Pertambahan Bobot Badan Anak Babi Penyapihan

18 Tabel 9 Waktu dan Penyebab Kematian Anak Babi yang Baru Lahir Umur hari Kematian Penyebab 1 47 Kelaparan 2 12 Tertindih 3 12 Lemah lahir 4-7 10 Genetis 8-14 6 Penyakit 15-28 6 Aneka ragam 29-56 7 Aneka ragam Sumber: Sihombing 2006 Data dari berbagai penelitian menunjukkan sekitar 20-25 dari anak babi yang lahir mengalami kematian sebelum disapih. Penyebab kematian anak babi yang menonjol adalah 1 mati lahir, 2 akibat kelemahan dan kelaparan, 3 tertindih atau terjepit oleh induk dan 4 penyakit. Saat yang paling berbahaya bagi anak babi yang baru lahir adalah selama tiga hari pertama setelah lahir. Kebanyakan anak babi yang kecil tidak dapat memperoleh cukup air susu setelah lahir, disebabkan oleh ketidaksanggupan mencapai ambing induk, sedangkan persediaan energi dalam tubuhnya yang terbatas sudah dihabiskan. Anak babi yang kecil kurang sanggup bersaing dengan anak babi yang mempunyai bobot lebih tinggi untuk merebut puting ataupun tempat yang lebih hangat dalam kandang. Bila anak-anak babi memperoleh air susu induk cukup dan dijaga agar hidup sampai umur tiga hari yang pertama, maka anak-anak babi yang kecil tadi akan menjadi bonus dan keuntungan bagi si peternak Parakkasi 1990.

2.4.4. Pertambahan Bobot Badan Anak Babi

Pertumbuhan mempunyai tahap yang cepat dan tahap yang lambat. Tahap pertumbuhan ini membentuk gambaran sigmoid pada grafik pertumbuhan. Pengukuran pertumbuhan ternak didasarkan pada kenaikan berat tubuh per satuan waktu tertentu yang dinyatakan sebagai rataan kadar laju pertumbuhan Tillman et al. 1991. Pertambahan berat badan anak-anak babi selama beberapa minggu pertama banyak tergantung kepada produksi air susu induk. Produksi air susu tertinggi yang dapat dicapai oleh seekor induk ialah pada umur 2-3 tahun, sedangkan pada setiap periode laktasi yang lamanya delapan minggu puncak produksi didapatkan pada minggu ketiga Williams 2003. Secara umum dapat 19 dikatakan bahwa produksi air susu meningkat bila jumlah anak yang menyusu meningkat, akan tetapi jumlah air susu yang tersedia untuk setiap anak berkurang. Hal ini mungkin terjadi karena perbedaan produksi kelenjar-kelenjar air susu ambing. Bahan ransum yang paling disukai oleh anak-anak babi adalah air susu. Kebutuhan zat-zat makanan dari ransum bagi anak-anak yang sedang menyusu akan meningkat terus sesuai dengan bertambahnya umur dan berat badannya. Pada saat anak babi tumbuh produksi air susu induk akan menurun, maka untuk melengkapi kekurangan tersebut harus ditambahkan ransum padat bukan susu mulai pada umur satu atau dua minggu Parakkasi 1990.

2.4.5. Penyapihan

Menurut Asih 2003, penyapihan dapat dilakukan pada umur 3-5 minggu. Babi sapihan perlu mendapat perhatian khusus dalam hal tersedianya air minum, makanan, kebersihan dan kenyamanan agar diperoleh pertumbuhan, konversi pakan dan ketahanan hidup yang baik. Apabila umur penyapihan dipersingkat maka beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah bangunan kandang, kontrol lingkungan, higieny, nutrisi dan manajemen. Penyapihan pada umur delapan minggu dapat dilakukan supaya induk dapat beranak dua kali dalam setahun. Devendra Fuller 1979. Hal yang sama dikemukakan oleh Suharno dan Nazzaruddin 1994 dan Goodwin 1974, akan tetapi cara ini memerlukan pengelolaan yang lebih teliti terutama dalam hal pemberian ransum. Menurut Sihombing 2006, kebanyakan peternak menyapih anak babinya pada umur 4-6 minggu. Menyapih anak terlalu dini dapat menyebabkan kebuntingan dan litter size lahir yang rendah sehingga berpengaruh negatif terhadap banyak anak yang akan disapih. Disamping itu, anak babi yang disapih kurang dari empat minggu sangat mudah terkena stress dan penyakit. Sebaliknya bila menyapih anak babi lebih daripada enam minggu maka semakin berkurang bobot badan induk akan memperpanjang waktu untuk birahi kembali dan anak yang dihasilkan berkurang per induk pertahun. Rataan pertumbuhan bobot badan dan efisiensi penggunaan makanan anak babi dari bobot 18-90 kg dengan bobot sapih yang berbeda selengkapnya diperlihatkan pada Tabel 10. 20 Tabel 10 Rataan Pertumbuhan Bobot Badan dan Efisiensi Penggunaan Makanan Anak Babi dari Bobot 18-90 kg dengan Bobot Sapih yang Berbeda Berat sapih kg Rataan PBB harian kghari Efisiensi penggunaan makanan Diatas 18.1 0.72 2.83 13.6 – 18.1 0.71 2.63 Dibawah 13.6 0.69 2.52 Sihombing 2006 Bobot sapih anak babi merupakan indikator produksi air susu dari induk dan kemampuan bertumbuh anak babi. Faktor-faktor yang mempengaruhi bobot sapih anak babi adalah kesehatan anak babi, produksi susu induk dan cara pemberian makan Sihombing 2006. Pada umur penyapihan tertentu anak babi yang memiliki bobot badan yang tinggi saat disapih akan bertumbuh lebih cepat mencapai bobot pasar daripada anak babi yang bobot badannya lebih ringan Siagian 1999. Semakin berat anak babi waktu disapih efisiensi penggunaan makanan lebih baik dan rataan laju pertumbuhan lebih cepat daripada anak babi yang ringan Tabel 10. Pada umumnya kisaran bobot badan anak babi yang disapih adalah 13.6-18.1 kg. Bobot sapih adalah bobot badan anak babi saat dipisahkan dari induknya atau setelah disapih. Bobot sapih dipengaruhi oleh jenis kelamin, bobot badan dan umur induk, keadaan saat lahir, kemampuan induk untuk menyusui anak dan kuantitas serta kualitas ransum yang diberikan serta suhu lingkungan Hafez 1980. Menurut Williamson dan Payne 1993, penyapihan dini mempunyai banyak keuntungan seperti memberi kesempatan kepada induk untuk beranak lima kali dalam dua tahun. Penyapihan yang segera dilaksanakan akan menyebabkan birahi dan ovulasi pada babi betina dalam beberapa hari tanpa penurunan fertilitas apabila dikawinkan pada saat yang tepat Toelihere 1993. Penyapihan yang dilakukan kapan saja selama laktasi akan menimbulkan birahi. Birahi akan terlihat sesudah penghentian produksi susu. Toelihere 1993 juga menyatakan, bahwa produksi air susu memperpanjang interval antara partus dengan birahi dan ovulasi pertama. Sihombing 2006 menjelaskan bahwa rangsangan oleh tindakan anak menghisap puting susu mencegah keluarnya hormon Folicle Stimulating Hormone FSH pada induk babi sehingga mencegah pemasakan dan pelepasan ovum. 21

2.4.6. Fase Siklus Birahi