Khusus di lembaga pendidikan umum, pendidikan agama disajikan pada dataran memperkenalkan ajaran-ajaran agama yang ada di Indonesia. Namun, ketika
ada hal-hal yang dipandang dapat menyentuh permasalahan aqidah keyakinan, maka diambil kebijaksanaan dengan menyajikan hal tersebut secara terpisah sesuai
dengan kondisi peserta didik dilihat dari keyakinannya masing-masing. Hal terpenting yang perlu diingat adalah pendidikan agama yang dilaksanakan
di sekolah-sekolah bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada peserta didik sesuai dengan konsep kebaikan agama masing-masing. Lebih jauh lagi
diharapkan dengan mengikuti program pendidikan agama di sekolah, peserta didik mampu menerapkan ajaran agamanya di dalam kehidupan sehari-hari.
43
Nilai-nilai Islam yang ingin ditanamkan kepada peserta didik tidak hanya dibatasi kepada nilai ibadah dan moral saja. namun perlu diingat bahwa Islam
memiliki ajaran terpenting walaupun keberadaannya harus diimbangi dengan dua hal diatas.
Ajaran yang dimaksudkan adalah “tradisi intelektual” dengan landasan semangat pembuktian akan kebenaran Allah, hal ini terbukti dengan pernyataan Allah
yang begitu memberikan penghargaan terhadap mereka yang berilmu pengetahuan al-
Qur’an 58: 00. Bahkan Allah secara tegas menyatakan bahwa hanya orang-orang yang berilmu sajalah yang memiliki tingkat pengabdian kepada-Nya yang paling
tinggi al- Qur’an 35:28.
44
Pendidikan Agama Islam di sekolah Menengah Pertama SMP bertujuan untuk:
1 Menumbuh
kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannnya kepada Allah
SWT.
43
Armai Arief, Reformulasi pendidikan…, h. 80-81
44
Armai Arief, Reformulasi pendidikan…, h. 82-83
2 Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia,
yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi tasamuh, menjaga keharmonisan secara
personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
45
d. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Ruang lingkup pendidikan agama Islam di sekolah terbagi menjadi beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut seperti aspek fiqih, aspek sejarah kebudayaan Islam,
aspek Aqidah dan akhlak serta aspek qur’an hadist. Untuk mencapai tujuan pendidikan agama, maka ruang lingkup materi
pendidikan agama Islam kurikulum 1994, pada dasarnya mencakup tujuh unsur pokok, yaitu al-
Qur’an hadist, syari’ sejarah Vslam yang menekankan pada perkembangan politik. Pada kurikulum 1999 dipadatkan menjadi lima unsur pokok,
yaitu al- Qur’an hadist, keimanan, akhlak, fiqh dan bimbingan ibadah serta tarikh
sejarah yang lebih menekankan pada perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
46
Dari penjelasan di atas maka ruang lingkup pendidikan agama Islam di sekolah umum dan di sekolah madrasah dibedakan.Misal, pada sekolah umum, pelajaran
agama Islam dijadikan dalam bidang study yang mencakup Qur’an hadist, aqidah,
fiqih, sejarah kebudayaan Islam.Sedangkan kalau disekolah madrasah terbagi dalam beberapa mata pelajaran yang terpisah.
B. Hasil Penelitian Relevan
Penelitian yang berhubungan dengan pengaruh penggunaan metode resitasi terhadapa hasil belajar PAI pada siswa adalah:
45
Permendiknas No. 22 tahun 2006, Standar Isi Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama SMP
46
Muhaimin, et. al, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, bandung: Remaja Rosda Karya, 2004, h. 79
1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuli Nahdiyatul Hidayah tentang
“Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan metode Resitasi pada Mata Pelajaran Akutansi Materi Buku Besar di SMK Lebak Bulus”
47
menyatakan bahwa penerapan metode resitasi dapat meningkatkan hasil belajar Akutansi
siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilqai rata-rata N-Gain dari siklus I adalah 0,35 meningkat pada siklus II menjadi 0,67.
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zuliah Khaerani
tentang “Penggunaan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa di Kelas XI
IPA 5 di SMAN 5 Bekasi”
48
menyatakan bahwa dengan menggunakan metode resitasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran biologi.
Dimana hasil penelitiannya menunjukkan pada siklus 2 terjadi peningkatan hasil belajar yaitu dapat dilihat pada rerata pretest 50,81 dan posttest 83,56
serta N-Gain 0,67 sedang.
C. Kerangka Konseptual
Belajar merupakan usaha mengubah tingkah laku individu yang belajar, dan perubahan aspek ini menyangkut segala aspek organism dan tingkah laku. Proses
belajar yang dilakukan siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi minat, bakat dan motivasi, sedangkan faktor eksternal meliputi
kualitas guru, lingkungan keluarga dan masyarakat. Hasil belajar siswa akan tercapai bila kedua faktor tersebut dapat mendukung dalam proses belajar mengajar.
Salah satu masalah dalam pembelajaran di sekolah adalah rendahnya hasil belajar siswa. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa.Salah
satunya adalah penggunaan metode pembelajaran yang kurang merangsang siswa
47
Yuli Nahdiyatul Hidayah tentang “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan metode Resitasi pada Mata Pelajaran Akutansi Materi Buku Besar di SMK Lebak Bulus” Skripsi S.I Universitas
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013.
48
Zuliah Khaerani tentang “Penggunaan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa di Kelas XI IPA 5 di SMAN 5 Bekasi, Skripsi S.I Universitas Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta 2011.