122 5
Pada saat memberi contoh soal, guru meminta siswa yang belum tuntas untuk maju ke depan dengan bimbingan guru agar
merasa tidak takut, sehingga siswa yang belum paham pada materi pelajaran menjadi paham dengan berlatih contoh soal
dan dengan maju kedepan kelas untuk mengerjakan soal. Dengan berakhirnya perbaikan pada siklus II maka proses
pembelajaran dan prestasi belajar menjadi meningkat. Dengan demikian target dalam penelitian telah tercapai sehingga penelitian
berhenti pada siklus II.
B. Pembahasan
Siklus I dilakukan 2 kali pertemuan yaitu pada hari Selasa, 19 Januari 2016 dan Rabu, 20 Januari 2016. Pada penelitian siklus II, siswa belum
bisa dikondisikan dan belum aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam berkelompok misalnya, ada siswa yang tidak mau satu kelompok
dengan teman tertentu, kemudian juga pada saat berpindah tempat duduk belum terkontrol dan ramai sendiri. Siswa juga masih pasif dalam
bertanya, hal itu terjadi karena siswa belum paham dengan apa yang akan diajarkan oleh guru. Siswa juga masih terlihat bingung ketika
mengerjakan lembar kerja, karena intruksi dari guru yang belum dipahami siswa. Untuk aktivitas guru pada pelaksanaan penelitian siklus I, guru
melakukan kegiatan pembelajaran berdasarkan RPP yang telah dirancang oleh peneliti bersama dengan guru. Guru ketika memberikan contoh soal,
123 guru hanya menunjuk siswa yang pandai saja, karena siswa yang pandai
cenderung terlihat lebih aktif, hal itu membuat guru berasumsi bahwa semua siswa sudah paham. Pada kenyataannya, saat dilakukan evaluasi
pembelajaran, banyak siswa yang belum tuntas. Ketika memberikan intruksi pada saat kerja kelompok, guru belum begitu jelas meminta siswa
untuk menggambar kartu bilangan yang sudah diperagakan, sehingga siswa tidak menggunakan alat peraga kartu bilangan yang telah disiapkan
pada masing-masing kelompok secara maksimal. Hasil penelitian pada siklus I belum maksimal, yaitu Persentase aktivitas siswa baru mencapai
51,3 dari target minimal 80. Pada bab 3, persentase tersebut masuk ke dalam kategori kurang. Untuk prestasi belajar siklus I, yaitu Persentase
ketuntasan siswa baru mencapai 62,5 dari target minimal yaitu 90. Peneliti dan guru kemudian melakukan refleksi dan upaya perbaikan
untuk penelitian siklus II agar kendala dan permasalahan yang ada pada siklus I dapat diperbaiki. Beberapa hal yang di refleksi diantaranya yaitu
guru memperkecil anggota kelompok dengan satu kelompok dibatasi maksimal hanya 4 siswa saja. Guru lebih banyak memberikan motivasi
dan nasehat agar siswa lebih saling menghargai satu sama lain. Guru lebih memberikan kesempatan kepada siswa yang pada siklus sebelumnya
belum tuntas untuk maju kedepan ketika memberi contoh soal. Setelah kendala siklus I diatasi, maka Persentase aktivitas siswa pada siklus II
meningkat menjadi 87,44, sehingga pada bab 3 masuk dalam kategori baik sekali. Begitupula dengan prestasi belajar siswa meningkat
124 ditunjukkan dengan Persentase ketuntasan siswa pada siklus II mencapai
92,5. Hal itu menunjukkan bahwa terjadi peningkatan Persentase aktivitas siswa dari 51,3 pada siklus I menjadi 87, 44 pada siklus II.
Untuk prestasi belajar, persentase ketuntasan siswa pada siklus I yaitu 62,5 meningkat pada siklus II menjadi 92,5.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh siswa pada siklus I dan siklus II maka dapat diketahui bahwa penggunaan alat peraga kartu
bilangan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas IV SDN 2 Sanggrahan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
125
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian menggunakan kartu bilangan merupakan upaya peneliti dan guru yang bertujuan meningkatkan prestasi belajar matematika materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Pembelajaran di kelas sebelum dilakukan penelitian yaitu dengan metode konvensional dan guru belum
menggunakan alat peraga kartu bilangan. Alat peraga ini, kemudian digunakan oleh guru untuk mengajarkan konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat agar siswa lebih memahami materi pembelajaran. Penggunaan kartu bilangan sendiri yaitu secara berkelompok, siswa dibagikan satu set kartu
bilangan yang terdiri dari kartu hitam dan putih, kemudian dengan bantuan guru siswa mencoba menggunakan kartu tersebut dengan menjawab soal-soal
yang ada pada Lembar Kerja Siswa. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa penggunaan alat peraga kartu bilangan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika kelas IV SDN 2 Sanggrahan Kecamatan Kranggan
Kabupaten Temanggung materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Peningkatan prestasi belajar dapat dilihat dari hasil evaluasi setiap siklus yang
mengalami peningkatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa dari pratindakan ke siklus I dan siklus II meningkat. Pada pratindakan
yang dilakukan dengan pretest, dengan 23 siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM dan 17 lainnya sudah tuntas. Persentase jumlah siswa yang