Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Perkalian Dengan Teknik Jarimatika

(1)

i

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SISWA PADA MATERI PERKALIAN DENGAN TEKNIK

JARIMATIKA

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas III MIT Mulia Buana

Semester Ganjil Tahun Ajaran 2016/2017)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

oleh

Annisa Kholifatul Awaliyah (1112018300044)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

ANNISA KHOLIFATUL AWALIYAH. NIM : 1112018300044. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Materi Perkalian dengan Teknik Jarimatika (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas III MIT Mulia Buana). Skripsi :Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Desember 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada materi perkalian dengan menggunakan teknik jarimatika. Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas III MIT Mulia Buana pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Instrumen menggunakan tes hasil belajar kognitif, afektif yang mengacu pada indicator disposisi matematis, dan psikomotor penggunaan teknik jarimatika. Hasil akhir penelitian menunjukkan hasil belajar ranah kognitif diperoleh rata-rata persentase 75%, hasil belajar ranah afektif diperoleh rata-rata-rata-rata persentase 73,43%, hasil belajar pada ranah psikomotor diperoleh rata-rata persentase74,06%, dan kumulatif hasil belajar diperoleh rata-rata persentase 74,16%. Dari data hasil penelitian yang diperoleh maka teknik jarimatika dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi perkalian yang dilakukan di kelas III MIT Mulia Buana.


(7)

ABSTRACT

ANNISA KHOLIFATUL AWALIYAH. NIM : 1112018300044. Efforts to Improve Mathematics learning Outcomes In The Material Multiplication Using Technique Jarimatika (Classroom Action Research In Class III MIT MuliaBuana). Essay : State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. December 2016.

This aims of study to increae of Mathematics learning outcomes in the material multiplication using technique jarimatika. This research conducted at the student of calss III MIT Mulia Buana odd semester of academic year 2016/2017, with take 20 students. The method used in this research is classroom action research (CAR). Instrument using achievement of cognitive, f affective wich refers to disposition mathematical skills, and psychomotor use of techniques jarimatika. The final result of research shows the results of cognitive learning take percentage average 75%, affective learning take percentage average 73,43%, psychomotor learning take percentage average 74,06%, and cumulative results of learning take percentage average 74,16%.. From the data on the research results the technique jarimatika can improve mathematics learning outcomes in the material multiplication which conducted in class III MIT Mulia Buana.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Subhanahu waTa’ala yang telah senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat teriring salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW, beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai yaumul akhir.

Tujuan penulisan skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil

Belajar Matematika Pada Materi Perkalian dengan Teknik Jarimatika

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas III MIT Mulia Buana)” yaitu untuk

memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan dan kesulitan, namun dengan izin Allah dan usaha serta kesungguhan penulis, juga bantuan dari berbagai pihak skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan.

2. Dr. Khalimi, MA, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Tita Khalis Maryati, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I dan Fery

Muhamad Firdaus, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang telah

mendidik dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat.

5. I’ah Robiah,S.E, Kepala MIT Mulia Buana Parungpanjang yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian serta guru kelas III yang telah membantu dan memberikan waktu untuk pelaksanaan penelitian ini.


(9)

6. M. Fahruroji, S.Pd.I, Kepala SMP Mulia Buana serta Dewan Guru dan Staff yang telah banyak memberikan motivasi dan dukungan.

7. Apa (Bapak Safrudin) dan Mamah (Ibu Atikah) tercinta dan adikku

(Ahmad Fajar Fathurrahman) yang telah memberikan motivasi dan doa, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

8. Keluarga besar yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

9. Badri yang senantiasa memberikan bantuan, dukungan, motivasi dan doa

yang begitu besar.

10.Pramesty, Aida, April, Zuzu, Farida, Fenita, Fida, Ayu, Anita, Nurfadillah,

Semyanka, Arif Rahman, Ahmad Al Darda dan seluruh teman-teman PGMI UIN Jakarta angkatan 2012 khususnya PGMI B yang telah banyak memberikan motivasi, bantuan dan saran dalam penulisan skripsi ini.

11.Scout Lover Gerakan Pramuka Gugus Depan Yayasan Pendidikan Mulia

Buana yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Akhirnya dengan keterbatasan penulis hanya dapat mengembalikan segalanya kepada Allah SWT untuk membalas kebaikan mereka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Jakarta, Januari 2017


(10)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... A. Deskripsi Teoretis ... 9

1. Pengertian Matematika... 9

2. Pengertian Hasil Belajar Matematika ... 12

3. Teknik Jarimatika ... 17

B. Penelitian yang Relevan ... 22

C. Kerangka Berpikir ... 24

D. Hipotesis Tindakan... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ... 27

C. Subyek dan Pihak yang Terkait dalam Penelitian ... 29

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 29

E. Tahap Intervensi Tindakan ... 30


(11)

G. Data dan Sumber Data ... 32

H. Instrumen Pengumpulan Data ... 33

I. Teknik Pemeriksa Keterpercayaan ... 40

J. Analisis Data dan Intepretasi Data ... 45

K. Pengembangan Perencanaan Tindakan ... 47

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 48

B. Analisis Data dan Pembahasan ... 84

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 87

B. Saran ... 88


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 91

Lampiran 2 Lembar KerjaSiswa (LKS) ... 110

Lampiran 3 Data Skor Uji Validitas dan Raliabilitas Instrumen Siklus I... 128

Lampiran 4 Data Skor Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Siklus II ... 130

Lampiran 5 Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus I ... 132

Lampiran 6 Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus II ... 133

Lampiran 7 Kunci Jawaban Tes Siklus II ... 134

Lampiran 8 Kunci Jawaban Tes Siklus II ... 135

Lampiran 9 Instrumen Tes Kemampuan Kognitif Siklus II ... 137

Lampiran 10 Instrumen Tes Kemampuan Kognitif Siklus II ... 146

Lampiran 11 Rubrik Penilaian Psikomotor Siswa ... 154

Lampiran 12 Rubrik Penilaian Afektif Siswa ... 155

Lampiran 13 Lembar Pengamatan Penilaian Psikomotor ... 157

Lampiran 14 Lembar Penilaian Afektif ... 164

Lampiran 15 Penilaian Observasi Aktivitas Siswa ... 170

Lampiran 16 Penilian Observasi Aktivitas Guru ... 184

Lampiran 17 Catatan Lapangan ... 200

Lampiran 18 Wawancara ... 208

Lampiran 19 Lembar Nilai Kognitif ... 210

Lampiran 20 Uji Referensi ... 211

Lampiran 21 Surat Keterangan ... 217


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus I ... 34

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus II ... 35

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Afektif ... 35

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Psikomotor ... 36

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Siklus I ... 41

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Siklus II ... 42

Tabel 3.7 Kriteria Koefisien Reliabilitas... 43

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus I ... 44

Table 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus II ... 45

Tabel4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa dengan Teknik Jarimatika Siklus I ... 62

Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru dengan Teknik Jarimatika Siklus I ... 64

Tabel 4.3 Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Siklus I... 65

Tabel 4.4 Rata-rata Hasil Belajar Afektif Siswa Pada Siklus I ... 66

Tabel 4.5 Rata-rata Hasil Belajar Psikomotor Siswa Pada Siklus I ... 67

Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 78

Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II ... 79

Tabel 4.8 Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Siklus I... 80

Tabel 4.9 Rata-rata Hasil Belajar Afektif Siswa Pada Siklus II ... 81

Tabel 4.10 Rata-rata Hasil Belajar Psikomotor Siswa Pada Siklus II ... 82


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Teknik Jarimatika 6 – 10 ... 21

Gambar 2.2 Teknik Jarimatika 11 – 20 ... 22

Gambar 2.3 Teknik Jarimatika 21 – 30 ... 22

Gambar 2.4 Bagan Kerangka Berpikir ... 25

Gambar 3.1 Deain PTK Model John Elliot ... 28

Gambar 4.1 Hasil Pekerjaan LKS Penjumlahan Berulang ... 51

Gambar 4.2 Hasil Pekerjaan LKS Penjumlahan Berulang ... 52

Gambar 4.3 Hasil Pekerjaan LKS Penjumlahan Berulang ... 52

Gambar 4.4 Kegiatan Pembelajaran Pengenalan Jarimatika ... 54

Gambar 4.5 Hasil Pekerjaan LKS Jarimatika 6-10 ... 55

Gambar 4.6 Hasil Pekerjaan LKS Jarimatika 6-10 ... 55

Gambar 4.7 Hasil Pekerjaan LKS Jarimatika 11-20 ... 57

Gambar 4.8 Hasil Pekerjaan LKS Jarimatika 11-20 ... 57

Gambar 4.9 Hasil Pekerjaan LKS Jarimatika 21-30 ... 59

Gambar 4.10 Hasil Pekerjaan LKS Jarimatika 21-30 ... 60

Gambar 4.11 Hasil Pekerjaan LKS Sifat Komutatif ... 71

Gambar 4.12 Hasil Pekerjaan LKS Sifat Komutatif ... 71

Gambar 4.13 Hasil Pekerjaan LKS Sifat Asosiatif ... 73

Gambar 4.14 Hasil Pekerjaan LKS Sifat Asosiatif ... 73

Gambar 4.15 Hasil Pekerjaan LKS Sifat Distributif ... 74

Gambar 4.16 Hasil Pekerjaan LKS Sifat Distributif ... 75


(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia pendidikan, sekarang ini seluruh aspek pendidikan memiliki tuntutan yang cukup tinggi, hal itu terjadi karena sesuai dengan perkembangan jaman, terutama dalam segi ilmu pengetahuan.Ilmu pengetahuan mempunyai peran penting terhadap perkembangan dan kemajuan peradaban sebuah bangsa. Peranan ilmu pengetahuan dalam kehidupan seseorang sangat besar, dengan ilmu pengetahuan, derajat manusia akan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Allah SWT berfirman:

تاج د مْلعّْا اوتوأ ني َّاو ْمكنم اونماء ني َّا ها عفْ ي

...

