Hormon yang Berperan dalam Reproduksi

25 ataupun yang tidak divasektomi dan ditempatkan pada kandang yang berdekatan dengan babi betina, akan sangat membantu dalam menentukan birahi. Babi betina yang estrus akan cenderung mencari pejantan atau mau menerima kehadiran pejantan tersebut. Cara yang efektif untuk mendeteksi estrus yaitu uji penekanan pada punggung babi betina dan menggunakan pejantan. Persentase keberhasilan deteksi birahi dengan menggunakan uji penekanan pada punggung babi pejantan yaitu 100. Persentase babi betina yang dideteksi birahi selama lebih dari satu hari dengan menggunakan uji penekanan pada punggung adalah 94 dan dengan menggunakan babi jantan adalah 83 Gardner et al. 1990. Lama estrus pada babi betina berkisar antara satu sampai empat hari Day 1972, 50 jam atau berkisar 24-72 jam Alexander et al. 1980, 47 jam pada babi dara dan 56 jam pada babi induk Anderson et al. 1966. Menurut Toelihere 1993, estrus pada babi betina berlangsung dua sampai tiga hari dengan variasi antara satu sampai empat hari. Bangsa, varietas dan gangguan hormonal dapat mempengaruhi lamanya estrus. Babi dara sering tidak memperlihatkan estrus lebih dari satu hari, sedangkan babi induk pada umumnya menunjukkan birahi selama dua hari atau lebih dan rataan periode birahi adalah 12 sampai 18 jam lebih lama daripada babi dara. Estrus biasanya terjadi tiga sampai delapan hari sesudah penyapihan apabila anak-anak babi dipisahkan enam sampai delapan minggu sesudah partus. Menurut Sihombing 2006 dan Belstra 2003, periode estrus pada babi dara lebih singkat dibandingkan babi induk. Menurut Goodwin 1974, periode estrus pada babi dara selama 12-36 jam. Selama waktu tersebut babi dara akan menerima pejantan dan sekitar 18-20 sel telur fertil diproduksi dalam ovarium.

