5 Penggunaan Bahasa
a Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan
perkembangan peserta didik b
Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah d.
Penutup 1
Membimbing siswa membuat kesimpulan
3. Wawancara
Wawancara adalah
metode pengumpulan
data yang
menghendaki komunikasi langsung antara penyelidik dengan responden.
46
Wawancara merupakan
pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan secara verbal kepada orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu dan memiliki
relevansi dengan permasalahan penelitian tindakan kelas.Wawancara dilakukan untuk memperoleh data atau informasi yang lebih terperinci
untuk melengkapi dari hasil observasi. Data wawancara dalam penelitian ini yang berupa informasi
berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang sikap terhadap pembelajaran perkalian bilangan dengan menerapkan teknik jarimatika.
4. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang- barang tertulis. Metode dokumentasi adalah cara mengumpulkan data
melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum dan lain-
lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.
.
46
Yatim Riyanto, Op. Cit, hlm. 82
I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
1. Uji Coba Instrumen Tes
a. Validitas
Valid adalah dimana alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data yaitu berupa instrumen dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas butir soal dapat ditentukan menggunakan Product Moment dengan
menggunakan bantuan software excel, adapun rumus uji validitas yaitu:
47
�
�
=
� −
� − { − }
Keterangan:
= koefisien korelasi = julah responden
= jumlah skor item =jumlah skor soal
=jumlah skor total
�
= r a,dk = r a, n-2 Untuk menentukan kriteria uji instrumen, jika:
a.
ℎ �
�
maka butir item tidak valid b.
ℎ �
�
maka butir item valid Berdasarkan uji coba soal yang telah dilaksanakan dengan n = 20.
Taraf signifikan 5 diperoleh
�
= 0,468, jadi item soal dikatakan valid jika
ℎ �
0,468. Hasil uji validitas instrumen tes siklus I dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.5
47
Sugiyono, Op.Cit, hlm. 173-174
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Siklus I
Butir Soal
�
�
status 1
0,649 Valid
2a
0,556 Valid
2b 0,561
Valid
2c 0,534
Valid
2d -0,061
Tidak valid
2e
0,774 Valid
3a
0,507 Valid
3b 0,476
Valid
3c 0,710
Valid
3d 0,398
Tidak valid
3e 0,398
Tidak valid
3f
0,490 Valid
3g 0,468
Valid
3h 0,095
Tidak valid
3i 0,304
Tidak valid
Jumlah soal valid 10
Jumlah soal tidak valid
5
Pada tabel 3.5 dapat diketahui bahwa instrumen tes pada siklus I terdapat 10 butir soal valid dan 5 butir soal tidak valid,
selanjutnya dalam penelitian hanya menggunakan butir soal yang uji validitasnya dikatakan valid.Uji validitas juga dilakukan pada
instrumen tes siklus II, hasil uji validitas instrumen tes siklus II dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Siklus II
Butir Soal
�
�
Status 1
0,622 Valid
2a
0,491 Valid
2b 0,813
Valid
2c 0,420
Tidak Valid
2d 0,051
Tidak valid
2e
0,747 Valid
2f
0,396 Tidak Valid
2g 0,497
Valid
2h 0,722
Valid
2i 0,368
Tidak valid
3a 0,368
Tidak valid
3b
0,504 Valid
3c 0,499
Valid
3d 0,471
Valid
3e 0,289
Tidak valid
Jumlah soal valid 9
Jumlah soal tidak valid
6
Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 3.6, instrumen tes pada siklus II terdapat 9 butir soal valid dan 6 butir soal tidak valid.
Penggunaan instrumensama dengan instrumen siklus 1, yang digunakan hanya instrumen yang hasil uji validitasnya valid.
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah menunjuk pada suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat dipergunakan dalam peneltian.
Dalam penelitian ini tes yang digunakan menggunakan essai, maka menguji reliabilitasnya menggunakan Cronbach Alfa, yang
dihitung menggunakan bantuan software excel. Rumus uji reliabilitas yaitu:
� =
� �−
−
� �
Keterangan:
r
11
: reliabilitas tes secara keseluruhan n
: banyaknya butir soal a
t 2
: jumlah varians skor tiap-tiapitem a
t 2
: varians total
Table 3.7 Kriteria Koefisien Reliabilitas
48
Interval Kriteria
0, 80 r 1,00
Sangat tinggi 0, 60
r 0,80 Tinggi
0, 40 r 0,60
Sedang 0, 20
r 0,40 Rendah
r 0,20 Sangat rendah
Berdasarkan uji coba soal yang telah dilaksanakan dengan n = 20 dan
a
t 2
= 37,8275
,didapat
11
= 0,73185, dan hasil uji reliabilitas soal siklus I dapat dilihat pada tabel 3.8.
