5 Tindakan V
Setelah melaksanakan tindakan pada siklus II, kali ini memasuki tindakan 5 yaitu berupa tes siklus IIyang
dilaksanakan pada hari Senin, 26 September 2016 pada jam pelajaran pertama dan kedua yaitu mulai pukul 07.40 sampai
pukul 08.50. Tes hasil belajar kognitif diberikan secara tertulis dan sesuai dengan materi yang diberikan pada pertemuan di
tindakan 1 sampai 4, yaitu : sifat komutatif, sifat asosiatif, sifat distributif dan menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan
perkalian. Sebelum tes dimulai, guru menyapa siswa dan memulai
pembelajaran dengan membaca basmallah.Setelah itu guru memerikasa kehadiran siswa melalui absen, dan siswa yang
hadir pada pertemuan kali ini lengkap berjumlah 20 orang. Untuk membantu siswa mengingat kembali materi yang
telah diajarkan, guru mengulas beberapa materi dengan contoh sederhana.Setelah itu guru memotivasi siswa agar dapat
mengerjakan tes dengan baik dan tenang.Tes siklus II ini berupa tes tertulis yang terdiri dari 10 butir soal.Setelah siswa
sudah siap guru membagikan kertas yang berisi soal tes siklus II kepada siswa.Setelah meyelesaikan tugas untuk mengisi soal
tes siswa mengumpulkan pekerjaannya kepada guru untuk diperiksa.
Tes siklus II ini merupakan tolak ukur atas tindakan yang telah diberikan selama 4 pertemuan, hasil yang nanti didapat
berupa nilai dan laporan lainnya akan dijadikan refleksi dan menentukan apakah siklus ini dilanjutnya atau dapat
diselesaikan hanya sampai siklus II. Setelah melakukan tes guru kembali memotivasi siswa agar tetap rajin dan giat
belajar, pertemuan kali ini di akhiri dengan mengucapkan lafadz hamdallah.
c. Tahap Pengamatan
Setelah melaksanakan tindakan pada siklus II yang dilakukan dikelas III MIT Mulia Buana, yang terdiri dari 4 tindakan
pembelajaran dan 1 tindakan tes pada siklus II, maka hasil pembelajaran dari semua aspek harus diteliti dan dilakukan
pengamatan untuk mengetahui hasil yang telah diperoleh dari tindakan pada siklus II.
1 Pengamatan Aktivitas Belajar siswa
Hasil pengamatan aktivitas belajar matematika pada materi perkalian dengan menggunakan teknik jarimatika pada
matematika siswa pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.6.pengamatan ini dilakukan selama proses pembelajaran pada
siklus II yang meliputi pembelajaran sifat komutatif pada perkalian, sifat asosiatif pada perkalian, sifat distributif pada
perkalian, serta menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan perkalian untuk lebih jelas terdapat di lampiran.
Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
Aspek Yang Diamati Pertemuan
6 7
8 9
Teknik Jarimatika
1. Melaksanakan
pembelajaran aktif dengan
menggunakan teknik jarimatika
3 4
4 4
93,75
2. Antusias untuk
bertanya
3 4
4 4 93,75
3. Melakukan gerakan
jarimatika untuk menghitung
3 4
4 4 93,75
perkalian 4.
Memaparkan hasil diskusi tugas di
hadapan kelas
3 3
4 4 87,5
Jumlah
12 15
16 16
Persentase
75 93,75 100
100
Rata-rata
92,18
Keterangan:
1 = kurang =
ℎ
x 100 2 = cukup
3 = baik 4= baik sekali
Skor maksimal = 16 Berdasarkan Tabel 4.6 observasi pada siklus II diatas
pada setiap pertemuan terdapat peningkatan persentase dari semua aspek pembelajaran. Poin-poin diatas juga merupakan
gambaran yang terjadi selama proses pembelajaran.
2 Pengamatan Aktivitas Mengajar Guru
Observasi Aktivitas
Mengajar Guru
merupakan pengamatan yang dilakukan terhadap kinerja guru selama
proses pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan aktivitas mengajar pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.7 untuk
lebih jelas terdapat di lampiran.
Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II
Aspek Yang Diamati
Pertemuan 1
2 3
4
Pendekatan Stategi
Belajar
1. Melaksanakan
pembelajaran aktif dengan menggunakan teknik
jarimatika
4 4
4 4
100
2. Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
4 4
4 4
100
3. Memberikan respon
terhadap pertanyaan dan jawaban siswa
4 4
4 4
100
4. Memotivasi siswa untuk
bertanya
4 4
4 4
100
Jumlah
16 16
16 16
Persentase
100 100
100 100
Rata-rata
100
Keterangan:
1 = kurang =
ℎ
x 100 2 = cukup
3 = baik 4= baik sekali
Skor maksimal = 16 Berdasarkan Tabel 4.7 pengamatan observasi aktivitas
mengajar pada siklus II diatas, dapat dilihat bahwa pada siklus II guru sudah membudayakan pembelajaran dengan teknik
jarimatika.
