Teori belajar matematika Tinjauan tentang Matematika

48 internasional dan sangat padat makna dan pengertian. Matematika adalah seni, sebab dalam matematika terlihat adanya unsur keteraturan, keterurutan, dan ketepatan. Matematika adalah ilmu tentang pola dan hubungan sebab yang teratur, dan saling berkaitan. Dari beberapa pengertian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan sistemik. Matematika memiliki sifat yang runtut serta keterurutan dan menjelaskan pola-pola suatu hubungan yang saling berkaitan.

b. Teori belajar matematika

Matematika tidak akan pernah lepas dari berbagai teori belajar yang telah dirancang oleh para ahli. Di bawah ini merupakan beberapa teori belajar matematika dari para ahli: 1 Teori belajar Jean Piaget Teori Belajar Jean Piaget sering disebut dengan Teori Perkembangan Mental Anak atau Teori Tingkat Perkembangan Berpikir Anak Sri Subarinah, 2006:2 . Dalam teori ini, tahap berpikir dibagi menjadi empat yaitu Sri Subarinah, 2006:2: a Tahap sensori motorik usia kurang dari 2 tahun b Tahap praoperasi usia 2-7 tahun c Tahap operasi konkret 7-11 tahun d Tahap operasi formal 11 tahun ke atas Siswa SD di Indonesia umumnya berusia 7-12 tahun, sehingga terletak pada tahap operasi konkret. Sebaiknya pembelajaran 49 matematika di SD dibuat konkret meskipun itu cukup sulit mengingat matematika lahir bersifat abstrak. Contohnya untuk mengajarkan konsep luas persegi panjang, banyak guru yang memberikan langsung rumus tersebut, hal ini tidak sesuai dengan perkembangan anak. Cara mengajarkan matematika secara konkret yaitu melalui peragaan, praktek maupun permainan. 2 Teori belajar Bruner Dalam teorinya yang diberi judul Teori Perkembangan Belajar, Jerome S Bruner menekankan proses belajar menggunakan model mental yaitu individu yang belajar mengalami sendiri apa yang dipelajarinya. Menurut Sri Subarinah 2006:3, tiga tahapan proses belajar bruner yaitu: a Tahap kegiatan enactive Pada tahap ini, anak belajar konsep melalui benda riil atau mengalami peristiwa di sekitarnya. Anak dalam belajar masih menggunakan cara gerak reflex, coba-coba dan belum harmonis. Ia melakukan manipulasi benda-benda dengan cara menyusun, menjejerkan, mengutak-atik, atau gerak lain bersifat coba-coba. b Tahap gambar bayangan Iconic Pada tahap ini, anak telah dapat mengubah, menandai, dan menyimpan peristiwa atau benda riil dalam bentuk bayangan mental dibenaknya. 50 c Tahap Simbolik symbolic Pada tahap terakhir anak dapat menyatakan bayangan mentalnya dalam bentuk simbol dan bahasa, sehingga mereka sudah memahami simbol-simbol dan menjelaskan dengan bahasanya. 3 Teori belajar Dienes Dienes dalam Subarinah 2006:5, berpendapat bahwa konsep- konsep matematika akan mudah dipelajari apabila melalui 6 tahap yaitu: a Tahap bermain bebas Pada tahap ini siswa belajar matematika melalui permainan benda konkret tanpa arahan guru. b Tahap permainan Pada tahap ini, anak-anak masih bermain benda konkret namun sudah siarahkan untuk mengamati konsep. c Tahap penelaahan kesamaan sifat Anak-anak melakukan kegiatan untuk menemukan kesamaan sifat dengan permainan yang diarahkan guru. d Tahap representasi Siswa belajar membuat pernyataan tentang kesamaan sifat-sifat yang sama dari suatu konsep yang diamati dari tahap sebelumnya. e Tahap simbolisasi 51 Siswa mulai menciptakan simbol matematika atau rumusan verbal. f Tahap formalisasi Tahap ini diluar jangkauan siswa SD, kare pada tahap ini siswa belajar mengorganisasi konsep-konsep membentuk suatu sistem matematika. 4 Teori belajar Van Hiele Van Hiele adalah seorang guru matematika bangsa Belanda. Dia berpendapat bahwa 3 unsur utama pembelajaran geometri yaitu waktu, materi dan metode jika dilalui secara terpadu dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa pada tahap yang lebih tinggi. Ada 5 tahapan dalam pembelajaran geometri menurut Sri Subarinah 2006:6 yaitu: a Tahap pengenalan Pada tahap awal, siswa mulai belajar mengenal bangun geometri secara keseluruhan tanpa harus mengetahui sifat- sifatnya. b Tahap analisis Pada tahap ini siswa mulai mengenal sifat-sifat bangun geometri tetapi belum mengetahui hubungan sifat antar bangun. c Tahap pengurutan Pada tahap ini siswa telah dapat mengenal dan memahami sifat-sifat bangun geometrid an mengurutkannya. 52 d Tahap deduksi Pada tahap ini siswa mampu membuat sifat-sifat umum dan membawa sifat-sifat tersebut ke hal yang khusus. e Tahap akurasi Pada tahap ini siswa mulai menyadari pentingnya keakuratan prinsip dasar yang melandasi suatu teori. 5 Teori belajar Brownell William Brownell dalam Sri Subarinah 2006:6, mengemukakan teori belajar matematika SD dalam bentuk Meaning Theory teori bermakna. Dalam teori bermakna, makna dari materi yang dipelajari oleh siswa merupakan isu utama dalam pembelajaran matematika. Brownell memberikan saran dalam pengajaran matematika, siswa sebaiknya memahami pentingnya bilangan baik dalam segi kehidupan sosial manusia maupun segi intelektual dalam sistem kuantitatif. 6 Teori belajar Gagne Robert M. Gagne dalam Sri Subarinah 2006:7, menyebutkan ada dua obyek matematika yaitu: a Objek langsung yang meiputi fakta, operasi, konsep dan prinsip b Objek tak langsung yang meliputi kemampuan menyelidiki, memecahkan masalah, disiplin diri, bersikap positif, dan tahu bagaimana semestinya belajar. 53

c. Pembelajaran Matematika di SD