2.5. Fisiologi Reproduksi dan Laktasi

2.5.1. Hormon yang Berperan dalam Reproduksi

Hormon adalah suatu zat atau bahan yang dihasilkan oleh kelenjar tertentu yang tidak mempunyai saluran, disebut kelenjar endokrin dan disebarkan melalui peredaran darah untuk memberikan efek tertentu pada sel-sel jaringan tubuh Hafez 1980. Hormon dapat dikelompokkan menurut tempat asalnya yaitu dari hipotalamus, pituitary, gonad testis dan ovary, dan beberapa lainnya seperti 26 prostaglandin dari uterus, bermacam-macam hormon dari plasenta atau yang dihasilkan oleh unit plasenta-fetus selama kebuntingan. Pengelompokan ini dibuat untuk menyederhanakan, karena reproduksi adalah suatu sistem yang kompleks yang didalamnya sistem saraf-endokrin berinteraksi diantara komponen- komponen gonad, dan bagian-bagian lain sistem reproduksi. Mekanisme kerja hormon reproduksi pada ternak domestikasi selengkapnya diperlihatkan pada Gambar 4. Gambar 4. Mekanisme Kerja Hormon Reproduksi Richard 1999 Hormon-hormon hipotalamus diketahui sebagai hormon pelepas atau penghambat, yang langsung berhubungan dengan reproduksi adalah Gonadotropin Releasing Hormone GnRH yang menyebabkan dilepaskannya folicle Stimulating Hormone FSH dan Luteinizing Hormone LH Toelihere 1979. Perlu dicatat bahwa ada satu hormon pelepas untuk FSH dan LH. Folicle Stimulating Hormone pada babi adalah suatu glikoprotein dengan berat molekul 67 000. hormon tersebut larut dalam air dan stabil pada pH 4-11, dan mempunyai titik isoelektrik pada pH 4.5 dengan mengandung hexosamin, hexose, nitrogen dan sulfur. Fungsi utama dari FSH adalah stimulasi pertumbuhan dan pematangan folikel de Graaf di dalam ovarium dan spermatogenesis di dalam tubulus seminiferi testis. Luteinizing hormone pada babi berat molekulnya adalah 100000. Luteinizing hormone bekerjasama dengan FSH untuk menstimulir pematangan folikel dan pelepasan estrogen Hafez 1980. Sesudah pematangan folikel, LH 27 menyebabkan ovulasi dengan menggertak pemecahan dinding sel dan pelepasan ovum. Beberapa peneliti menyatakan LH adalah bersifat luteotropik. Hormon dari pituitary anterior yang berhubungan dengan reproduksi diketahui merupakan gonadotropin gonad-loving Hafez 1980 yaitu FSH dan LH. Semua hormon pituitary anterior adalah glikoprotein dan mempunyai struktur yang rumit. Hormon tersebut belum dapat disintesis secara buatan. Prolaktin PRL atau Luteotropic Hormone atau LTH suatu hormon protein dengan berat molekul 22 000-35 000, di-inaktifkan oleh pepsin, trypsin dan zat-zat lain yang bereaksi dengan kelompok-kelompok asam amino bebas. Prolaktin merangsang laktasi pada mammalia, memelihara aktifitas fungsional korpus luteum, menstimulir pelepasan progesteron dan menstimulir tingkah laku keibuan Toelihere 1979. Pituitary posterior menyimpan dan mengeluarkan dua jenis hormon yang dihasilkan oleh neuron tertentu dalam hipotalamus, yang aksonnya menjalar dari hipotalamus sampai ke pituitary Hafez 1980. Oksitoksin merupakan salah satu yang berhubungan dengan reproduksi. Oksitoksin adalah okta peptida yang mengandung 8 asam amino dengan berat molekul 1 000 dan relatif bersifat basa dengan titik isoelektrik pada pH basa. Hormon tersebut merupakan peptida dengan sembilan macam asam amino dan dapat disintesa secara buatan. Fungsi utama dari hormon oksitoksin adalah membantu kontraksi uterus untuk memperlancar kelahiran dan menstimulir keluarnya air susu. Secara klinis oksitosin telah lama digunakan untuk membantu induksi partus dengan menstimulir kontraksi uterus. Efek let down susu disebabkan oleh kerja oksitosin terhadap sel-sel mioepitel kelenjar mammae. Sel-sel tersebut mengandung elemen-elemen kontraktil dan berkontraksi bila dirangsang oleh oksitosin dengan akibat peningkatan tekanan air susu dalam kelenjar mammae Toelihere 1979. Estrogen adalah hormon yang menimbulkan estrus atau birahi pada hewan betina Hafez 1980. Estrogen adalah salah satu dari tiga kelompok hormon yang dihasilkan oleh ovarium. Kedua hormon lainnya adalah progesteron dan relaksin. Estrogen dan progesteron umumnya disebut hormon-hormon kelamin betina dan tergolong hormon steroid. Hormon estrogen mungkin disekresikan oleh theka interna dari folikel de Graaf. Jaringan ini kaya akan estrogen dan memperlihatkan aktivitas yang maksimum selama fase estrogenik dari siklus birahi Toelihere 28 1979. Estrogen tidak disimpan dalam tubuh, tetapi disingkirkan melalui inaktivasi dan dikeluarkan melalui urine dan feses. Progesteron disekresikan oleh sel-sel lutein korpus luteum Hafez 1980. Disamping hormon ini dihasilkan juga oleh plasenta. Progesteron juga tidak disimpan di dalam tubuh, tetapi dipakai secara cepat atau disekresikan dan hanya terdapat dalam konsentrasi rendah di dalam jaringan tubuh. Sesudah ovulasi yang disebabkan oleh LH terbentuklah korpus hemorhagikum di dalam ovarium yang kemudian berkembang menjadi korpus luteum. Korpus luteum dibentuk dan dipertahankan oleh LTH atau prolaktin. Dibawah pengaruh prolaktin, sel-sel lutein menghasilkan progesteron. Korpus luteum adalah esensial sepanjang masa kebuntingan pada babi Toelihere 1979. Fungsi progesteron sulit dipisahkan dari hormon-hormon lain seperti estrogen. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa estrogen terutama menyebabkan proses-proses pertumbuhan, sedangkan progesteron menstimulir diferensiasi jaringan kelenjar mammae. Relaxin adalah hormon yang berfungsi mengendorkan symphysis pelvis. Relaxin adalah suatu polipeptida yang larut dalam air yang dengan berat molekul kira-kira 10.000 Toelihere 1979. Hormon ini dapat diisolasi dalam bentuk murni sehingga sifat-sifat fisiko kimianya belum sempurna diketahui. Relaxin dihasilkan oleh korpus luteum selama masa kebuntingan. Disamping plasenta, uterus juga mungkin mensekresikan relaxin pada beberapa jenis hewan. Konsentrasi relaxin dalam ovarium babi sangat meningkat pada permulaan kebuntingan dan mencapai suatu ketinggian kira-kira 10.000 GPU per gram berat basah ovarium yang dipertahankan sampai partus. Hormon relaxin bekerjasama dengan sangat erat dengan hormon estrogen pada saat induk babi partus Hafez 1980. Prostaglandin PGF2α merupakan sekelompok lemak yang larut dalam asam yang banyak ditemui hampir di seluruh bagian dari tubuh Toelihere 1979. Prostaglandin diproduksi oleh uterus dan ditransportasikan oleh suatu mekanisme arus balik ke ovarium dan PGE 2α juga dihasilkan oleh folikel-folikel sebelum ovulasi. Prostaglandin berbeda dengan hormon biasa dalam hal fungsinya sebagai hormon lokal yang sangat kuat, efektif pada atau dekat lokasi pembentukannya. Konsentrasinya dalam darah sangat rendah karena cepat dipecah di paru-paru dan hati Hafez 1980. 29

2.5.2. Persiapan Laktasi