Artinya: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang

beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”.(QS. Al-Mujadalah: 11).1

Ilmu pengetahuan wajib dimiliki oleh setiap individu di dunia ini, cara mendapatkan ilmu pengetahuan ialah dengan belajar karena salah satu hal yang berpengaruh terhadap masa depan adalah belajar. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan dan pengalaman belajar manusia mempunyai pengaruh terhadap masa depannya, hal ini dibuktikan dengan banyaknya fenomena kesuksesan dan kegagalan kehidupan manusia yang ternyata setelah ditelusuri terdapat hubungan erat dengan positif atau negatifnya proses perkembangan dan belajar manusia tersebut.

Dalam Islam ditegaskan bahwa menuntut ilmu hukumnya wajib sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:

ملْسمِلكىلعٌةضْيرفمْلعلابلط

1

Kementerian Agama Republik Indonesia, alquran dan Terjemahnya, (Jakarta: Lembaga Percetakan Alquran Raja Fahd, 2006), hlm. 910-911.


(16)

(17)

“Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim" (H.R. Ibnu Majah)”.2

Salah satu ilmu pengetahuan yang diajarkan dalam dunia pendidikan adalah matematika.Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar, bahkan pengajarannya dimulai dari Taman Kanak-kanak sampai Sekolah Menengah Atas dan sebagian besar Perguruan Tinggi.Matematika juga merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Tujuan pengajaran matematika yaitu menumbuhkan dan

mengembangkan keterampilan berhitung serta membentuk sikap logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan

kompetitif.3 Selain itu, untuk mengembangkan kemampuan tersebut,

dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan

manggunakanmatematika dalam pemecahan masalah dan

mengkomunikasikan idea tau gagasan dengan simbol, tabel, diagram, dan media lain.

Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SD/MI dalam ruang lingkupnya meliputi tiga aspek, yaitu: bilangan, geometri dan pengukuran, dan pengolahan data. Matematika juga memiliki ciri khusus yaitu abstrak, berpola pikir deduktif dan konsisten.Secara substansial matematika mempunyai ciri khusus yaitu abstrak.

Dalam hal pembelajaran matematika, kebanyakan siswa

menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit, tidak menarik, dan membosankan. Hal ini terbukti dari hasil observasi lapangan

2

Syaikh Muhammad, Syarah Hadits Arba’in, (Jakarta: Pustaka Ibnu Katsir, 2013), hlm. 314

3

Ibrahin dan Suparni, Pembelajaran Matematika Teori dan Aplikasinya, (Yogyakarta: SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga, 2012), hlm.35-36.


(18)

yang dilakukan di kelas III MIT Mulia Buana Parungpanjang pada tanggal 24 Oktober 2015, dari 23 siswa 14 orang diantaranya tidak senang belajar matematika, dan beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit.

Ruang lingkup matematika di SD/MI salah satunya adalah bilangan.Pada jenjang kelas III di SD/MI siswa akan dihadapkan pada kajian untuk berhitung yang salah satunya adalah operasi hitung perkalian bilangan bulat. Namun dari penelitian di lapangan menunjukkan bahwa siswa merasa perkalian adalah materi yang sulit dan membosankan. Setelah ditelaah lebih lanjut melalui wawancara, mereka merasa sulit dan bosan karena pada saat menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru mereka hanya terpaku pada penjumlahan berulang.

Kesulitan siswa dalam mempelajari dan menyelesaikan soal materi perkalian dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah metode yang dipakai guru harus tepat dan menyenangkan. Kenyataan dilapangan sesuai hasil dari wawancara peneliti kepada siswa kelas III-A bahwa pada saat pembelajaran matematika mereka hanya mendengarkan guru saat menjelaskan materi perkalian, pada penjelasannya guru hanya menekankan konsep bahwa perkalian itu adalah penjumlahan berulang sehingga ketika siswa dihadapkan pada soal latihan maupun soal ulangan mereka mengerjakannya dengan penjumlahan berulang yang dapat membuat siswa merasa bosan. Dalam wawancara ini ada 8 orang siswa yang mengaku bahwa ketika mengerjakan soal latihan tak jarang mereka berjalan-jalan, alasan yang membuat mereka melakukan hal tersebut

adalah karena siswa merasa bingung dan pusing.4

Hasil wawancara kepada guru di kelas III juga menerangkan hal yang sama, bahwa tidak ada metode atau cara lain yang diajarkan kepada siswa selain mengguanakan penjumlahan berulang dan siswa diminta untuk menghafal perkalian. Namun nampaknya guru tidak menyadari bahwa siswa di kelas tersebut masih banyak yang merasa kesulitan, karena

4


(19)

beliau berpendapat bahwa pada proses pembelajaran siswa dikelasnya

tidak pernah mengeluhkan hal tersebut.5

Dalam menindak lanjuti permasalahan tersebut, peneliti meminta ijin kepada guru kelas III untuk mengumpulkan data dari hasil pekerjaan siswa. Data pertama diperoleh dari nilai hasil ulangan siswa, dari data ini hanya ada 9 orangsiswa yang nilainya mampu mencapai KKM dari jumlah seluruhnya 23 orang siswa (39%). data yang kedua diperoleh dari latihan soal yang guru berikan kepada siswa, dari hasil tersebut diperoleh data bahwa siswa yang mampu mencapai nilai KKM hanya 1 orang (4%).

Berdasarkan hal diatas, terlihat bahwa prestasi belajar matematika yang dicapai siswa kelas III MIT Mulia Buana masih rendah. Selain itu penguasaan bahan ajar oleh murid belum sesuai yang diharapkan. Pengajaran matematika masih sulit diikuti oleh murid. Hal ini menunjukkan kurang berhasilnya pengajaran matematika. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa kelas III MIT Mulia Buana yang berasal dari dalam diri murid itu sendiri maupun yang berasal dari luar diri murid seperti mengelola proses belajar, sarana belajar, hingga teknik pembelajaran.

Dalam permasalahan ini memang sudah sepantasnya seorang guru sebagai pengganti orangtua dapat mendidik siswanya dengan baik, sebagaimana hadits nabi yang artinya:

didiklah anak-anak kalian, karena sesungguhnya mereka itu dijadikan untuk menghadapi masa yang berlainan dengan masa

kalian ini.”

Selai itu, Departemen Pendidikan Nasional mempunyai simbol tut

wuri handayani,ing madya mangun karsa, ing ngarsa sung tulada, hal ini mempunyai makna yang kuat tentang peran dan fungsi guru yaitu para

guru perlu menjadi motivator, fasilitator dan menjadi teladan.6

5

Hasil wawancara dengan guru kelas III, pada tanggal 24 Oktober 2015.

6

Ella Yulaelawati, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Pakar Raya, 2007), Cet.II hal..3


(20)

Secara umum siswa Sekolah Dasar berada pada tahap Operasional konkrit yang berlangsung antara usia 7-11 tahunyang baru mampu berpikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang konkret.7. Pada tahap ini anak menyesuaikan diri dengan realitas konkrit dan sudah berkembang rasa ingin tahunya. Cara berpikir anak yang masih bersifat konkrit menyebabkan mereka belum mampu menangkap yang abstrak atau

melakukan abstraksi tentang sesuatu yang konkrit.8 Karakteristik pada

tahap ini yaitu individu memahami sesuatu sebagaimana yang tampak saja, individu sangat terikat kepada proses mengalami sendiri dan akan mudah memahami konsep jika pengertian konsep itu dapat diamati atau individu itu melakukan sesuatu yang berkaitan dengan konsep tersebu. Itulah sebabnya seperti dikemukakan oleh Kohlberg dan Gilligan dalam Gunarsa bahwa kesulitan belajar matematika karena adanya upaya untuk mengajarkan kepada anak yang masih berada pada tahapan operasi konkret

dengan materi abstrak.9

Mengacu pada pernyataan diatas, Untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada materi perkalian di kelas III MIT Mulia Buana, peneliti menekankan kepada penggunaan teknik untuk mempermudah siswa dalam menyelesaikan soal-soal perkalian.Penggunaan teknik yang dapat memudahkan siswa dan mudah ditemukan alat konkretnya nampaknya harus diterapkan, hal ini dimaksudkan agar tujuan pembelajaran matematika yang sudah ditetapkan kurikulum dapat tercapai dan sesuai dengan perkembangan kognitif siswa.Salah satu teknik yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berhitung serta membangkitkan semangat untuk belajar karena tekniknya merupakan kegiatan yang

7

Muhibbin Syah, Telaah Singkat Perkembangan Peserta didik, (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada: 2014), hlm. 127.

8

Mohammad Asrori, Psikologi Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana Prima, 2009), hlm. 50

9

Mulyono Abdurrahman, Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012) hlm. 61


(21)

menyenangkan, teknik yang digunakan adalah teknik jarimatika yang menggunakan 10 jari sebagai alat bantu untuk proses berhitung perkalian.

