ikatan yang kuat antar partikel, kekerasan bulir yang tidak signifkan dan masih terlalu rendah antar perlakuan persamaan untuk prediksi menjadi tidak tepat.
Kondisi dimana derajat kecerahan bulir tidak dipengaruhi oleh perlakuan menunjukkan bahwa tidak terjadi proses perubahan warna pada bulir yang
dihasilkan selama proses pencetakan bulir dengan mesin SRG. Water uptake dipengaruhi oleh kadar air bahan saat bahan dicetak, lama
tekan dan rasio pemadatan. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan bulir untuk menyerap air ditentukan oleh kadar air bahan saat dicetak, lama tekan dan rasio
pemadatan yang diberikan. Rasio LB dipengaruhi secara signifikan oleh lama tekan, rasio pemadatan dan kadar air bahan. Hal ini dikarenakan panjang bulir
relatif tetap sesuai ukuran panjang ruang cetak sehingga ketebalan bulir sangat ditentukan oleh perlakuan.
Berdasarkan validasi model menggunakan MAPE dapat diketahui bahwa model mampu menghasilkan nilai yang sangat tepat MAPE5, kecuali pada
kekerasan bulir Dengan demikian model dapat digunakan untuk memprediksi sifat-sifat bulir pada beberapa variasi perlakuan. Perbandingan sifat bulir hasil
pencetakan dan beras Ciherang dapat dijadikan sebagai acuan Tabel 6.2.
Tabel 6.2 Sifat bulir beras hasil prediksi dan varietas Ciherang Sifat bulir
Hasil prediksi dengan model
a
Beras Ciherang
Massa jenis
kamba kgm
3
672.9 780
Kekerasan bulir N 0.947
62.6 Water uptake gg
2.31 2
Rasio LB 3.39
3.2 Derajat Kecerahan
75.36 73.82
Berdasarkan target sifat beras Ciherang pada lama tekan 5 detik, rasio pemadatan 2.3 dan kadar air bahan 15.8 .
7 SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
1. Sifat fisik beras dan aneka sumber karbohidrat nonpadi dijadikan sebagai
dasar untuk memenuhi kriteria desain mesin pencetak SRG dan koefisien dalam penyusunan formula SRG..
2. Metode Goal linear programming dapat diaplikasikan dalam proses optimasi
penyusunan formula SRG yang dapat memprediksi sifat fisikokimia bulir yang diinginkan dan dijadikan alternatif cara menyusun formula bahan baku
untuk dijadikan bulir seperti beras.
3. Formulasi bahan penyusun SRG yang mendekati sifat fisiko-kimia beras
Ciherang tersusun dari 30 pati garut, 42 tepung talas beneng dan 28 tepung sorgum.
4. Hasil rekayasa mesin SRG mampu `menghasilkan bulir mendekati sifat fisik
beras Ciherang kecuali untuk kekerasan bulir. 5.
Mesin pencetak bulir SRG mempunyai dimensi ruang pencetak 6.8 x 2.2 x 5.06 mm, rasio pemadatan 1.9-2.3, kekuatan tekan 600 N, Sudut pengumpan
70
o
, lama tekan pencetakan 0-5 detik, kapasitas 900 bulirjam dan temperatur bantalan ruang cetak 25-80
o
C. Pengujian mesin pencetak menghasilkan bulir SRG dengan panjang 7.1±0.4 mm, tebal 2.8±0.4 mm, bentuk agak bulat,
kekerasan bulir 0.1-2 N, massa jenis kamba bulir 620-770 kgm
3
dan bobot per 1000 butir 17.5-29 g.
6. Optimasi karakteristik bulir yang dihasilkan mesin SRG dengan
menggunakan Response Surface Methodology pencetakan bulir optimal dilakuka lama tekan 5 detik, rasio pemadatan 2.3 dan kadar air 15.81
dengan prediksi kekerasan bulir 0.947 N, massa jenis kamba 672 kgm
3
, water uptake 2.31, rasio LB 3.39 dan derajat kecerahan 75.36.
7.2 Saran
1. Perlunya database aneka sumber karbohidrat nonpadi termasuk sifat
fisikokimianya agar lebih memudahkan peneliti dalam memperoleh sifat fisikokimia bahan nonpadi dengan menyesuaikan potensi suatu daerah.
2. Perlunya menggunakan Metoda GLP dalam menentukan formula bahan
penyusun bulir untuk memperoleh sifat fisiko-kimia beras tertentu maupun bulir beras fungsional
3. Penggunaan bahan tepungpati terpregelatinasi sebagai salah satu bahan
campuran sebagai upaya untuk meningkatkan kekerasan bulir beras simulasi 4.
Perlunya peningkatan pemberian tekanan yang optimum pada saat proses pembentukan bulir untuk memperoleh kekerasan yang lebih baik
5. Mesin pencetak SRG perlu dibuat dengan lebih dari satu mata cetak dalam
bentuk rotari agar dapat memproduksi bulir secara massal. 6.
Perlu dilakukan uji validasi data hasil optimasi karakteristik bulir yang dihasilkan.
7. Perlunya diuji mutu tanak dari bulir beras simulasi yang dihasilkan
DAFTAR PUSTAKA
AOAC. 1984. Official Methods of Analysis Association of Official Analytical Chemestry. Edisi ke-4. Virginia: Arlington.
Apriani RN, Setyadjit, Arpah M. 2011. Karakteristisai empat jenis umbi varian mentega, hijau, semir,dan beneng serta tepung yang dihasilkan dari
keempat varian umbi talas. Jurnal Ilmiah dan Penelitian Ilmu Pangan. I1
Asnawi R, Arief RW. 2008. Teknologi Ubi Kayu. BBPTP.