Bobot Lahir Anak Babi
penelitian ini yaitu 1.52 ± 0.18 kg. Pengaruh perlakuan terhadap bobot lahir per litter size dan per ekor anak babi dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23 Pengaruh Perlakuan terhadap Bobot Lahir per Litter dan per Ekor
Pemberian Ransum
Rataan R0
R1 R2
R3 -------------------------------------Bobot lahir kglitter -----------------------------------
W1 15.87 ± 3.49
13.43 ± 5.93 16.60 ± 2.01
14.53 ± 6.74 15.11 ± 4.39
W2 13.85 ± 4.22
13.65 ± 2.09 15.00 ± 4.77
18.03 ± 0.45 15.13 ± 3.40
Rataan 14.86 ± 3.63
13.54 ± 3.98 15.80 ± 3.39
16.28 ± 4.68 -----------------------------------Bobot lahir kgekor -------------------------------------
W1 1.48 ± 0.24
1.64 ± 0.10 1.58 ± 0.53
1.56 ± 0.17 1.56 ± 0.69
W2 1.50 ± 0.10
1.42 ± 0.09 1.46 ± 0.04
1.56 ± 0.21 1.49 ± 0.12
Rataan 1.49 ± 0.17
1.53 ± 0.14 1.51 ± 0.27
1.56 ± 0.17 Keterangan: R0 = ransum kontrol, R1= ransum kontrol + 2.5 TTB, R2 = ransum kontrol + 5
TTB, R3 = ransum kontrol + 7.5 TTB, W1 = waktu kebuntingan hari ke-107; W2 = waktu sesaat setelah beranak
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa taraf penambahan TTB dalam ransum dengan waktu pemberian pada induk babi yang berbeda serta interaksi
keduanya tidak berpengaruh baik terhadap bobot lahir anak babi per litter maupun per ekor. Bobot lahir anak per litter dengan pemberian ransum perlakuan pada
W1 15.11 ± 4.39 kglitter sedikit lebih rendah daripada W2 15.13 ± 3.40 kglitter, tetapi sebaliknya rataan bobot lahir per ekor pada W1 1.56 ± 0.69
kgekor lebih tinggi daripada W2 1.49 ± 0.12 kgekor. Perbedaan antara bobot lahir per litter dan per ekor pada penelitian ini sangat dipengaruhi oleh litter size
lahir total anak babi. Analisis korelasi menunjukkan adanya korelasi P0.01 antara bobot lahir
per litter dengan litter size lahir. Hal ini berarti semakin banyak litter size lahir maka akan semakin berat bobot lahir per litter, tetapi sebaliknya semakin banyak
litter size lahir maka bobot per ekor anak babi akan semakin kecil. Pada Gambar 12 a dan b terlihat bahwa semakin besar bobot lahir per litter tidak selalu
diikuti bobot lahir per ekor ataupun sebaliknya. Rataan bobot lahir per litter dan per ekor selama penelitian selengkapnya diperlihatkan pada Gambar 12.
a
b Gambar 12 Bobot Lahir Anak Babi a per Litter dan b per Ekor
Bobot lahir per litter pada R1W1 13.4 kg adalah yang paling kecil, tetapi bobot lahir per ekornya adalah yang paling besar 1.64 kg. Bobot lahir per litter
pada R3W2 18.0 kg adalah yang paling besar tetapi bobot lahir per ekornya 1.56 kg bukan yang terbesar maupun terkecil. Analisa korelasi menunjukkan
tidak adanya hubungan antara bobot lahir per litter dengan bobot lahir per ekor. Bobot lahir per litter dan per ekor lebih banyak dipengaruhi oleh litter size lahir
anak babi. Penelitian Isley et al. 2004 menyatakan, bahwa penggunaan carvacrol dalam suatu campuran ekstrak tanaman sebagai suplemen dalam
ransum ternak babi menghasilkan bobot lahir lebih tinggi dibanding babi yang
15,9
13,4 16,6
14,5 13,9
13,7 15,0
18,0
12,00 13,00
14,00 15,00
16,00 17,00
18,00 19,00
R0 R1
R2 R3
B o
b o
t la h
ir p
er litte
r k
g
Ransum perlakuan W1
W2
1,48 1,64
1,58 1,56
1,50 1,42
1,46 1,56
1,30 1,35
1,40 1,45
1,50 1,55
1,60 1,65
1,70
R0 R1
R2 R3
B obot
l ah
ir pe
r ek
or k
g
Ransum perlakuan W1
W2
diberi ransum tanpa suplementasi. Tanaman bangun-bangun mengandung senyawa carvacrol Lawrence et al. 2005, tetapi hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa taraf penambahan TTB dalam ransum dan waktu pemberian yang berbebeda tidak berpengaruh terhadap bobot lahir anak babi.
Pertambahan berat fetus sangat tinggi pada saat tiga minggu menjelang kelahiran Sihombing 2006, dengan demikian penambahan TTB tujuh hari
sebelum prediksi babi beranak diharapkan dapat meningkatkan bobot lahir anak babi. Pemberian TTB lebih awal dan dengan jumlah penambahan yang lebih
banyak seyogianya dapat meningkatkan bobot lahir sesuai dengan pendapat Isley et al. 2004. Tanaman bangun-bangun mempunyai manfaat yang mirip dengan
tanaman katuk. Sebanyak 100 gram daun bangun-bangun mengandung kalsium, besi dan karoten lebih banyak dibandingkan dengan daun katuk Sauropus
androgynus L Merr. Khususnya beta karoten dapat meningkatkan produksi protein uterus, yang berguna untuk mendukung pertumbuhan fetus. Beta karoten
juga mampu meningkatkan produksi progesteron Phuc et al. 2005.