KATEGORI DAN KELAS INSTRUMEN KEUANGAN CATEGORIES AND CLASSES OF FINANCIAL
31 DESEMBER 2013 DAN 2012 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Lanjutan
DECEMBER 31, 2013 AND 2012 AND FOR THE YEARS THEN ENDED Continued
- 88 - Analisis sensitivitas mata uang asing
Foreign currency sensitivity analysis Grup belum melakukan lindung nilai untuk
eksposur terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing ini. Berikut ini sensitivitas Grup
untuk perubahan 8 dan 2 nilai tukar mata uang Rupiah terhadap USD pada tanggal
31 Desember 2013 dan 2012, dengan variabel lain konstan terhadap laba sebelum pajak Grup.
Analisis sensitivitas ini hanya mencakup akun moneter dalam mata uang asing yang beredar
dan penyesuaian penjabarannya pada akhir periode dengan menggunakan sebesar 8
untuk perubahan kurs mata uang asing. The Group has not yet entered into effective
hedges against the exposure to this foreign currency exchange rate risk. Following is the
Group’s sensitivity to a 8 and 2 change in exchange rate of Rupiah against USD, as of
December 31, 2013 and 2012, with other variables held constant to the Group’s income
before tax. The sensitivity analysis includes only
outstanding foreign
currency denominated monetary items and adjust their
translation at the period end for a 8 change in foreign currency rate.
2013 2012
Rp Rp
Laba rugi, setelah pajak 2.665.565.214 1.936.190.406
Profit or loss, net of tax dampakimpact
ii. Manajemen risiko tingkat bunga ii. Interest rate risk management
Risiko suku bunga adalah risiko dimana arus kas atau nilai wajar di masa datang atas
instrumen keuangan Grup akan berfluktuasi akibat perubahan suku bunga pasar.
Interest rate risk is the risk that the fair value or future cash flows of the Group’s financial
instrument will fluctuate because of changes in market interest rates.
Aset dan liabilitas keuangan yang berpotensi terpengaruh risiko suku bunga terutama terdiri
dari kas dan setara kas dan utang bank. Grup memonitor perubahan suku bunga pasar untuk
memastikan suku bunga Grup sesuai dengan pasar. Grup belum melakukan lindung nilai
yang efektif untuk pinjaman yang suku bunganya mengambang.
The financial assets and liabilities that potentially expose the Group to interest rate
risk consist mainly of cash and cash equivalents and bank loans. Changes in
market interest rates are closely monitored to ensure that the Group’s interest rates are in
line with the market. The Group has not yet entered into effective hedges for borrowings
with variable interest rates. Analisis sensitivitas suku bunga
Interest rate sensitivity analysis Analisis sensitivitas di bawah ini telah
ditentukan berdasarkan eksposur suku bunga pada akhir periode pelaporan. Untuk liabilitas
tingkat bunga mengambang, analisis tersebut disusun dengan asumsi jumlah liabilitas
terutang pada akhir periode pelaporan itu terutang sepanjang tahun. Kenaikan atau
penurunan 50 basis poin digunakan ketika melaporkan risiko suku bunga secara internal
kepada karyawan kunci dan merupakan penilaian manajemen terhadap perubahan
yang mungkin terjadi pada suku bunga. The sensitivity analyses below have been
determined based on the exposure to interest rates at the end of the reporting period. For
floating rate liabilities, the analysis is prepared assuming the amount of the liability
outstanding at the end of the reporting period was outstanding for the whole year. A 50
basis point increase or decrease is used when reporting interest rate risk internally to key
management personnel and represents managements assessment of the reasonably
possible change in interest rates. Jika suku bunga lebih tinggirendah 50 basis
poin dan semua variabel lainnya tetap konstan, laba Grup setelah pajak untuk tahun yang
berakhir 31 Desember 2013 akan turun naik sebesar Rp 4.163.140.478. Hal ini terutama
disebabkan oleh eksposur Grup terhadap suku bunga atas pinjamannya dengan suku bunga
variabel. If interest rates had been 50 basis points
higherlower and all other variables were held constant, the Group profit for the year net of
tax ended December 31, 2013 net of tax would
decreaseincrease by
Rp 4,163,140,478. This is mainly attributable to the Group’s exposure to interest rates on its
variable rate borrowings.
iii. Manajemen risiko kredit iii. Credit risk management
Risiko kredit mengacu pada risiko rekanan gagal
dalam memenuhi
kewajiban kontraktualnya yang mengakibatkan kerugian
bagi Grup. Credit risk refers to the risk that a
counterparty will default on its contractual obligation resulting in a loss to the Group.
