Pengujian Validitas Instrumen Penelitian

2. Pengujian Reabilitas

Reliabilitas tes merupakan ukuran yang menyatakan konsistensi alat ukur yang digunakan. Suatu tes dapat mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Nilai reliabilitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien reliabilitas. Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Spearman- Brown dengan metode belah dua split-halfmethod sebagai berikut: � = � + � Keterangan : r 11 : Koefisien reliabilitas r xy : Korelasi antara skor tiap soal yang dibelah dua, dihitung menggunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut :                      2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r XY Keterangan: XY r : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X : Skor per item yang diuji Y : Jumlah nilai setiap siswa Y X  : Jumlah hasil kali X dengan Y 2 X : Kuadrat dari X 2 Y : Kuadrat dari Y N : Banyaknya subjek skor X dan skor Y Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh adalah dengan melihat tabel 3.6 berikut ini : Tabel 3.5 Interpretasi Reliabilitas Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81  r  1,00 Sangat Tinggi 0,61  r  0,80 Tinggi 0,41  r  0,60 Cukup 0,21  r  0,40 Rendah 0,00  r  0,20 Sangat Rendah Perhitungan nilai reliabilitas ini terdapat pada lampiran. Hasil uji reliabilitas instrumen tes dengan menggunakan software anates versi 4.0 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Statistik Butir Soal r 11 0,76 Kesimpulan Tinggi Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa instrumen ini layak digunakan dalam penelitian.

3. Daya Pembeda

Daya pembeda suatu butir soal adalah bagaimana kemampuan butir soal tersebut untuk membedakan siswa yang termasuk kelompok atas upper group dengan siswa yang termasuk kelompok bawah lower group. 10 Untuk menentukan daya pembeda, seluruh siswa diranking dari nilai tertinggi hingga terendah. Kemudian, diambil 50 skor teratas sebagai kelompok atas J A dan 50 skor terbawah sebagai kelompok bawah J B . Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan rumus: B B A A J B J B D   Keterangan: D : Daya Pembeda B A : Jumlah kelompok atas yang menjawab benar B B : Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar J A : Jumlah peserta kelompok atas J B : Jumlah peserta kelompok bawah Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi D. Jika diperoleh indeks diskriminasi bernilai negatif, maka sebaiknya dibuang, Karena tanda negatif pada indeks diskriminasi digunakan jika suatu soal “terbalik” menunjukkan kualitas peserta didik. Yaitu, peserta didik yang menguasai materi disebut kurang pandai, sedangkan peserta didik yang belum menguasai materi disebut pandai. D aya pembeda ditunjukkan pada Tabel 3.8 di bawah ini. 10 Ibid., h. 211 Tabel 3.7 Interpretasi Daya Pembeda Daya pembeda Klasifikasi 0,70  D 1,00 Baik sekali excellent 0,41  D 0,70 Baik good 0,20  D 0,40 Cukup satisfactory 0,00  D 0,20 Buruk poor Hasil uji coba instrumen tes dengan menggunakan software anates versi 4.0 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.8 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Kriteria No.Soal Jumlah Sangat Buruk 24, 40 2 Buruk 2, 3, 7, 8, 13, 17, 18, 20, 21, 25, 36, 39, 42, 46, 47, 49 16 Cukup 5, 6, 12, 15, 19, 22, 26, 31, 32, 35, 37, 38, 41, 43, 48, 50 16 Baik 1, 9, 4, 14, 16, 23, 27, 29, 30, 35, 37, 33, 34, 13 Sangat Baik 10, 11, 28 3 Total 50