48
Sugiyono, Op.Cit., hlm 177.
Table 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus I
Butir Soal Nilai Interval
Kriteria 1
0,59 Sedang
2a 0,64
Tinggi
2b 0,74
Tinggi
2c 0,74
Tinggi
2d 0,74
Tinggi
2e
0,68 Tinggi
3a
0,50 Sedang
3b 0,41
Sedang
3c 0,34
Rendah
3d 0,38
Rendah
3e
0,38 Rendah
3f
0,40 Rendah
3g 0,45
Sedang
3h 0,37
Rendah
3i 0,21
Rendah
Jumlah soal kriteria rendah 6
Jumlah soal kriteria sedang 4
Jumlah soal kriteria tinggi 5
Berdasarkan uji coba soal yang telah dilaksanakan dengan n = 20 dan
a
t 2
= 37,86
, didapat
11
= 0,7713, dan hasil uji reliabilitas soal siklus II dapat diliaht pada tabel 3.9.
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus II
Butir Soal Nilai Interval
Kriteria 1
0,63 Tinggi
2a
0,65 Tinggi
2b 0,67
Tinggi
2c 0,72
Tinggi
2d 0,76
Tinggi
2e 0,63
Tinggi
2f
0,53 Sedang
2g 0,41
Sedang
2h 0,34
Rendah
2i 0,38
Rendah
3a 0,38
Rendah
3b
0,40 Rendah
3c
0,43 Sedang
3d 0,49
Sedang
3e 0,34
Rendah
Jumlah soal kriteria rendah 5
Jumlah soal kriteria sedang 4
Jumlah soal kriteria tinggi 6
J. Analisis Data dan Intepretasi Data
Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun
ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun oranglain.
49
Dalam menganalisis data ini dilakukan melalui beberapa tahapan
diantaranya adalah: a.
Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus, menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data mentah
yang ada dalam catatan lapangan.Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting.Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, sehingga kesimpulan
akhirnya dapat diatrik dan diverifikasi.
b. Penyajian Data
Penyajian adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Dengan melihat penyajian-penyajian kita akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan.
c. Penarikan data
Kegiatan analisis ketiga adalah menarik kesimpulan dan verifikasi.Dari pengumpulan data, seorang penganalisis mulai
mencari arti-arti, pola-pola, alur sebab akibat, proporsi dan sebagainya.
Dalam penelitian ini data yang dianalisis yaitu data kuantitatif.Untuk menganalisis data kuantitatif dilakukan dengan perhitungan-
perhitungan presentase.Data yang dianalisis adalah data yang dikumpulkan melalui instrument penelitian.Analisis data kualitatif
dilakukan dengan mendeskripsikan data dengan makna terhadap isi pada setiap tatap muka dengan siswa. Analisis penilaiannya
menggunakan rumus : P =
�
x 100
49
Sugiyono, Op. Cit, hlm. 335
Keterangan : P: Penelitian, f : frekuensi, n : jumlah responden
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pembelajaran dengan teknik jarimatika.Teknik jarimatika diduga sebagai salah satu
teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus terdiri dari
perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.Jika pada siklus I kompetensi sudah tercapai maka penelitian dihentikan, namun
jika kompetensi belum tercapai penelitian dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II pun sama halnya dengan siklus I, jika kompetensi sudah
dapat dicapai maka penelitian dihentikan, jika kompetensi belum
tercapai maka dilanjutkan pada siklus III.
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan sebanyak 10 kali pertemuan pembelajaran dengan pokok bahasan yaitu operasi perkalian.Penelitian dilakukan di
MIT Mulia Buana Parungpanjang pada kelas III yang terdiri dari 20 orang.Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, setiap siklusnya terdiri dari 5 kali
pertemuan.
1. Identifikasi Masalah
Sebuah penelitian dilakukan karena adanya masalah yang muncul, begitu juga dengan penelitian yang dilakukan di kelas III MIT
Mulia Buana Parungpanjang pada materi perkalian. Permasalahan yang didapat antara lain karena hasil belajar matematika siswa yang
rendah pada materi perkalian, kesulitan siswa dalam menghitung perkalian, rasa jenuh dan bosan karena pembelajaran yang tidak
menggunakan teknik atau cara berhitung yang menyenangkan dan mudah.