3 Pengamatan terhadap hasil belajar kognitif
Hasil belajar kognitif adalah hasil belajar yang dilakukan dengan tes tertulis pada pertemuan kelima di siklus II. Hasil
belajar kognitif didapat dari perolehan nilai siswa setelah
mengikuti tes siklus II yang meliputi materi: sifat komutatif, sifat asosiatif, sifat distributif dan soal cerita. Hasil belajar
kognitif siswa pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.8 untuk lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran
Tabel 4.8 Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Siklus II
Kriteria Jumlah siswa
Persentase
Nilai tes KKM
5 Orang 25
Nilai tes KKM 15
Orang 75
Dari Tabel 4.8, dapat dilihat bahwa pencapaian siswa pada siklus II sudah sampai menguasai seluruh siswa dari kelas
tersebut, dan mengalami peningkatan daripada hasil belajar pada siklus II. Perbandingannya lebih banyak siswa yang
sudah mencapai nilai KKM Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditentukan sekolah yaitu 70.
4 Pengamatan Hasil Belajar Afektif
Hasil belajar afektif adalah hasil belajar yang menekankan pada sikap siswa selama pembelajaran. Hasil
belajar afektif disini mengacu pada kemampuan disposisi matematis siswa yang meliputi sikap: percaya diri, rasa ingin
tahu, tekun dan gigih, refleksi. Pengamatan ini dilaksanakan selama proses pembelajaran siklus II mulai dari tindakan kesatu
sampai tindakan keempat. Hasil belajar afektif pada siklus II akan menjadi perbandingan dengan hasil belajar afektif pada
pembelajaran sebelumnya di siklus II. Rata-rata hasil belajar afektif siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.9 untuk lebih
jelasnya dapat dilihat di lampiran.
Tabel 4.9 Rata-rata Hasil Belajar Afektif Siswa pada Siklus II
Pertemuan Rata
– rata Persentase Hasil Belajar Afektif
1 65,00
2 71,25
3 76,25
4 81,25
Rata – rata Persentase
Siklus II 73,43
Dari Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa pada setiap tindakan, hasil belajar afektif siswa mengalami peningkatan
beberapa persen, sehingga pada siklus II didapat persentase rata-rata hasil belajar afektif siswa adalah 73,43 .
5 Pengamatan Hasil Belajar Psikomotor
Hasil belajar psikomotor adalah hasil belajar yang menekankan pada keterampilan siswa dalam menggunakan
jarimatika.Rata-rata hasil belajar psikomotor siswa mulai dari tindakan 1 samapi tindakan 4 di siklus II dapat dilihat pada
Tabel 4.10 untuk lebih lengkapnya dapat dilihat di lampiran.
Tabel 4.10 Rata-rata Hasil Belajar Psikomotor Siswa pada Siklus II
Pertemuan Rata
– rata Persentase Hasil Belajar Psikomotor
6 69,58
7 72,08
8 75,00
9 79,58
Rata – rata Persentase
74,06
Berdasarkan Tabel 4.10, hasil belajar psikomotor siswa pada siklus II dengan persentase rata-rata 74,06 , yang
diperoleh dari akumulasi rata-rata setiap pertemua mulai dari tindakan 1 sampai tindakan 4.
6 Pengamatan Catatan Lapangan.
Catatan Lapangan yaitu berupa jurnal harian yang memuat peristiwa-peristiwa diluar dari lembar observasi. Pada
siklus I secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut untuk lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran:
a Pada pertemuan keenam, siswa sudah mulai terlihat dan
membudayakan teknik jarimatika untuk menyelesaikan setiap soal latihan dan tes
d Setiap pertemuan tidak selalu dihadiri oleh semua siswa,
namun pada tes siklus II semua siswa dapat hadir e
Siswa sudah bisa dikondisikan dibandingkan dari siklus sebelumnya.