Melalui teknik jarimatika, siswa tidak perlu membeli alat peraga karena teknik ini sangat praktis dengan menggunakan jari-jari tangan sebagai alat berhitung, sedangkan jari tangan dimiliki oleh setiap siswa dan memenuhi tahap perkembangan kognitifnya, karena siswa akan melakukan sesuatu yang berkaitan dengan konsep yang berkaitan yaitu perkalian .

Berdasarkan uraian diatas itulah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dan menuangkannya dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Materi Perkalian dengan Teknik Jarimatika Siswa Kelas III di MIT Mulia Buana Parungpanjang.” B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis ingin mengidentifikasi masalah yang akan dibahas sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa pada materi perkalian.

2. Siswa mengalami kesulitan dalam belajar menghitung perkalian.

3. Siswa merasa bingung dan bosan ketika belajar menghitung perkalian.

4. Teknik pembelajaran yang digunakan untuk menghitung perkalian

kurang variatif. C. Pembatasan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada:

1. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran matematika di kelas III-A di

MIT Mulia Buana Parungpanjang

2. Pembelajaran perkalian menggunakan teknik jarimatika untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perkalian.

3. Yang dimaksud dengan hasil belajar matematika adalah: kognitif,


(22)

4. Yang dimaksud dengan teknik jarimatika adalah: pengertian teknik, pengertian jarimatika, keunggulan jarimatika, cara menggunakan jarimatika.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana peningkatan hasil belajar matematika pada materi perkalian

dengan teknik jarimatika siswa kelas III di MIT Mulia Buana?

2. Bagaimana aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran

matematika pada materi perkalian dengan teknik jarimatika? E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi

perkalian dengan teknik jarimatika pada siswa kelas III MIT Mulia Buana Parungpanjang.

2. Untuk meningkatkan dan mengetahui aktivitas siswa dan guru selama

proses pembelajaran matematika pada materi perkalian dengan teknik jarimatika.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi siswa

a. Dapat meningkatkan hasil belajar matematika khususnya pada

materi perkalian.

b. Dapat meningkatkan pemahaman cara berhitung perkalian

mengguanakan jari tangan.

c. Pembelajaran jarimatika secara tidak langsung mengurangi

kebosanan dan memudahkan siswa menghitung. 2. Manfaat bagi guru

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

positif khususnya pada guru sebagai tenaga pendidik agar dalam proses pengajaran matematika lebih meningkatkan kualitas proses


(23)

belajar-mengajar, sehingga siswa dapat lebih menguasai dan memahami pelajaran matematika.

b. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengelola dan merancang

proses belajar mengajar. 3. Manfaat bagi sekolah

a. Sebagai dorongan bagi sekolah untuk meningkatkan prestasi

belajar secara umum.

b. Dengan peningkatan hasil belajar menggunakan teknik jarimatika

diharapkan akan meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik bagi sekolah.

4. Manfaat bagi peneliti lain

Hasil penelitian sebagai gambaran yang jelas akan fakta dilapangan terutama yang berkaitan dengan teknik mengajarkan perkalian dengan jarimatika.


(24)

(25)

BAB II

DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretis

1. Pengertian Matematika

“Matematika” merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani

Kuno yaitu máthéma. Yang diartikan sebagai pengkajian,

pembelajaran, atau ilmu yang ruang lingkupnya menyempit. Dalam arti teknisnya dapat diartikan menjadi “pengkajian matematika”,

demikian pula yang terjadi sejak zaman kuno. 1

Definisi matematika menurut Mulyono Abdurahman, ada tiga pendapat tokoh yaitu Johnson dan Myklebus: bahwa matematika adalah sebuah bahasa yang menggunakan simboli, fungsi praktis matematika untuk menampilkan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan, dan fungsi teoritisnya adalah untuk tidak memberatkan cara berpikir. Selain sebagai bahasa simbiosis, matematika juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Kline mengungkapkan bahwa matematika merupan bahasa simbiosis yang tidak melupakan cara menalar induktif meskipun cirri utamanya

menggunakan cara bernalar deduktif.2

Salah satu tujuan matematika di sekolah adalah memberikan pembekalan kepada peserta didik dengan kemampuan untuk melakukan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan membangun kerjasama..3

Menurut uraian para tokoh diatas maka dapat didefinisiskan bahwa matematika sebagai cabang ilmu yang eksak, merupakan pengetahuan penalaran yang logis, dan penggunaannya merupakan cara bernalar deduktif.

1

Ismunamto dkk.Ensiklopedia Matematika, (Jakarta, PT. Lentera Abadi, 2011), hlm. 15

2

Mulyono Abdurahman, Op. Cit, hlm. 202-203

3


(26)

(27)

a. Sifat-sifat Belajar Matematika1

1) Belajar matematika merupakan suatu interaksi antara anak

dengan lingkungan.

2) Belajar matematika adalah kegiatan pembelajaran yang

dilakukan dengan bermain, menggunakan alat-alat, karena dengan berbuat atau melakukan anak akan lebih menghayati indera dan jiwa yang ia miliki. Konsep matematika akan terlihat lebih jelas dan menjadi lebih mudah untuk dipahami sehingga dapat benar-benar bertahan lama.

3) Belajar matematika yaitu menumbuhkan pengalaman karena

anak-anak mengalami sendiri, dengan pengulangan perbuatan maka pembelajaran matematika akan menjadi efektif, melancarkan teknik, dan konsep yang ditanamkan akan lebih jelas.

4) Belajar matematika memerlukan dukungan atau motivasi,

karena anak didik sama seperti manusia pada umumnya yang masih harus dibantu dan didukung dari lingkungan sekitar sehingga dapat berkembang secara harmonis, misalnya untuk mengetahui dan menyelidiki, memperbaiki prestasi dan agar mendapat kepuasan atas hasil pekerjaannya.

5) Belajar matematika menggunakan daya pikir, pada jenjang

sekolah dasar prinsipnya adalah berpikir konkrit baru kemudian akan beralih ka thap berpikir abstrak.

b. Operasi Hitung Perkalian

Pada prinsipnya, perkalian sama dengan penjumlahan secara berulang. Maka penjumlahan adalah kemampuan awal sebagai prasyarat yang harus dimiliki sebelum mempalajari materi perkalian. Sebagai contoh:

1

Ibrahin dan Suparni, Pembelajaran Matematika Teori dan Aplikasinya, (Yogyakarta: SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga, 2012), hlm. 38-39


(28)

3 × 9 = 9 + 9 + 9 = 27 2 × 5 = 5 + 5 = 10

4 × 7 = 7 + 7 + 7 + 7 = 28

Perkalian adalah operasi matematika yang menskalakan satu bilangan dengan bilangan lain. Pada operasi perkalian pada bilangan bulat berlaku beberapa sifat yaitu : sifat tertutup, sifat komutatif, sifat asosiatif, sifat distributif terhadap penjumlahan,

sifat distributif terhadap pengurangan, memiliki elemen identitas.2

1) Komutatif (pertukaran)

Untuk a, b ∈ bilangan bulat maka

2) Asosiatif (pengelompokan)

Untuk a, b, c ∈ bilangan bulat maka

3) Distributif terhadap penjumlahan Untuk a, b, c ∈ bilangan bulat maka 4) Distributif terhadap pengurangan

Untuk a, b, c ∈ bilangan bulat maka

5) Memiliki elemen identitas

Untuk a ∈ bilangan bulat maka, dengan 1 sebagai unsur

identitas dari perkalian.

2

Dewi Nuharani, dkk.,Matematika Konsep dan Aplikasinya.(Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2008), hlm. 14-17.

a × b = b× a

(a × b) × c = a × (b × c)

(a + b) × c = (a × c) + (b × c)

(a - b) × c = (a × c) - (b × c)


(29)

Dari penjelasan teoritis dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika adalah perubahan tingkah laku yang dicapai siswa setelah mempelajari matematika yang diukur mengguanakan alat evaluasi.

2. Pengertian Hasil Belajar Matematika

Belajar merupakan aktivitas yang dapat menghasilkan perubahan pada diri individu, mulai dari belum mampu menuju arah sudah mampu dan proses untuk mealkukan perubahan itu terjadi selama jangka waktu tertentu. Belajar upaya seoarang individu untuk mencapai tujuan belajar melalui suatu proses yang dapat disebut dengan hasil belajar, yaitu suatu bentuk perilaku yang relatif menetap

perubahannya.3

Menurut Hilgar dan Marquis seperti yang dikutip Aminuddin Rasyad dalam buku teori belajar dan pembelajaran

“belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran dan sebagainya, sehingga terjadi perubahan dalam diri. Baik belajar itu dilakukan dalam laboraturium dibawah bimbingan guru atau usaha sendiri dan lingkungan alami dimana proses belajar itu terjadi”.4

Cronbach berpendapat bahwa belajar merupakan aktivitas yang ditunjukkan dengan adanya perubahan tingkah laku dan dijadikan

sebagai hasil pengalaman..5James O. Whittaker, berpendapat bahwa

belajar adalah proses latihan yang akan menimbulkan dan mengubah tingkah laku 6

3

Mulyono Abdurrahman, Op.Cit, hlm. 19

4

Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: UHAMKA PRESS, 2006), hlm. 28

5

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm. 13 6


(30)