2. Memeriksa di Lapangan
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di MIT Mulia Buana Parungpanjang. Sebelum melakukan kegiatan penelitian, peneliti
melakukan pemeriksaan di lapangan sebagai penelitian pendahuluan dengan cara melakukan observasi langsung ke sekolah. Kegiatan ini
merupakan langkah awal yang dilakukan sebelum melaksanakan penelitian. Dalam kegiatan ini peneliti melakukan wawancara kepada
guru kelas III, melakukan pengamatan aktivitas belajar mengajar dan mendiskusikan teknik jarimatika yang akan digunakan dalam
penelitian.
Dari kegiatan penelitian pendahuluan ini diperoleh hasil berupa informasi tentang metode pembelajaran yang digunakan adalah
ceramah, menghafal dan tidak ada cara untuk mempermudah siswa berupa teknik yang dapat memudahkan siswa dalam proses
pembelajaran. Dampak dari hal tersebut adalah siswa kurang berparisipasi di dalam kelas pada saat proses pembelajaran, tidak
sedikit siswa yang menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit, tidak menarik, dan membosankan.
Selanjutnya peneliti melakukan tes ujicoba pada siswa yang telah mempelajari materi perkalian untuk memperoleh soal yang memiliki
kualitas baik.
3. Penelitian Tindakan Siklus I
Tindakan pada tahap pembelajaran siklus I sangat penting karena hasil penelitian dari siklus I nantinya akan dijadikan refleksi dan
sebagai acuan untuk melakukan siklus selanjutnya. Adapun langkah- langkah kegiatan pembelajaran pada siklus I sebagai berikut:
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP dan Lembar Kerja Siswa LKS guna
menunjang aktivitas
pembelajaran yang
dilakukan serta
menyiapkan media yang akan digunakan pada saat proses pembelajaran. Selain itu, peneliti juga menyusun instrumen
keberhasilan belajar siswa lembar observasi, lembar catatan lapangan, pedoman wawancara, dan alat dokumentasi yang
digunakan pada siklus I.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada siklus I pembelajaran dilaksanakan sebanyak 5 kali pertemuan, 4 kali pertemuan untuk proses pembelajaran dan 1 kali
pertemuan untuk tes hasil belajar siklus I, dengan alokasi waktu masing-masing pertemuan adalah 2 x 35 menit. Tindakan pada
siklus I dilaksanakan mulai tanggal 15 Agustus 2016 sampai
dengan 29 Agustus 2016, dan tes hasil belajar siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus 2016.
1 Tindakan I
Tindakan I pada siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 15 Agustus 2016 pada jam pelajaran pertama dan kedua yaitu
mulai pukul 07.40 sampai pukul 08.50. Pokok bahasan yang disampaikan yaitu perkalian sebagai penjumlahan berulang,
pada pertemuan pertama siswa kelas III yang hadir berjumlah 20 orang.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan membaca doa diantaranya yaitu membaca surat Al-Fatihah, membaca doa
belajar dan membaca doa kedua orangtua. Selanjutnya siswa dikondisikan dengan memeriksa kehadiran siswa, dan
menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator yang harus siswa kuasai setelah mendapatkan materi atau penjelasan
materi.Sebelum siswa belajar mengenai jarimatika, siswa terlebih dahulu harus diperkenalkan tentang konsep perkalian
sebagai penjumlahan berulang hal ini penting agar siswa tidak slah
konsep mengenai
perkalian.Untuk mengetahui
pengetahuan awal siswa mengenai perkalian guru memberikan pertanyaan mengenai perkalian, meminta siswa untuk
menyebutkan contohnya, dan meminta siswa untuk menyusun perkalian dengan benda-benda yang ada di sekelilingnya.
Pada kegiatan ini siswa mengamati benda-benda yang ada di sekelilingnya untuk dapat membuat permodelan perkalian
melalui benda sehingga dapat menunjukkan perkalian sebagai penjumlahan berulang dengan bimbingan guru.Dari kegiatan
ini terlihat siswa antusias walau masih banyak siswa yang belum
mengerti bagaimana
bentuk perkalian
dalam
penjumlahan berulang, kebanyakan dari mereka salah menempatkan posisi.
