. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari petani lokal yang terdiri dari bahan baku yang akan dijadikan dasar untuk perhitungan optimasi yaitu pati garut Maranta arundinacea Linn., pati ganyong Canna edulis Ker., tales Beneng Xantoshma undipes K.Koch, ubi jalar putih Ipomoea batatas Poir, tepung tapioka Manihot utilissima Pohl., jagung putih Zea mays L., sagu Metroxylon sagu Rottb., pati aren Arenga pinnata Merr, sorgum Sorghum bicolor L. Moench varietas Numbu dan tepung sukun Artocarpus communis Forst, beras Oryza sativa L.. Semua bahan dalam bentuk tepung diayak dengan menggunakan ayakan berukuran 120 mesh. Analisis kadar air, kadar abu dan serat kasar menggunakan metoda gravimetri; kadar lemak dengan metoda Soxhlet; kadar protein dengan metoda Kjeldahl; karbohidrat dengan metoda By Different, serat pangan dengan metoda enzimatik; gula total dengan metoda titrasi; sedangkan pati, amilosa dan amilopektin dengan metoda spectrophotometer. Perhitungan sudut luncur menggunakan metode AOAC 1984, derajat putih dengan alat whiteness meter dan densitas kamba dicari berdasarkan massa sampel per satuan volume Hartoyo dan Sunandar 2006. Bahan-bahan sumber aneka karbohidrat dalam bentuk tepung digunakan sebagai bahan untuk menyusun bahan bulir beras simulasi SRG. Formula tepung SRG dioptimalkan menggunakan Goal Programming Linear GLP Prasetyo 2009, Siringoringgo 2005. Hasil analisa kandungan gizi dan sifat fisik tepung aneka sumber karbohidrat nonpadi merupakan koefisien fungsi kendala, sedangkan hasil analisa kandungan gizi dan sifat fisik tepung beras varietas Ciherang dijadikan kasus sebagia koefisien sumber daya koefisien ini dapat menggunakan target bulir fungsional yang diinginkan Persamaan 8 sampai dengan 10 dikembangkan berdasarkan sifat fisikokimia yang diinginkan. Persamaan 11 merupakan fungsi tujuan yang dikembangkan berdasarkan bobot pinalti yang ditetapkan dan akan diminimalisasi. Mengkonversi fungsi tujuan yang akan diminimalisasi menggunakan program linear persamaan 12. persamaan fungsi kendala terdiri atas persamaan 13 protein, persamaan 14 kadar amilosa, persamaan 15 indeks warna, persamaan 16 kadar air, persamaan 17 kadar abu, persamaan 18 kandungan lemak, persamaan 19 serat pangan, persamaan 20 serat kasar, persamaan 21 gula total, persamaan 22 amilopektin, persamaan 23 sudut luncur, persamaan 24 densitas kamba dan persamaan 25 merupakan persyaratan minimum rasio tepung pati 30 Mishra et al. 2012.    10 1 4 4 i st i i a x a 8    10 1 8 8 i st i i a x a 9    10 1 11 11 i st i i a x a 10 Fungsi tujuan: Minimum                                  10 1 11 11 10 1 8 8 10 1 4 4 11 8 4 i st i i i st i i i st i i z a x a W a x a W a x a W 11 Konversi menjadi model persamaan linear     10 1 4 4 1 i st i i a x a y     10 1 8 8 2 i st i i a x a y     10 1 11 11 2 i st i i a x a y dan ; ; 1 1 1 1 1         y y y y y ; ; 2 2 2 2 2         y y y y y ; ; 3 3 3 3 3         y y y y y Minimum y W y W y W z _ 11 11 2 8 1 4      12