Menurut Skinner suatu respons sesungguhnya juga menghasilkan sejumlah konsekuensi yang nantinya akan mempengaruhi tingkah laku

manusia.7 Gagne mengemukakan bahwa belajar adalah terjadinya

perubahan dalam kemampuan manusia setelah belajar terus-menerus bukan hanya oleh proses pertumbuhan saja. Keyakinan gagne, faktor yang dapat mempengaruhi belajar saling berinteraksi antara faktor dalam diri dan faktor luar diri.8

Menurut Piaget lingkungan akan membentuk pengetahuan melalui ikatan stimulus dan respon. Pembelajar yang dalam keadaan pasif akan menerima pengetahuan yang diberikan oleh guru sebagai stimulus. Interaksi aktif yang dilakukan seseorang terhadap lingkungan

diperlukan untuk memperoleh pengetahuan.9

Definisi-definisi yang diberikan oleh para ahli maka dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar yaitu proses terjadinya tingkah laku.Dengan belajar maka seseorang mengalami perubahan tingkah laku baik pengetahuan, sikap, keterampilan maupun kecakapan.Dari definisi belajar yaitu perubahan tingkah laku, hal itu juga dapat dikatakan sebagai hasil belajar, dimana terjadi proses perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu, dari sikap kuarang baik menjadi lebih baik, dari tidak terampil menjadi terampil. Hasil belajar adalah kemampuan setelah menerima pengalaman belajarnya yang akan dimiliki siswa.10

Menurut Nasution yang dikutip oleh Supardi dalam buku Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif, dan Psikomotorik

“keberhasilan belajar adalah suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan saja perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga pengetahuan untuk membentuk

7

Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran,(Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), hlm.27

8

Aminuddin Rasyad, Op.Cit, hlm. 3

9

Ibrahim dan Suparni, Op. Cit., hlm. 76

10

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 22.


(31)

kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penguasaan, dan penghargaan dalam diri individu yang belajar”11

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar adalah: faktor dari dalam diri dan faktor yang datang dari luar diri.12

1) Faktor dari dalam diri (factor endogen)

a) Kemauan / minat belajar

b) Kesehatan

c) Perhatian

d) Ketenangan saat belajar

e) Motivasi, kebugaran jasmani

f) Cita-cita

g) Kepekaan alat indera dalam belajar

2) Faktor dari luar diri (factor eksogen)

a) Keadaaan lingkungan belajar

b) Cuaca

c) Letak sekolah

d) Interaksi sosial

e) Sarana dan prasarana

b. Tipe-tipe hasil belajar

Mengacu pada pendapat Bloom terdapat tipe keberhasilan

belajar dikaitkan dengan tujuan belajar meliputi:13

1) Tipe keberhasilan belajar kognitif

Tipe keberhasilan belajar kognitif meliputi:

a) Hasil belajar pengetahuan: mengetahui hal-hal khusus,

peristilahan, fakta-fakta khusus, prinsip-prinsip, kaidah-kaidah.

11

Supardi, Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif, dan Psikomotorik, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2015), hlm. 2.

12

Aminuddin Rasyad, Op. Cit., hlm. 99

13


(32)

b) Hasil belajar pemahaman: mampu menerjemahkan, menafsirkan, menentukan, memperkirakan, mengartikan.

c) Hasil belajar penerapan: mampu memecahkan masalah,

membuat bagan/grafik, menggunakan istilah atau konsep-konsep.

2) Tipe keberhasilan belajar psikomotorik Tipe keberhasilan belajar psikomotor meliputi

a) Hasil belajar kesiapan terlihat dalam bentuk perbuatan

(mampu berkonsentras, menyiapkan diri baik fisik maupun mental)

b) Hasil belajar persepsi terlihat dari perbuatan (mampu

menafsirkan rangsangan, peka terhadap rangsangan, mendiskriminasikan).

c) Hasil belajar gerakan terbimbing akan terlihat dari

kemampuan (mampu meniru contoh)

d) Hasil belajar gerakan terbiasa terlihat dari penguasaan

(mampu berketerampilan dan berpegang pada pola)

e) Hasil belajar gerakan kompleks terlihat dari kemampuan

siswa (berketerampilan lancer, luwes, supel, gesit, lincah) 3) Tipe keberhasilan belajar afektif.

Tipe keberhasilan belajar afektif meliputi:

a) Hasil belajar penerimaan terlihat dari sikap dan perilaku

b) Hasil belajar dalam bentuk partisipasi akan terlihat dalam sikap dan perilaku

c) Hasil belajar penilaian/ penentuan sikap terlihat dari sikap

d) Hasil belajar mengorganisasikan

e) Hasil belaja pembentukan pola hidup terlihat dalam bentuk

sikap dan prilaku.

Dalam matematika, hasil belajar afektif dapat diukur dengan


(33)

matematis yaitu keinginan, kesadaran, kecenderungan, dan dedikasi yang kuat pada diri siswa atau mahasiswa untuk berpikir dan berbuat secara matematik.

untuk menilai kemampuan disposisi matematis, menurut National Council of Teacher Mathematics dapat dilihat dari indikator berikut:

1. Percaya diri, yaitu yakin dalam menggunakan matematika

sebagai penyelesaian masalah, menyampaikan ide dan pendapat.

2. Tekun dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

matematika

3. Memiliki rasa ingin tahu dan keterkaitan yang baik terhadap

matematika

4. Melakukan refleksi atas cara berpikir dan tugas yang telah diselesaikan.14

c. Indikator keberhasilan belajar

Menurut Djamarah, untuk mengetahui indikator keberhasilan belajar dapat dilihat dari daya serap dan pencapaian tingkah laku sesuai yang digariskan dalam kompetensi dasar atau indicator belajar.15

d. Tingkat keberhasilan belajar

Berdasarkan penilaian acuan patokan dan penilaian acuan norma dapat diketahui tingkat keberhasilan belajar yang dicapai

oleh siswa terbagi ke dalam beberapa tingkatan sebagai berikut:16

1) Pengukuran dan penilaian dengan menggunakan angka-angka.

2) Pengukuran dan penilaian dengan menggunakan kategori.

14

Lusia Ari Sumirat, Efektifitas Strategi Pembelajaran Kooperetif Tipe Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Kemampuan Komunikasi dan Disposisi Matematis Siswa, (Jurnal Pendidikan dan Keguruan Program Pascasarjana Universitas terbuka, 2014), Vol.1, No.2, hlm.26

15

Supardi, Op. Cit., hlm. 5

16


(34)

3) Pengukuran dan penilaian dengan menggunakan uraian atau narasi.

4) Pengukuran dan penilaian dengan menggunakan kombinasi.

Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran tingkat keberhasilan belajar yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Pada aspek kognitif pengukuran dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa terhadap materi perkalian, pada aspek afektif yaitu sikap siswa selama proses pembelajaran, dan pada aspek psikomotor adalah kelancaran siswa dalam menggunakan teknik jarimatika dalam pembelajaran dan menyelesaikan soal-soal perkalian. Pengukuran keberhasilan belajar dari ketiga aspek tersebut yaitu menggunakan angka, uraian atau narasi serta kombinasi.

3. Teknik Jarimatika

a. Pengertian Teknik Jarimatika

Karakteristik mata pelajaran matematka MI yang khas,

menuntut adanya metodologi pembelajaran khusus yang

memberikan peluang lebih besar untuk efektivitas pembelajaran matematika MI. Model pembelajaran adalah pembelajaran yang disajikan secara khas oleh guru di kelas dan tergambar dari awal sampai akhir. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa-siswi dengan pendekatan, metode,

dan teknik pembelajaran.17

Teknik adalah cara konkret yang dipakai saat pembelajaran berlangsung, teknik dapat berganti-ganti walaupun dengan

rancangan metode pembelajaran yang sama.18 Teknik pembelajaran

dapat diartikan sebagai implementasi suatu metode, sedangkan metode adalah cara untuk menjalankan rencana pembelajaran yang

17

Esti Yuli Widiyanti, Op. Cit, hlm. 10

18


(35)

telah disusun melalui kegiatan yang nyata dan praktis yang

gunanya adalah untuk memenuhi tujuan pembelajaran.19

Jarimatika merupakan singkatan dari dua kata yaitu jari dan aritmatika. Jari adalah salah satu organ tubuh yang dimiliki manusia yaitu jari tangan, dan aritmatika adalah keterampilan berhitung, jadi jarimatika adalah teknik keterampilan berhitung berhitung yang melibatkan anggota tubuh manusia yang berupa tangan. Jarimatika adalah cara berhitung dengan jari tangan yang mudah dan menyenangkan. Jarimatika memberikan pengalaman belajar kepada anak dengan mudah dan menyenangkan. Konsep bilangan, lambing bilangan, dan operasi hitung dasar harus sudah dipahami betul sebelumnya oleh anak, selanjutnya akan diajarkan cara berhitung dengan jarimatika ini. Selama proses yang dilakukan dalam pembelajaran menggunakan jarimatika dilakukan

dan diakhiti dengan penuh kegembiraan.20

b. Sejarah Jarimatika

Kepedulian seorang ibu terhadap materi pendidikan anaknya menjadi sejarah awal mula jarimatika. Beberapa metode banyak dipelajari, namun dari metode-metode tersebut menggunakan alat bantu dan terkadang dapat membebani memori otak anak. Ketertarikan kepada jari tangan mulai muncul untuk digunakan sebagai alat bantu dan tidak harus mengeluarkan biaya untuk membelinya.metode ini dapat dikuasai anak-anak dengan menciptakan rasa senang dan juga menguasai keterampilan berhitung. Hingga akhirnya penelitian yang mengotak-atik jari tentang operasi perkalian dan pembagian serta mencari lebih dalam

19

Iwan Purwanto, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, (Jakarta: FITK UIN syarif Hidayatullah, 2014), hlm. 94.

