Proses Induk Babi Beranak

32 umur kebuntingan mencit Mus musculus dapat meningkatkan produksi air susu induk mencit. Mekanisme bangun-bangun untuk meningkatkan produksi air susu sampai saat ini belum diketahui secara pasti, namun karena adanya kemiripan senyawa aktif, memungkinkan mekanismenya hampir serupa, walaupun masih bersifat pendugaan. Bila dilihat dari mekanisme daun katuk, maka mekanisme peningkatan PASI dapat terjadi secara langsung ataupun tidak Suprayogi 2000. Salah satu senyawa aktif yang ada pada katuk Sauropus Androgynus L Merr dan juga ada pada bangun-bangun adalah 3-ethyl-3- hydroxy-5-alpha andostran- 17-one. Senyawa aktif ini terlibat secara langsung sebagai perintis atau intermediate step di dalam biosintesis steroid hormon pada ternak betina, seperti progesterone, estradiol dan glukokortikoid Despopoulos Silbernagl 1991. Hormon steroid mempunyai peranan penting dalam pengaturan proses reproduksi, laktasi, pertumbuhan dan proses fisiologi lainnya. Senyawa aktif yang terkandung di dalam bangun-bangun secara langsung ataupun tidak langsung mengatur laktogenesis dan laktasi, hormon prolaktin PRL, growth hormone GH, glucocorticoids, thyroid hormone, prostaglandin dan oksitosin. Aksi langsung akan terjadi mulai dari aksi prostaglandin dan steroid hormone glucocorticoids, progesteron, dan estradiol yang masing- masing diperoleh dari biosintesis eicosanoids dan hormon steroid. Hormon ini secara langsung merangsang sintesis DNA dan RNA di dalam sel sekretori kelenjar mammae. Aksi secara tidak langsung terjadi karena konsentrasi hormon ini tinggi di dalam aliran darah sehingga secara tidak langsung merangsang sel kelenjar pituitary anterior dan posterior untuk melepaskan PRL, GH dan oksitosin yang bekerja secara langsung pada kelenjar mammae Suprayogi 2000.

