berkisar 4-7 kgeh. Setelah pemberian ransum selesai dan ransumnya habis, maka dilanjutkan dengan pembersihan kandang dan tempat ransum baik pagi maupun
siang hari. Pembersihan kandang dilakukan dengan cara menyemprotkan air dari selang dengan tekanan tinggi.
Induk babi bunting dipindahkan ke kandang induk beranak sekitar 7–10 hari sebelum tanggal prediksi induk babi akan beranak dan dilakukan secara
berkelompok antara 6-10 ekor induk babi. Anak babi yang baru lahir ditangani dengan cara membersihkannya dari lendir yang menutupi hidung dan mulutnya,
kemudian melumuri badannya dengan malstra. Malstra adalah antibiotik berbentuk tepung yang ditaburkan di seluruh badan anak babi sesaat setelah lahir
dan dibersihkan. Malstra juga berfungsi untuk mempercepat proses pengeringan badan anak babi dari lendir.
Segera setelah anak babi lahir, tali pusar dan gigi dipotong dan diberi tanda bulan lahir dengan cara penyobekan pada daun telinga ear notching serta
memotong 23 bagian ekor dari pangkalnya. Vaksinasi hog cholera dilakukan pada anak babi sebelum disapih. Anak babi prasapih diberi ransum prestarter
setelah berumur 10 hari. Penyapihan dilakukan pada umur ± 26 hari secara berkelompok dengan memindahkan induk ke kandang induk babi kering yang
berdekatan dengan pejantan, sedangkan anak babi tetap tinggal di kandang induk beranak hingga berumur satu bulan. Hal ini dilakukan agar induk babi dapat cepat
birahi kembali dan anak babi tidak terlalu mengalami cekaman karena tidak lagi mendapatkan air susu dari induknya. Desinfeksi dilakukan setiap hari Senin,
Kamis dan Sabtu dengan menyemprotkan desinfektan ke seluruh bagian kandang.
4.5. Komposisi Nutrisi Ransum
Persyaratan nutrisi induk babi laktasi berdasarkan SNI 2006a untuk abu, lemak dan serat kasar masing-masing maksimum 8, 8 dan 7, sedangkan
kandungan protein minimum 15. Perbandingan antara SNI nutrisi induk babi laktasi 2006a dengan hasil analisa proksimat ransum yang digunakan dalam
penelitian maka dapat disimpulkan bahwa kadar lemak, protein dan serat kasar ransum penelitian memenuhi persyaratan untuk menjadi ransum induk babi. Hasil
analisa proksimat ransum perlakuan pada Tabel 16 memperlihatkan, bahwa
semakin tinggi taraf penambahan TTB dalam ransum induk babi, maka peningkatan kandungan protein, serat kasar dan abu terjadi dalam ransum,
sebaliknya penurunan kadar lemak juga terjadi seiring dengan taraf penambahan TTB dalam ransum induk babi.
Tabel 16 Hasil Analisa Proksimat TTB, Ransum dan Daya Cerna
Bahan analisa proksimat
Abu Lemak
Protein Serat kasar
------------------------------ BK ----------------------------- TTB
15.39 4.61
23.55 8.26
R0 7.49
5.70 17.00
3.36 R1
9.70 5.66
17.20 4.54
R2 10.10
5.62 17.54
4.41 R3
10.88 5.57
17.91 4.79
Daya cerna R0 -
2.15 3.87
-11.41 Daya cerna R1
- 2.84
5.41 -6.34
Daya cernaR2 -
2.53 5.32
-8.05 Daya cerna R3
- 2.49
4.09 -7.08
Keterangan: KA= kadar air, BK= bahan kering, R0 = ransum kontrol, R1= ransum kontrol + 2.5 TTB, R2 = ransum kontrol + 5 TTB, R3 = ransum kontrol + 7.5 TTB,
Sumber: Pusat Antar Universitas IPB 2011
Kecernaan protein dan lemak dari ransum diperoleh dengan cara mengurangi kandungan protein dan lemak yang ada didalam ransum dengan yang
ada di dalam feses. Daya cerna protein ransum oleh induk babi dengan ransum R1 5.41 adalah yang paling tinggi sebaliknya ransum R0 3.87 adalah
yang paling rendah. Daya cerna lemak yang tertinggi adalah pada ransum R1 2.84 dan yang paling rendah adalah pada ransum R0 2.15 .
Peningkatan penggunaan lemak dan protein ransum lebih tinggi pada ransum dengan penambahan TTB dalam ransum induk babi. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sahelian 2006 yang menyatakan, bahwa senyawa forskolin yang terkandung dalam TTB bersifat merombak lemak menjadi energi. Khajarern dan
Khajarern 2002 menyatakan bahwa penambahan thymol dan carvacrol dalam ransum ternak akan membantu proses pencernaan dan meningkatkan kecernaan
protein. Peningkatan kandungan abu dan serat kasar didalam ransum tidak diikuti
oleh kandungan yang sama dalam feses, sebaliknya di dalam feses terjadi penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan penambahan TTB dalam ransum