20Taufik, “

Peningkatan Hasil Belajar Matematika pada Materi Perkalian Bilangan dengan Metode Jarimatika”, (Skripsi PTK, 2012), hlm. 21


(36)

tentang uniknya melakukan perhitungan dengan jari dinamakan “Jarimatika”.21

c. Keunggulan Teknik Jarimatika

Melakukan operasi hitung dengan bantuan jarimatika merupakan hal yang mudah dan mneyenangkan bagi peserta didik. Tahap perkembangan anak usia sekolah dasar yang bersifat konkrit dan materi hitung yang bersifat abstrak dapat dijembatani oleh jarimatika karena mudah dipelajari. Jarimatika dapat dipelajari oleh anak minimal usia 3 tahun, jarimatika dapat memberikan visualisasi prose operasi hitung dan belajar melalui manipulasi hal-hal konkret untuk mempelajari materi matematika yang sifatnya abstrak dan deduktif.

Perasaan senang dapat dirasakn oleh peserta didik jkarena pada prosesnya seakan mereka belajar sambil bermain dan akan merasa tertantang dengan teknik jarimatika, serta tidak membebani pada otak peserta didik karena mereka mendapat visualisasi dari jari tangan mereka sendiri. Teknik berhitung jarimatika mampu menyeimbangkan kerja otak kanan dan kiri, hal itu dapat ditunjukkan pada waktu berhitung mereka akan mengotak-atik jari-jari tangan kanan dan kirinya secara seimbang.

Penggunaan teknik jarimatika juga bukan hanya dapat mengukur hasil belajar kognitif yang dapat diraih oleh siswa, namun terhadap hasil belajar afektif dan psikomotor siswa, karena dalam mengaplikasikan teknik ini siswa akan berlatih kemampuan emosional dalam mengalami dan menghayati dalam menggunakan teknik jarimatika, dan belajar untuk meniru, berlatih dan membiasakan gerakan tangan dalam menggunakan teknik jarimatika.

21


(37)

d. Penggunaan Jarimatika

Pada penggunaannya penerapan konsep lebvih didahulukan dan kemudian akan diajarkan cara cepatnya agar anak menguasai ilmu yang matang. System limbic di otak kanan akan senantiasa terbuka karena dipengaruhi oleh daya piker dan psikologis yang diberikan secara menyenangkan sehingga anak mudah untuk menerima materi baru, hal ini dapat membiasakan anak untuk mengembangkan otak kanan dan kirinya secara motorik maupun secara fungsional, sehingga otak dapat bekerja lebih optimal. Anak akan menganggap mudah karena jarimatika tidak memberatkan memori otak, sikap percaya diri akan tebangun untuk menguasai lebih jauh ilmu matematika secara luas, dan menghilangkan persepsi bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit.

1) Cara berhitung Jarimatika Perkalian

Perkalian dengan menggunakan jarimatika yaitu

menghitung hasil kali dengan menggunakan bantuan jari tangan sendiri. Adapun rumus formulasi jarimatika adalah sebagai berikut:22

a) Formulasi perkalian 6-10

Jari yang tertutup nilainya adalah puluhan, jari tangan kanan dan kiri dijumlahkan

Jari yang terbuka nilainya adalah satuan, jari tangan kanan dan kiri dikalikan.

22

Tim BELIA, Belajar Aritmatika dan Aljabar, (POPY M: Bandung, 2010), hlm. 99


(38)

Keterangan:

T1 = Jari tangan kanan yang ditutup (puluhan) T2 = Jari tangan kiri yang ditutup (puluhan) B1 = Jari tangan kanan yang dibuka (satuan) B2 = Jari tangan kiri yang dibuka (satuan) Contoh penggunaan jarimatika :

7 × 8 = (T1 + T2) + (B1 × B2) = (20 + 30 + (3 × 2) = 50 + 6

= 56

Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar 2.1

Gambar 2.1 Teknik Jarimatika 6-10

b) Formasi jarimatika 11- 2023

Angka penyimpanan yang diingat adalah 100, dari 10 x 10. Satu jari yang ditutup bernilai sepuluh, lalu kalikan angka satuannya.

Tambahkan hasil perkalian yang ada diingatan dengan hasil penambahan angka puluhan, selanjutnya tambahkan pula hasil kali angka satuan

Contoh : 11 × 11

23

Arief Budiman, Belajar Matematika dengan Konsep Finger Quick Count, (Global Edukasi: Bandung, 2014), hlm.4


(39)

100 + (10 +10) + (1 × 1) 100 + 20 + 1 = 121

Gambar 2.2

Teknik Jarimatika 11-20 c) Formasi jarimatika perkalian 21-3024

Angka penyimpanan yang diingat adalah 400, yaitu hasil dari 20 × 20.

Satu jari yang tertutup, nilainya 20

Kemudian kalikan jari yang tertutup sebagai angka satuannya.

Tambahkan hasil perkalian yang ada diingatan dengan hasil penambahan angka puluhan, selanjutnya tambahkan pula hasil kali angka satuan

Contoh : 21 × 21

400 + (20 +20) + (1 × 1) 400+40 + 1 = 441

Gambar 2.3 Teknik Jarimatika 21-30

24


(40)

B. Penelitian yang Relevan

Taufik, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta 2012, yang berjudul “Peningkatan

Hasil Belajar Matematika Pada Materi Perkalian Bilangan dengan Menggunakan Metode Jarimatika”, menyimpulkan bahwa penerapan metode jarimatika pada pembelajaran perkalian bilangan bulat dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II MI Roudhatus Sa’adah Jakarta, dengan perolehan data pada siklus I sebesar 63,91 dan pada siklus II 76,95, terdapat peningkatan hasil belajar yang mencapai KKM pada siklus I sebesar 56,52%, sedangkan pada siklus II 86,96%. Aktivitas siswa pada siklus I sebesar 60,23%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 70,00%.25 Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang saya lakukan adalah aspek yang diukur sebagai hasil belajar, dalam penelitian Taufik hanya mengukur hasil belajar hanya pada aspek kognitif, sedangkan penelitian dalam skripsi ini mengukur hasil belajar pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Asih Suprihatin, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN

Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2014, yang berjudul “Upaya

Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika dengan Metode Jarimatika pada Materi Perkalian Siswa Kelas III di MI YAPPI Peyuyon Pacarejo Semanu Gunungkidul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2013/2014”, hasil penelitian pada siklus I menunjukkan prestasii belajar matematika siswa pada siklus I rata-rata kelas sebesar 55,56 dan presentase ketuntasan belajar 22,22%. Hasil prestasi belajar siswa pada siklus II rata-rata kelas sebesar 83,33, dan presentase ketuntasan belajar sebesar

77,78%.26

25

Taufik, Op. Cit, hlm. 79 26

Asih Suprihatin,“Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika dengan Metode Jarimatika pada Materi Perkalian Siswa Kelas III di MI YAPPI Peyuyon Pacarejo Semanu Gunungkidul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2013/201”, (Skripsi PTK, 2016), hlm.93-94


(41)

Zuhriyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta 2007, yang berjudul “Efektifitas Penggunaan Teknik Kalkulator Ekonomis Jari Tangan (KEJAR) dalam membantu Siswa Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Perkalian

Bilangan Cacah”, hasil penelitian: rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajarkan teknik KEJAR lebih tinggi daripada siswa yang tidak diajarkan teknik KEJAR. Hal ini ditunjukkan dengan diperolehnya rata-rata hasil belajar matematika kelas eksperimen sebesar 12,5 dan rata-rata kelas control sebesar 10,6. Dengan demikian bahwa dalam pembelajaran matematika menggunakan teknik KEJAR efektif dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perkalian.27

Dari penelitian-penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa penggunaan jarimatika mampu meningkatkan hasil belajar bahkan motivasi belajar sisa alaupun dalam waktu dan tempat yang berbeda, namun secara umum menunjukkan hal yang sama.

C. Kerangka Berpikir

Pengetahuan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi setiap orang termasuk dalam mempelajari matematika.Matematika merupakan ilmu yang berkelanjutan maka perlu penguasaaan operasi dasar bilangan seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.Namun pada kenyataanya, pengajaran matematik selama ini cenderung didominasi teori dan menyebabkan pelajaran matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dan ditakuti oleh peserta didik, yang berakibat lebih lanjut yaitu kemampuan siswa dalam ilmu dasar relatif rendah. Terlebih dengan padatnya kurikulum sekolah dasar sehingga guru mengejar target sehingga transfer belajar tidak terjadi secara baik.

27

Zuhriyah, “Efektifitas Penggunaan Teknik Kalkulator Ekonomis Jari Tangan (KEJAR) dalam Membantu Siswa Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Materi Perkalian


(42)

Dalam kegiatan belajar-mengajar guru harus mampu menjelaskan konsep kepada siswanya.Usaha ini dapat dibantu dengan menggunakan berbagai teknik pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai dengan tahap perkembangan kognitif siswa serta sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik jarimatika yang melibatkan anggota tubuh yang dimiliki setiap anak, yaitu jari-jari tangan untuk menghitung perkalian.Teknik menghitung menggunakan jari tangan ini dikenaldengan jarimatika, dalam penggunaan teknik ini siswa dilatih menggunakan jari-jari tangan mereka untuk menghitung perkalian bilangan bulatdengan rumus-rumus yang telah ditentukan.