7 Pengamatan Hasil wawancara.
Wawancara adalah mengumpulkan data dengan cara bertanya langsung kepada subjek penelitian yaitu siswa kelas
III MIT Mulia Buana. Dari berbagai jawaban siswa dapat di jelaskan secara singkat hasil dari wawancara kepada siswa
kelas III MIT Mulia Buana untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran
a Siswa merasa lebih mudah mengerjakan perkalian dengan
menerapkan teknik jarimatika. b
Siswa sudah tidak merasa kebingungan untuk menyelesaikan soal cerita.
c Siswa merasa lebih percaya diri untuk menyampaikan
pendapat.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dipaparkan peneliti dapat menemukan berbagai hal yang masih perlu diperbaiki untuk
menjadi acuan pelaksanaan siklus II. Hal-hal tersebut anatara lain:
a Tidak pernah bosan untuk memotivasi siswa agar lebih focus
dalam belajar dan dapat meningkatkan sikap percaya diri dalam
diri mereka
b Mengaktifkan semua siswa menggunakan jarimatika agar siswa
dapat memanfaatkan karunia dari Allah SWT.
c Perhatian yang lebih kepada siswa mampu mengkondusifkan
proses pembelajaran. B.
Analisis Data dan Pembahasan
Setelah melakukan tindakan yang dibagi menjadi 2 siklus, terdiri dari 4 tindakan dan 1 tes siklus I dan 4 tindakan dan 1 tes siklus II, setelah
diamati dan direfleksi maka penelitian dicukupkan pada tahap silkus 2. Matematika merupakan cabang ilmu yang eksak, pada jenjang
Sekolah Dasar masih menggunakan berpikir konkret. Pembelajaran matematika yang telah dilaksanakan di kelas III terdiri dari 2 siklus dan
pada pembelajarannya terdapat interaksi antara siswa dengan lingkungan, membuat siswa merasa senang dengan selingan permainan dan lagu-lagu
serta mengajak siswa untuk melakukan gerakan jarimatika agar anak dapat menghayati seluruh indera dan jiwa yang dimilikinya.
Pada penelitian ini yang membahas tentang operasi hitung perkalian hal yang pertama diajarkan kepada siswa yaitu konsep perkalian sebagai
penjumlahan berulang, proses ini juga sebagai tolak ukur siswa terhadap penguasaan penjumlahan.Selanjutnya siswa diajarkan untuk mengenal
perkalian sampai dengan bilangan 30 dngan menggunakan teknik jarimatika.Pembelajaran ini dilakukan secara bertahap mulai dari perkalian
6-10, selanjutnya perkalian 11-20, dan pada perkalian 21-30. Setelah mendapatkan materi pada siklus I tentang teknik jarimatika,
pada siklus II siswa diperkenalkan dan diberi pengetahuan tentang sifat-
sifat yang terdapat pada operasi hitung perkalian diantaranya adalah sifat komutatif, sifat asosiatif dan sifat distributif, selain itu juga siswa
diperkenalkan pada penyelesaian soal cerita perkalian. Seperti yang dikatakan oleh Hilgar bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang
terjadi dalam diri seseorang melalui latihan dan pembelajaran sehingga terjadi perubahan dalam dirinya, Cronbach yang berpendapat bahwa
belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku, serta James O. Whittaker yang merumuskan belajar sebagai proses
dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman, maka penelitian ini juga merupakan proses belajar untuk
siswa kelas III MIT Mulia Buana karena pada setiap tindakan selalu diberikan latihan dan pembelajaran yang menimbulkan perubahan dalam
diri setiap siswa. Tingkah laku yang ditimbulkan adalah proses dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak bisa menjadi bisa.
Hasil belajar dalam pembelajaran matematika pada materi perkalian dengan teknik jarimatika di kelas III MIT Mulia Buana meliputi tiga ranah
hasil belajar, yaitu hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor. Teknik jarimatika adalah cara konkret yang dipakai pada saat pemeblajaran
berlangsung. Teknik ini adalahcara berhitung menggunakan jari-jari tangan dan sebuah cara sederhana dan menyenangkan karena siswa
merasakan seolah bermain sambil belajar. Dengan kondisi siswa MIT Mulia Buana yang merupakan kelas menengah kebawah serta lokasi
geografis MIT Mulia Buana yang jauh dari ibukota, teknik jarimatika tidak membebani siswa maupun orangtua siswa untuk memiliki media
pembelajaran karena media yang digunakan dalam teknik ini terdapat pada diri masing-masing siswa.
Penggunaan teknik jarimatika tidak hanya mengukur hasil belajar kognitif namun terhadap hasil belajar afektif dan psikomotor siswa.Dari
data di lapangan yang telah diamati maka dapat disimpulkan bahwa pada setiap pertemuan terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada ranah
kognitif, afektif dan psikomor. Berdasarkan data yang didapatkan dari