Litter Size Sapih Pengaruh Perlakuan terhadap Penampilan Anak Babi Menyusu

ekor lebih tinggi daripada W2 9.67 ekor, dan dengan ransum R2 11.17 ekor adalah litter size lahir hidup yang tertinggi sedangkan R0 8.83 ekor adalah yang terendah. Persentase mortalitas pada W1 6.67 lebih rendah daripada W2 12.04, dan persentase mortalitas pada ransum R3 3.86 adalah yang terrendah tetapi pada R0 15.03 adalah yang tertinggi. Gambar 20 secara rinci memperlihatkan litter size sapih anak babi berdasarkan perlakuan. Gambar 20 Litter Size Sapih Gambar 20 terlihat, bahwa perlakuan R2W1 11.33 ± 1.15 ekor mempunyai liiter size sapih tertinggi dan berbeda nyata P0.05 dengan perlakuan R0W2 6.67 ± 1.53 ekor dan R1W1 6.67 ± 2.31 ekor tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Apabila dikaitkan dengan litter size lahir hidup Tabel 21 perlakuan R2W1 12.00 ± 1.73 ekor adalah tertinggi sedangkan perlakuan R0W2 7.00 ± 1.73 ekor adalah yang terendah. Sama halnya dengan persentase mortalitas Tabel 35, pada perlakuan R3W1 2.38 ± 4.12 adalah yang paling rendah dan R0W2 20.8 ± 26.00 tertinggi. Bila litter size lahir tinggi maka litter size sapih akan tinggi, tetapi dengan mortalitas prasapih yang seimbang. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara littersize lahir hidup dengan litter size sapih sangat nyata P0.01 artinya apabila anak babi lahir hidup tinggi maka anak babi sapihan juga akan tinggi. 9,33 6,67 11,33 8,67 6,67 9,67 8,33 11,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00 11,00 12,00 R0 R1 R2 R3 L itte r s iz e sa p ih eko r Ransum perlakuan W1 W2

4.7.6. Umur Sapih

Menurut Asih 2003 penyapihan dapat dilakukan pada umur 3-5 minggu. Apabila umur penyapihan dipersingkat maka beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah bangunan kandang, kontrol lingkungan, higienis dan nutrisi dengan manajemen. Penyapihan pada umur delapan minggu dapat dilakukan supaya induk babi dapat beranak dua kali dalam setahun Devendra Fuller 1979. Pengaruh perlakuan terhadap umur sapih diperlihatkan pada Tabel 37. Tabel 37 Pengaruh Perlakuan terhadap Umur Sapih Pemberian Ransum Rataan R0 R1 R2 R3 -------------------------------------- Umur sapih hari --------------------------------------- W1 27.67 ± 1.15 26.33 ± 3.06 26.67 ± 3.21 24.00 ± 1.00 26.17 ± 2.44 W2 27.67 ± 2.08 25.67 ± 3.06 27.67 ± 1.53 28.67 ± 0.58 27.42 ± 2.07 Rataan 27.67 ± 1.51 26.00 ± 2.76 27.17 ± 2.32 26.33 ± 2.66 Keterangan: R0 = ransum kontrol, R1= ransum kontrol + 2.5 TTB, R2 = ransum kontrol + 5 TTB, R3 = ransum kontrol + 7.5 TTB, W1 = umur kebuntingan hari ke-107; W2 = waktu sesaat setelah beranak Rataan umur sapih dalam penelitian ini adalah 26.79 ± 2.30 hari dengan koefisien keragaman 8.5. Tabel 37 memperlihatkan, bahwa umur sapih anak babi dengan waktu pemberian ransum perlakuan pada W1 26.17 ± 2.44 hari sedikit lebih singkat daripada W2 27.42 ± 2.07 hari, dan perbedaan ini dapat disebabkan prosedur penyapihan yang dijalankan peternak. Umur penyapihan anak babi menurut taraf penambahan TTB dalam ransum R126.00 ± 2.76 hari adalah yang paling singkat dan dengan R0 27.67 ± 1.51 hari adalah yang paling lama. Hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa taraf penambahan TTB dalam ransum dan waktu pemberian serta interaksi keduanya tidak berpengaruh terhadap umur sapih anak babi. Hal ini dapat dimaklumi karena umur sapih lebih ditentukan oleh manajemen yang dijalankan peternakan dengan target umur menyapih adalah kira-kira 25 hari. Penyapihan dilakukan secara berkelompok dan minimal empat ekor induk babi secara bersamaan dan biasanya dilakukan oleh peternak pada hari Jumat. Penyapihan secara berkelompok ditujukan untuk mempermudah pengawinan saat birahi kembali yang diharapkan juga secara serentak setelah penyapihan, karena di peternakan ini sebagian besar induk babi dikawinkan dengan cara inseminasi buatan IB.