Dengan teknik jarimatika ini diharapan hasil belajar matematika siswa pada materi perkalian dapat meningkat, dan para pendidk dapat menciptakan suasana belajar mengajar yang akrab dan menarik.Dengan demikian maka kesan matematika sebagai hal yang menakutkan secara perlahan dapat dihilangkan.

Gambar 2.4.

Bagan Kerangka Berpikir Kondisi Awal Belum menggunakan jarimatika Hasil belajar rendah Tindakan Konsi Akhir Menggunakan jarimatika dalam pembelajaran

Siklus II : penggunaan jarimatika pada

sifat perkallian Siklus I : penggunaan jarimatika 6-30

Hasil belajar matematika


(43)

D. Hipotesis Tindakan

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa diperlukan suatu teknik pembelajaran yang berkesinambungan. Dalam hal ini peneliti berupaya menerapkan teknik jarimatika dalam proses pembelajaran pada materi berhitung perkalian lebih mengaktifkan siswa dan menekankan pada keterampilan siswa dalam menghitung dengan menggunakan jarinya, hal ini dapat meningkatkan kemampuan dan pengalaman siswa secara langsung dengan menggunakan benda yang konkret. Maka peneliti

merumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: “Hasil belajar

matematika pada materi peralian dapat ditingkatkan menggunakan teknik jarimatika”.


(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas III MIT Mulia Buana yang beralamat di Jl. Pesantren No. 23, Desa Kabasiran, Kecamatan Parungpajang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017.

B. Metode penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian. 1. Metode Penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang: (a) praktik-praktik kependidikan mereka, (b) pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.40

Model penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah model John Elliot. Konsep penelitian John Elliot terdiri dari empat langkah, yaitu:41

a. Pendirian eksploratori diadopsi, pemahaman masalah dikembangkan,

dan rencana dibuat untuk beberapa bentuk strategi

b. Intervensi dilakukan

c. Pengamatan dilakukan dalam berbagai bentuk

d. Strategi intervensi baru dilakukan, dan proses siklus diulangi,

dilanjutkan sampai pemahaman yang cukup.

40

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008, hlm. 46

41

Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: Rajawali Pers,2013), Cet. 7, hlm. 239.


(45)

Gambar 3.1

Desain PTK Model John Elliot

Identifikasi masalah

Memeriksa di lapangan

Perencanaan Tindakan I Pengamatan Revisi Baru Tindakan I Tindakan II

Pelaksanaan Tindakan I

Tindakan III Refleksi Revisi Perencanaan Tindakan II Tindakan III Tindakan selanjutnya Revisi Perencanaan Pengamatam Refleksi Rencana Baru Tindakan I Tindakan II Tindakan III

Pengamatan Tindakan selanjutnya

Refleksi S ik lu s I S ik lu s I I S ik lu s


(46)

Berdasarkan model yang dikemukakan John Elliot, dalam penelitian ini setiap siklus terdiri:

a. Perencanaan (planning)

Peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan penelitian dan identifikasi masalah. Peneliti menyiapkan skenario pembelajaran dan instrumen penelitian yang akan digunakan.

b. Intervensi Tindakan (acting)

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melakukan skenario pembelajaran yang telah direncanakan yaitu menggunakan teknik jarimatika.

c. Pengamatan (observing)

Tahap ketiga dilaksanakan selama tahap pelaksanaan tindakan.Peneliti dibantu oleh observer mengamati aktivitas dan respon siswa terhadap pembelajaran.

d. Refleksi (reflecting)

Kegiatan refleksi dilakukan ketika peneliti sudah selesai melakukan tindakan.Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis bersama peneliti dan observer.Refleksi dilakukan untuk memperoleh masukan bagi rencana tindakan siklus berikutnya.

C. Subyek dan Pihak yang Terkait dalam Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas III MIT Mulia Buana Parungpanjang yang berjumlah 20 orang siswa pada tahun pelajaran 2016/2017 dalam kaitan dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika. Sedangkan pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah peneliti dan wali kelas III sebagai teman observer atau kolaborator. D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Peneliti bertindak sebagai perancang dan pelaksana kegiatan.Peneliti membuat rencana kegiatan, melaksanakan kegiatan, melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian.


(47)

E. Tahapan intervensi Tindakan

Prosedur penelitian ini berlangsung minimal dua siklus. Setiap siklus yang terdiri dari 4 tahap, yakni perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi dalam tiap siklus dan akan berulang kembali pada siklus-siklus berikutnya. Tahapan-tahapan intervensi siklus pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Prosedur Kegiatan Prapenelitian

a. Observasi ke MIT Mulia Buana Parungpanjang.

b. Mengurus surat izin penelitian.

c. Membuat 29instrumen dan perencanaan tindakan 29

d. Diagnosa mengenai timbulnya permasalahan.

e. Mensosialisasikan hasil observasi kepada guru kelas.

2. Prosedur Kegiatan Pada Siklus I a. Tahap Perencanaan

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2) Menyiapkan materi ajar untuk setiap peretemuan

3) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS)pada setiap pertemuan

4) Menyiapkan instrumen pembelajaran yang akan digunakan

b. Tahap Pelaksanaan

1) Melaksanakan pembelajaran menggunakan teknik jarimatika

2) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP

a) Pembelajaran 1 (perkalian sebagai penjumlahan berulang)

b) Pembelajaran 2 (jarimatika 6-10)

c) Pembelajaran 3 (jarimatika 11-20)

d) Pembelajaran 4 (jarimatika 21-30)

3) Memberikan tes akhir siklus I

c. Tahap Observasi

Tahap ini berlangsung bersamaan dengan tahap pelaksanaan dimana peneliti mengamati aktivitas belajar siswa dan guru saat proses pembelajaran.


(48)

d. Tahap Refleksi

1) Menuliskan masalah-masalah pada siklus I kemudian menentukan

tingkat keberhasilan.

2) Menentukan langkah untuk siklus berikutnya berdasarkan hasil

pembelajaran pada siklus I. 3. Prosedur kegiatan pada Siklus II

a. Tahap Perencanaan

1) Membuat rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2) Menyiapkan materi ajar untuk setiap peretemuan.

3) Menyiapkan lembar kerja siswa pada setiap pertemuan.

4) Menyiapkan instrumen pembelajaran yang akan digunakan.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Melaksanakan pembelajaran menggunakan teknik jarimatika

2) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP

a) Pembelajaran 1 (sifat komutatif pada perkalian)

b) Pembelajaran 2 (sifat asosiatif pada perkalian)

c) Pembelajaran 3 (sifat distributif pada perkalian)

d) Pembelajaran 4 (soal cerita tarkait dengan perkalian)

3) Memberikan tes akhir siklus I

c. Tahap Observasi

Tahap ini berlangsung bersamaan dengan tahap pelaksanaan dimana peneliti mengamati aktivitas belajar siswa dan guru saat proses pembelajaran.

d. Tahap Refleksi

Menentukan keberhasilan dan kekurangan pelaksanaan siklus II yang akan dijadikan dasar pelaksanaan siklus berikutnya. Bila permasalahan terselesaikan maka penelitian PTK ini selesai.Tetapi bila permasalahan ini belum selesai, maka penelitian ini dilanjutkan ke penelitian selanjutnya.


(49)

F. Hasil Intervansi Tindakan yang diharapkan

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan ini, penulis terus

mengupayakan untuk memberikan tindakan dengan cara penyajian materi dengan teknik jarimatka yang didesain semenarik mungkin sehingga mudah untuk diamatisecara kelompok maupun individu agar peningkatan hasil belajar dapat meningkat.

Hasil intervensi tindakan yang diharapkan dalam penelitian ini

adalah hasil belajar pada materi perkalian bilangan mengalami peningkatan setelah proses pembelajaran dengan menggunakan teknik jarimatika dengan indikator sebagai berikut;

1. Rata-rata skor hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika

materi perkalian pada setiap siklus harus mencapai nilai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 yang telah ditetapkan MIT

Mulia Buana Parungpanjang

2. Presentase aktivitas belajar matematika siswa yang diamati melalui

lembar aktivitas setiap siklusnya harus mengalami peningkatan.

Apabila pada siklus II indikator keberhasilan sudah tercapai, maka penelitian dihentikan.Akan tetapi, apabila pada siklus II penelitian belum tercapai maka penelitian dilanjutkan ke siklus III.

G. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif:

1. Data kualitatif

Data kualitatif pada penelitian ini diperoleh dari :Persentase hasil observasi aktivitas belajar siswa, persentase hasil observasi aktivitas guru, pengamatan hasil belajar ranah afektif, pengamatan hasil belajar ranah psikomotor, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi.