2.5.5. Proses Induk Babi Beranak

Hafez 1980 mengemukakan bahwa lama bunting ternak diukur dari saat terjadinya konsepsi pembuahan sampai terjadinya kelahiran. Kebuntingan terjadi apabila adanya fertilisasi yaitu bila satu sperma bersatu dengan sel telur untuk membentuk zigot dan didalam uterus terdapat pembentukan embrio dan fetus. Menurut Toelihere 1993, lama kebuntingan ternak babi berkisar antara 111-117 hari atau rata-rata 114 hari. Meskipun perkembangan sejak pembuahan hingga 33 kelahiran merupakan suatu proses berkesinambungan, kebuntingan dianggap terdiri dari tiga fase yaitu fase preimplantasi, embrio dan fetus Sihombing 2006. Hormon yang memprakarsai kelahiran proses kelahiran atau partus adalah prostaglandin yang dihasilkan oleh uterus. Hormon ini menyebabkan regresi korpus luteum dan mengakibatkan keluarnya hormon-hormon relaxin dan oksitoksin dari kelenjar pituitary. Kedua hormon tersebut menimbulkan relaksasi serviks sehingga terbuka corong jalan anak lahir dan ositoksin menyebabkan kelenjar susu mengeluarkan air susu Sihombing 2006. Ciri-ciri induk babi yang akan beranak adalah memperlihatkan tanda-tanda gelisah dan aktivitas membuat sarang. Laju pernafasan meningkat selama 12 jam terakhir dan temperatur rektum meningkat lima jam sebelum beranak. Kelahiran paling sering terjadi pada malam hari. Induk beranak dengan merebahkan tubuhnya pada salah satu sisi kandang. Sekitar 70 anak babi lahir dengan kaki depan lebih dulu keluar. Kebanyakan dari anak yang mati lahir oleh proses kelahiran yang lama berlangsung disebabkan oleh kurang bernafas selama dalam saluran kelahiran Sihombing 2006. Waktu kelahiran yang kelamaan melemahkan anak babi saat lahir dan anak tersebut kurang kuat bersaing dengan rekannya sekelahiran untuk memperoleh air susu. Penyebab utama kejadian anak babi mati lahir adalah lemas karena kekurangan oksigen. Dalam hal ini plasenta terlalu dini terlepas dan tali pusar putus sebelum anak babi lahir, sehingga anak babi kekurangan oksigen. Tabel 11 menunjukkan, bahwa semakin lama proses babi beranak maka kejadian mati lahir semakin tinggi. Tabel 11 Hubungan antara Lama Proses Kelahiran dengan Kejadian Mati Lahir Lama proses beranak jam Anak mati lahir Kejadian mati lahir Kurang dari 1 3.8 25.0 1-2 3.7 32.7 2-3 5.6 59.4 3-4 9.7 30.4 Lebih dari 6 30.4 75.0 Sumber: Sihombing 2006 Gelisah merupakan tanda-tanda luar seekor ternak yang akan beranak. Proses kelahiran biasanya dibagi dalam tiga fase: 1 pelebaran serviks, 2 pengeluaran fetus, dan 3 pengeluaran plasenta. Kontraksi perut ditambah dengan 34 kontraksi uterus akan mendorong fetus keluar. Pada babi, kontraksi dimulai tepat diatas anak babi yang berada dekat serviks, sementara dibelakangnya uterus tetap diam. Kontraksi uterus menyebabkan kuku anak babi ditusukkan ke plasenta sehingga keluar cairan amnion yang berfungsi sebagai pelicin Tomaszewska et al. 1991. Karena induk babi melahirkan banyak anak, fetus relatif kecil dan jarang terjadi kesulitan beranak. Pada babi, yang mungkin pertama keluar adalah kepala atau kaki. Posisi posterior menyebabkan tingginya tingkat kematian. Posisi kelahiran normal adalah kaki depan keluar pertama dengan kepala terletak diantara kedua kaki Tomaszewska et al. 1991. 35

3. MATERI DAN METODE

3.1. Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan sejak bulan Januari hingga September 2010. Persiapan pembuatan bahan tepung tanaman bangun-bangun dilakukan di Fakultas Teknologi Pertanian dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor IPB. Penelitian penambahan tepung tanaman bangun-bangun dalam ransum dan pemberiannya pada induk babi dilakukan di usaha peternakan babi CV Adhi Farm yang berlokasi di Desa Sepreh, Kelurahan Sroyo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karang Anyar, Provinsi Jawa Tengah. Analisis kualitas tepung tanaman bangun-bangun, pakan dan feses dilakukan di PAU IPB, Bogor.

3.2. Materi dan Peralatan

Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 24 ekor babi bunting yang tercatat tanggal pengawinannya. Tempat khusus yang digunakan untuk pemeliharaan ternak adalah kandang induk babi beranak individu yang dilengkapi dengan tempat makan dan water nipple, sedangkan peralatan lain yang digunakan adalah ember, sapu lidi, sekop dan timbangan kapasitas 2.5 dan 25 kg masing- masing untuk menimbang ransum dan anak babi. Suhu dan kelembaban udara diukur dengan Thermohygrometer.

3.3. Pembuatan Tepung Tanaman Bangun-bangun

Tanaman bangun-bangun yang digunakan adalah tanaman bangun- bangun Coleus amboinicus Lour segar hasil identifikasi LIPI 2011. Tanaman bangun-bangun sebelum dikeringkan, diangin-anginkan terlebih dahulu, kemudian ditimbang dan dikeringkan di rumah kaca dan dilanjutkan dengan oven pada suhu 60 C sampai kering. Tanaman bangun-bangun yang telah dikeringkan kemudian dihaluskan dengan menggunakan grinder, lalu diayak dengan ayakan ukuran 50 mesh dan hasilnya adalah tepung tanaman bangun-bangun TTB.