Untuk menyamakan persepsi dan memberi pengetahuan lebih lanjut, siswa diminta untuk mendengarkan penjelasan
yang diberikan oleh guru yaitu pemahaman tentang perkalian sebagai penjumlahan berulang, contohnya;
4 × 3 = 3 + 3 + 3 + 3, bukan 4 × 3 = 4 + 4 + 4
Walaupun hasil dari penjumlahan tersebut sama namun konsepnya berbeda, karena jika 4 + 4 +4 seharusnya bentuk
perkaliannya adala 3 × 4.Setelah menjelaskan materi, untuk
melatih siswa dalam pokok bahasan ini maka siswa diarahkan untuk mengerjakan lembar kerja siswa LKS perkalian sebagai
penjumlahan berulang. LKS yang dikerjakan oleh siswa berupa LKS tahapan,
yang pertama siswa mengerjakan LKS dengan bantuan gambar, untuk
dapat menentukan
konsep perkalian
sebagai penjumalahan berulang.Jawaban yang paling banyak benar
dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Hasil Pekerjaan LKS Penjumlahan berulang
Setelah menyelesaikan soal dengan bantuan gambar, pada nomor selanjutnya di LKS masih soal perkalian 6-10
menggunakan gambar namun tidak dibantu dengan kolom- kolom serupa.Jawaban yang paling banyak benar dapat dilihat
pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Hasil Pekerjaan LKS Penjumlahan Berulang
Setelah menyelesaikan soal bergambar sebagai bantuan, di nomor selanjutnya siswa diminta untuk mengisi LKS tanpa
bantuan gambar.Berikut adalah jawaban siswa yang paling banyak salah dapat dilihat pada gambar 4.3
Gambar 4.3 Hasil Pekerjaan LKS Penjumlahan Berulang
Selama proses pembelajaran pada pertemuan pertama, walaupun ada siswa yang sudah antusias namun masih lebih
banyak siswa yang bingung saat mengerjakan LKS tetapi malu untuk bertanya dan lebih memilih bertanya kepada teman
sebayanya. Setelah siswa selesai mengerjakan tugas, siswa menyerahkan hasil pekerjaannya untuk dinilai. Setelah
penilaian selesai dilakukan peneliti membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan, selanjutnya peneliti memberikan informasi bahwa
di pertemuan
berikutnya siswa
akan mulia
diperkenalkan dengan teknik jarimatika kemudian guru menutup pembelajaran hari ini dan meminta siswa
mengucapkan hamdallah.
2 Tindakan II
Tindakan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 22 Agustus 2016 pada jam pelajaran pertama dan kedua
yaitu mulai pukul 07.40 sampai pukul 08.50. Pokok bahasan yang disampaikan yaitu mengenal jarimatika sebagai teknik
berhitung perkalian, pada pertemuan pertama siswa kelas III yang hadir berjumlah 20 orang.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan membaca doa diantaranya yaitu membaca surat Al-Fatihah, membaca doa
belajar dan membaca doa kedua orangtua. Selanjutnya siswa dikondisikan dengan memeriksa kehadiran siswa, dan
menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator yang harus siswa kuasai setelah mendapatkan materi atau penjelasan
materi.Setelah siswa diberi penjelasan mengenai konsep perkalian di pertemuan sebelumnya, kali ini siswa mulai
diperkenalkan dengan teknik berhitung jarimatika degan kegiatan mengenal nilai setiap jari dan menghitung perkalian 6-
10 menggunakan jari tangan yang mereka miliki.
Pembelajaran kali ini siswa dibagi menjadi 4 kelompok agar bisa berinteraksi dengan teman sebayanya.Setelah dibagi
menjadi 4 kelompok, siswa menerima materi dari guru mengenai
teknik jarimatika sebagai
teknik berhitung
perkalian.Pada pertemuan kali ini siswa diperkenalkan tentang nilai dari setiap jari tangan.Pembelajaran ini merupakan bekal
untuk siswa agar lebih mudah mempelajari perkalian menggunakan teknik jarimatika, karena setelah pembelajaran
ini siswa diharapkan sudah mampu mengetahui nilai dari masing-masing jari tangan.
Setelah diperkenalkan tentang nilai setiap jari, siswa diperkenalkan kepada cara mengaplikasikan nilai-nilai jari ke
dalam perhitungan perkalian 6-10. Pada kegiatan ini siswa terlihat antusias karena mempelajari hal baru, namun masih ada
juga siswa yang terlihat tidak memerhatikan.Kegiatan ini merupakan kegiatan demonstrasi dimana guru memperagakan
dihadapan kelas dan seluruh siswa mengikuti yang dilakukan oleh guru.Kegiatan pembelajaran pengenalan jarimatika dpat
dilihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4. 4 Kegiatan Pembelajaran Pengenalan Jarimatika