2. Data kuantitatif

Data kuamtitatif pada penelitian ini diperoleh dari: Hasil penilaian lembar observasi aktivitas siswa, penilaian observasi aktivitas guru,


(50)

penilaian hasil belajar afektif, penilaian hasil belajar psikomotor, penilaian hasil belajar kognitif pada siklus I dan siklus II.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data.42Instrumen sebagai alat pengumpul data yang valid dan reliabel,

instrumen yang valid adalah instrumen yang mengukur apa yang seharusnya diukur.Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Tes Hasil Belajar

Tes adalah serentetan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, sikap, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.43Tes hasil belajar adalah mengukur penguasaan tertentu sebagai hasil belajar. Tes digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik sebelum diberi tindakan maupun sesudah diberi tindakan

a. Tes tertulis (kognitif)

Penilaian ini ditekankan pada hasil pembelajaran yang dilihat dari aspek kognitif mengacu pada indikator pembelajaran yang telah

ditetapkan.Instrumen yang digunakan pada mata pelajaran

matematika di jenjang Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah, Standar Kompetensi pada pembelajaran ini adalah melakukan operasi hitung sampai tiga angka dan Kompetensi Dasarnya adalah melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka. Kisi-kisi instrument tes siklus I dapat dilihat pada Tabel 3.1

42

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 308

43

Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: SIC, 2010), Cet. III, hlm 103


(51)

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus I

No .

Indikator Aspek kognitif yang diukur

C1 C2 Jumlah

1 Menuliskan perkalian sebagai

penjumlahan berulang

1, 2a, 2b, 2c, 2d, 2e

6

2 Menguraikan operasi hitung

perkalian 1-10

3a, 3b, 3c,

3

3 Menguraikan operasi hitung

perkalian 11-20

3d, 3e, 3f

3

4 Menguraikan operasi hitung

perkalian 21-30

3g, 3h, 3i

3

Jumlah 6 9 15

Pada siklus I kemampuan kognitif yang diukur hanya pada tingkat C1 (C2 (memahami), karena pembelajaran pada siklus I belum memasuki pada tingkat C3 (penerapan), tingkatan C3 (penerapan) akan dilaksanakan pada siklus II.

Instrumen yang digunakan pada mata pelajaran matematika di jenjang Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah, Standar Kompetensi pada pembelajaran ini adalah melakukan operasi hitung sampai tiga angka dan Kompetensi Dasarnya adalah melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka. Kisi-kisi instrumen tes siklus II dapat dilihat pada Tabel 3.2.


(52)

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus II

No. Indikator Aspek kognitif yang diukur

C1 C2 C3 Jumlah

1 Menuliskan sifat-sifat

operasi perkalian

1 1

2 Menguraikan operasi hitung

perkalian menggunakan

sifat komutatif

2a, 2b, 2c

3

3 Menguraikan operasi hitung

perkalian menggunakan

sifat asosiatif

2d, 2e, 2f

3

4 Menguraikan operasi hitung

perkalian menggunakan

sifat distributive

2g, 2h, 2i

3

5 Mengimplementasikan

sifat-sifat operasi perkalian

kedalam soal cerita

3a, 3b, 3c, 3d, 3e

5

Jumlah 1 9 5 15

b. Tes non Tulis

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Afektif

No Aspek yang dinilai

1 Percaya Diri

2 Rasa ingin tahu

3 Tekun dan gigih


(53)

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Psikomotor

No Aspek yang dinilai

1 Pengenalan penggunaan jarimatika

2 Keterampilan penggunaan jarimatika

3 Keterampilan menulis dalam mengerjakan tugas

2. Lembar Observasi dan Catatan Lapangan

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.44Dalam penelitian tindakan observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk

memotretseberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.45 Observasi

dilakukan oleh peneliti dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan mengenai pelaksanaan pembelajaran dikelas.

Data observasi kegiatan guru dan siswa dilakukan pada tiap pertemuan ketika proses belajar mengajar berlangsung. Lembar observasi

guru yang digunakan berupa penilaian kinerja dengan rating scale

menggunakan skor 1-4, sedangkan lembar observasi siswa dengan menghitung persentase siswa yang melakukan aktivitas selama proses pembelajaran.

Lembar observasi dan catatan lapangan ini meliputi kegiatan pengamatan terhadap suatu objek dengan menggunkan seluruh alat indera. Lembar observasi siswa dan guru digunakan untuk menilai aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Aspek yang diamati pada lembar observasi aktivitas siswa adalah sebagai berikut:

a. Pra Pembelajaran

1) Kerapihan tempat duduk masing-masing siswa

44

Sugiyono, Op.Cit., hlm. 310

45


(54)

2) Kesiapan pelaksanaan pembelajaran

b. Kegiatan Membuka Pelajaran

1) Menjawab pertanyaan guru

2) Mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang hendak

dicapai

c. Kegiatan Inti Pembelajaran

1) Penjelasan Materi Pelajaran

a) Memperhatikan penjelasan materi pelajaran

b) Bertanya saat proses penjelasan materi

c) Interaksi antar siswa

d) Interaksi antar siswa-guru

e) Interaksi antar siswa-materi pelajaran

2) Pendekatan/ Strategi Belajar/ Teknik Jarimatika

a) Melaksanakan pembelajaran aktif dengan menggunakan

teknik jarimatika

b) Antusias untuk bertanya

c) Melakukan gerakan jarimatika untuk menghitung perkalian

d) Memaparkan hasil diskusi/ tugas dihadapan kelas

3) Pemanfaatan Media Pembelajaran/ Sumber Belajar

a) Interaksi antar siswa dari media pembelajaran yang digunakan

guru

b) Tertarik dengan materi yang disajikan dengan media

pembelajaran

c) Ketekunan dalam mempelajari sumber belajar yang ditentukan

guru

4) Penilaian Proses

a) Mengerjakan tugas/ latihan yang diberikan guru

b) Menjawab pertanyaan guru dengan benar

5) Penggunaan Bahasa

a) Mengemukakan pendapat


(55)

d. Penutup

1) Keterlibatan dalam member rangkuman/ kesimpulan

Selain mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran, aktivitas guru juga memiliki aspek yang harus diamati sebagai berikut:

a. Pra Pembelajaran

1) Pengaturan tempat duduk masing-masing siswa

2) Pengkondisian kesiapan pelaksanaan pembelajaran

b. Kegiatan Membuka Pembelajaran

1) Mengajukan pertanyaan/ apersepsi

2) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai

c. Kegiatan Inti Pembelajaran

1) Penjelasan Materi Pelajaran

a) Memberikan materi pelajaran

b) Mengajukan pertanyaan saat proses penjelasan materi

c) Memfasilitasi adanya interaksi antar siswa

d) Memfasilitasi interaksi antar siswa-guru

e) Memfasilitasi interaksi antar siswa-materi pelajaran

2) Pendekatan/ Strategi Belajar

a) Melaksanakan pembelajaran aktif dengan menggunakan teknik

jarimatika

b) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

c) Memberikan respon terhadap pertanyaan dan jawaban siswa

d) Memotivasi siswa untuk bertanya

3) Pemanfaatan Media Pembelajaran/ Sumber Belajar

a) Kemampuan menggunakan media pembelajaran

b) Kesesuaian media dengan materi dan strategi

c) Penggunaan sumber belajar dengan baik

4) Penilaian Proses

a) Memberikan tugas/ latihan


(56)

5) Penggunaan Bahasa

a) Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan

perkembangan peserta didik

b) Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah

d. Penutup

1) Membimbing siswa membuat kesimpulan

3. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data yang

menghendaki komunikasi langsung antara penyelidik dengan

responden.46Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan secara verbal kepada orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu dan memiliki relevansi dengan permasalahan penelitian tindakan kelas.Wawancara dilakukan untuk memperoleh data atau informasi yang lebih terperinci untuk melengkapi dari hasil observasi.

Data wawancara dalam penelitian ini yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang sikap terhadap pembelajaran perkalian bilangan dengan menerapkan teknik jarimatika.

4. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Metode dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum dan

lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian..

46


(57)

I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan 1. Uji Coba Instrumen Tes

a. Validitas

Valid adalah dimana alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data yaitu berupa instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas butir soal

dapat ditentukan menggunakan Product Moment dengan

menggunakan bantuan software excel, adapun rumus uji validitas

yaitu: 47

� � = � −( ) ( ) � −( ) { −( ) }

Keterangan:

= koefisien korelasi = julah responden = jumlah skor item =jumlah skor soal =jumlah skor total � = r (a,dk) = r (a, n-2)

Untuk menentukan kriteria uji instrumen, jika:

a. maka butir item tidak valid

b. maka butir item valid

Berdasarkan uji coba soal yang telah dilaksanakan dengan n = 20.

Taraf signifikan 5% diperoleh = 0,468, jadi item soal

dikatakan valid jika > 0,468. Hasil uji validitas instrumen

tes siklus I dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.5

47


(58)

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Siklus I

Butir Soal status

1 0,649 Valid

2a 0,556 Valid

2b 0,561 Valid

2c 0,534 Valid

2d -0,061 Tidak valid

2e 0,774 Valid

3a 0,507 Valid

3b 0,476 Valid

3c 0,710 Valid

3d 0,398 Tidak valid

3e 0,398 Tidak valid

3f 0,490 Valid

3g 0,468 Valid

3h 0,095 Tidak valid

3i 0,304 Tidak valid

Jumlah soal valid 10

Jumlah soal tidak valid 5

Pada tabel 3.5 dapat diketahui bahwa instrumen tes pada siklus I terdapat 10 butir soal valid dan 5 butir soal tidak valid, selanjutnya dalam penelitian hanya menggunakan butir soal yang uji validitasnya dikatakan valid.Uji validitas juga dilakukan pada instrumen tes siklus II, hasil uji validitas instrumen tes siklus II dapat dilihat pada Tabel 3.6.