31 DESEMBER 2013 DAN 2012 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Lanjutan
DECEMBER 31, 2013 AND 2012 AND FOR THE YEARS THEN ENDED Continued
- 89 - Risiko kredit Grup terutama melekat pada
rekening bank, deposito berjangka, piutang usaha dan lain-lain. Risiko kredit pada saldo
bank dan deposito tidak besar karena Grup menempatkan saldo bank dan deposito
berjangka pada institusi keuangan yang layak serta terpercaya. Grup meminimalisasi risiko
kredit atas piutang usaha yang timbul dari pembeli properti dengan mengenakan denda
atas keterlambatan pembayaran, pembatalan penjualan dengan denda pembatalan dan Grup
dapat mengambil kembali properti yang bersangkutan apabila pelanggan gagal
membayar kewajiban cicilannya. Untuk risiko kredit yang timbul dari penyewa properti
investasi dilakukan dengan cara meminta penyewa untuk memberikan deposit dalam
bentuk tunai, serta membayar uang muka sewa sebelum masa sewa berlaku, serta Grup dapat
menghentikan semua pelayanan ke unit yang disewakan jika penyewa tidak membayar
tagihan sesuai waktu yang ditentukan. The Group’s credit risk is primarily attributed
to its cash in banks, time deposits, trade receivables and others. The credit risk on
bank balance and time deposits is limited because the Group places its bank balances
and time deposits with credit worthy financial institutions. The Group minimizes its credit
risk on trade receivables from property buyers by imposing penalties for late payment,
cancellation of the sale with fines, and respossesion of property in case of failure to
pay. For credit risk arising from investment property, tenants are asked to provide a
deposit in cash for lease payments and pay advance rent before the lease term takes
effect. Further, the Group may end all provision of services for the leased unit in
case of delinquent payments.
Grup memiliki kebijakan untuk memperoleh pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan
dengan meminimalkan kerugian yang terjadi karena eksposur risiko kredit. Karena itu, Grup
memiliki kebijakan
untuk memastikan
bertransaksi dengan pelanggan yang memiliki sejarah dan reputasi kredit yang baik.
Manajemen melakukan pengawasan secara terus menerus untuk mengurangi eksposur
risiko kredit. The Group has policies to obtain sustainable
growth in revenue by minimizing losses due to credit risk exposure. Accordingly, the Group
has a policy to ensure that transactions are entered into with customers who have
historical good credit reputation. Management conducts ongoing supervision to reduce credit
risk exposure. Nilai tercatat aset keuangan pada laporan
keuangan konsolidasian setelah dikurangi dengan cadangan kerugian mencerminkan
eksposur Grup terhadap risiko kredit. The carrying amount of financial assets
recorded in the consolidated financial statements, net of any allowance for losses
represents the Group’s exposure to credit risk.
iv. Manajemen risiko likuiditas iv. Liquidity risk management
Tanggung jawab utama manajemen risiko likuiditas terletak pada dewan direksi, yang
telah membangun kerangka manajemen risiko likuiditas yang sesuai untuk persyaratan
likuiditas dan pendanaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Grup
mengelola risiko
likuiditas dengan
mempertahankan kas dan setara kas yang mencukupi dalam memenuhi komitmen Grup
untuk operasi normal dan secara rutin mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas
aktual, serta jadwal tanggal jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan.
Ultimate responsibility for liquidity risk management rests with the board of directors,
which has built an appropriate liquidity risk management framework for the management
which are in accordance with the liquidity requirement and the short, medium and long
term funding. The Group manages liquidity risk by maintaining cash and cash equivalents
sufficient to meet the Group commitments for normal operations, regularly evaluating cash
flow projections and actual cash flows, and scheduling the date of maturity of assets and
financial liabilities. Tabel risiko likuiditas dan suku bunga
Liquidity and interest risk tables Tabel berikut merinci sisa jatuh tempo kontrak
untuk liabilitas keuangan dengan periode pembayaran yang disepakati Grup pada
tanggal 31 Desember 2013. Tabel telah disusun berdasarkan arus kas yang didiskontokan dari
liabilitas keuangan berdasarkan tanggal terawal di mana Grup dapat diminta untuk membayar.
Tabel mencakup arus kas bunga dan pokok. Sepanjang arus bunga tingkat mengambang
jumlah tidak didiskontokan berasal dari kurva suku bunga pada akhir periode pelaporan.
Jatuh tempo kontrak didasarkan pada tanggal terawal di mana Grup mungkin akan diminta
untuk membayar. The following table details the Group’s
remaining contractual maturity for its financial liabilities with agreed repayment periods as of
December 31, 2013. The table has been drawn up based on the undiscounted cash
flows of financial liabilities based on the earliest date on which the Group can be
required to pay. The table includes both interest and principal cash flows. To the
extent that interest flows are floating rate, the undiscounted amount is derived from interest
rate curves at the end of the reporting period. The contractual maturity is based on the
earliest date on which the Group may be required to pay.