(59)

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Instrumen Siklus II

Butir Soal Status

1 0,622 Valid

2a 0,491 Valid

2b 0,813 Valid

2c 0,420 Tidak Valid

2d 0,051 Tidak valid

2e 0,747 Valid

2f 0,396 Tidak Valid

2g 0,497 Valid

2h 0,722 Valid

2i 0,368 Tidak valid

3a 0,368 Tidak valid

3b 0,504 Valid

3c 0,499 Valid

3d 0,471 Valid

3e 0,289 Tidak valid

Jumlah soal valid 9

Jumlah soal tidak valid 6

Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 3.6, instrumen tes pada siklus II terdapat 9 butir soal valid dan 6 butir soal tidak valid. Penggunaan instrumensama dengan instrumen siklus 1, yang digunakan hanya instrumen yang hasil uji validitasnya valid.


(60)

b. Reliabilitas

Reliabilitas adalah menunjuk pada suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat dipergunakan dalam peneltian. Dalam penelitian ini tes yang digunakan menggunakan essai,

maka menguji reliabilitasnya menggunakan Cronbach Alfa, yang

dihitung menggunakan bantuan software excel. Rumus uji

reliabilitas yaitu: � =

�− − �

Keterangan:

r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan

n : banyaknya butir soal

a2t : jumlah varians skor tiap-tiapitem at2 : varians total

Table 3.7

Kriteria Koefisien Reliabilitas48

Interval Kriteria

0, 80 < r 1,00 Sangat tinggi

0, 60 < r 0,80 Tinggi

0, 40 < r 0,60 Sedang

0, 20 < r 0,40 Rendah

r 0,20 Sangat rendah

Berdasarkan uji coba soal yang telah dilaksanakan dengan n = 20 dan a2t= 37,8275,didapat 11 = 0,73185, dan hasil uji reliabilitas soal siklus I dapat dilihat pada tabel 3.8.

48


(61)

Table 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus I

Butir Soal Nilai Interval Kriteria

1 0,59 Sedang

2a 0,64 Tinggi

2b 0,74 Tinggi

2c 0,74 Tinggi

2d 0,74 Tinggi

2e 0,68 Tinggi

3a 0,50 Sedang

3b 0,41 Sedang

3c 0,34 Rendah

3d 0,38 Rendah

3e 0,38 Rendah

3f 0,40 Rendah

3g 0,45 Sedang

3h 0,37 Rendah

3i 0,21 Rendah

Jumlah soal kriteria rendah 6

Jumlah soal kriteria sedang 4

Jumlah soal kriteria tinggi 5

Berdasarkan uji coba soal yang telah dilaksanakan dengan n = 20 dan a2t= 37,86, didapat

11 = 0,7713, dan hasil uji reliabilitas soal


(62)

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus II

Butir Soal Nilai Interval Kriteria

1 0,63 Tinggi

2a 0,65 Tinggi

2b 0,67 Tinggi

2c 0,72 Tinggi

2d 0,76 Tinggi

2e 0,63 Tinggi

2f 0,53 Sedang

2g 0,41 Sedang

2h 0,34 Rendah

2i 0,38 Rendah

3a 0,38 Rendah

3b 0,40 Rendah

3c 0,43 Sedang

3d 0,49 Sedang

3e 0,34 Rendah

Jumlah soal kriteria rendah 5

Jumlah soal kriteria sedang 4

Jumlah soal kriteria tinggi 6

J. Analisis Data dan Intepretasi Data

Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan


(63)

membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri

maupun oranglain.49

Dalam menganalisis data ini dilakukan melalui beberapa tahapan diantaranya adalah:

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus, menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data mentah yang ada dalam catatan lapangan.Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting.Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, sehingga kesimpulan akhirnya dapat diatrik dan diverifikasi.

b. Penyajian Data

Penyajian adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan melihat penyajian-penyajian kita akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan. c. Penarikan data

Kegiatan analisis ketiga adalah menarik kesimpulan dan verifikasi.Dari pengumpulan data, seorang penganalisis mulai mencari arti-arti, pola-pola, alur sebab akibat, proporsi dan sebagainya.

Dalam penelitian ini data yang dianalisis yaitu data kuantitatif.Untuk menganalisis data kuantitatif dilakukan dengan perhitungan-perhitungan presentase.Data yang dianalisis adalah data yang dikumpulkan melalui instrument penelitian.Analisis data kualitatif dilakukan dengan mendeskripsikan data dengan makna terhadap isi pada setiap tatap muka dengan siswa. Analisis penilaiannya

menggunakan rumus : P =

x 100%

49


(64)

Keterangan : P:Penelitian, f : frekuensi, n : jumlah responden

K. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pembelajaran dengan teknik jarimatika.Teknik jarimatika diduga sebagai salah satu teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.Jika pada siklus I kompetensi sudah tercapai maka penelitian dihentikan, namun jika kompetensi belum tercapai penelitian dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II pun sama halnya dengan siklus I, jika kompetensi sudah dapat dicapai maka penelitian dihentikan, jika kompetensi belum tercapai maka dilanjutkan pada siklus III.


(65)

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan sebanyak 10 kali pertemuan pembelajaran dengan pokok bahasan yaitu operasi perkalian.Penelitian dilakukan di MIT Mulia Buana Parungpanjang pada kelas III yang terdiri dari 20 orang.Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, setiap siklusnya terdiri dari 5 kali pertemuan.

1. Identifikasi Masalah

Sebuah penelitian dilakukan karena adanya masalah yang muncul, begitu juga dengan penelitian yang dilakukan di kelas III MIT Mulia Buana Parungpanjang pada materi perkalian. Permasalahan yang didapat antara lain karena hasil belajar matematika siswa yang rendah pada materi perkalian, kesulitan siswa dalam menghitung perkalian, rasa jenuh dan bosan karena pembelajaran yang tidak menggunakan teknik atau cara berhitung yang menyenangkan dan mudah.

2. Memeriksa di Lapangan

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di MIT Mulia Buana Parungpanjang. Sebelum melakukan kegiatan penelitian, peneliti melakukan pemeriksaan di lapangan sebagai penelitian pendahuluan dengan cara melakukan observasi langsung ke sekolah. Kegiatan ini merupakan langkah awal yang dilakukan sebelum melaksanakan penelitian. Dalam kegiatan ini peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas III, melakukan pengamatan aktivitas belajar mengajar dan mendiskusikan teknik jarimatika yang akan digunakan dalam penelitian.


(66)

Dari kegiatan penelitian pendahuluan ini diperoleh hasil berupa informasi tentang metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, menghafal dan tidak ada cara untuk mempermudah siswa berupa teknik yang dapat memudahkan siswa dalam proses pembelajaran. Dampak dari hal tersebut adalah siswa kurang berparisipasi di dalam kelas pada saat proses pembelajaran, tidak sedikit siswa yang menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit, tidak menarik, dan membosankan.

Selanjutnya peneliti melakukan tes ujicoba pada siswa yang telah mempelajari materi perkalian untuk memperoleh soal yang memiliki kualitas baik.

3. Penelitian Tindakan Siklus I

Tindakan pada tahap pembelajaran siklus I sangat penting karena hasil penelitian dari siklus I nantinya akan dijadikan refleksi dan sebagai acuan untuk melakukan siklus selanjutnya. Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada siklus I sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) guna

menunjang aktivitas pembelajaran yang dilakukan serta

menyiapkan media yang akan digunakan pada saat proses pembelajaran. Selain itu, peneliti juga menyusun instrumen keberhasilan belajar siswa lembar observasi, lembar catatan lapangan, pedoman wawancara, dan alat dokumentasi yang digunakan pada siklus I.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada siklus I pembelajaran dilaksanakan sebanyak 5 kali pertemuan, 4 kali pertemuan untuk proses pembelajaran dan 1 kali pertemuan untuk tes hasil belajar siklus I, dengan alokasi waktu masing-masing pertemuan adalah 2 x 35 menit. Tindakan pada siklus I dilaksanakan mulai tanggal 15 Agustus 2016 sampai


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

219

Riwayat Hidup Penulis

Annisa kholifatul Awaliyah, lahir di Bogor 07 April 1995.Terlahir dari pasangan Safrudin dan Atikah sebagai anak pertamadari 2 bersaudara. Bertempat tinggal di Kp.Ciparai Mandala Rt.002 Rw.002 Ds. Parungpanjang Kec.Parungpanjang Kab. Bogor-Jawa Barat. Pengalaman Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di

SDN Parungpanjang 06, Sekolah Menengah

Pertama(SMP) di SMP Mulia Buana Parungpanjang, dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di SMK Negeri 1 Rangkasbitung, Lebak-Banten. Pendidikan terakhir penulis yaitu di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Program Studi Pendidikan guru Madrasah Ibtidaiyah pada Program S-1. Pengalaman organisasi yang pernah diikuti: Pasukan Khusus Pramuka SD Negeri Parungpanjang 06, Pratami dan Pasukan Khusus Pramuka SMP Mulia Buana Parungpanjang, DU Palang Merah Remaja SMK Negeri 1 Rangkasbitung, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Rayon PGMI UIN Jakarta. Pendidikan non-formal penulis: Pondok Pesantren Wasilatul Falah Rangkasbitung-Banten, Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) UIN Jakarta Pusdiklatcab Jakarta Selatan. Hidup adalah bagaimana diri kita berprasangka baik padanya, maka akan sebaik itu pula hidup yang kita rasakan.