40 dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu
yang relatif menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif”. Belajar hanya dialami oleh siswa sendiri
karena belajar sebagai tindakan. Siswa adalah penentu terjadi atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi karena siswa
memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Dari pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah proses perubahan perilaku. Perubahan perilaku tersebut timbul dari pengalaman-pengalamannya sendiri. Pengalaman diperoleh dari
hasil interaksi dengan lingkungannya. Siswa adalah penentu terjadi atau tidaknya proses belajar. Perubahan dalam proses belajar dapat
berupa pengetahuan kognitif, perubahan sikap afektif, serta perubahan dalam keterampilan psikomotor.
b. Pengertian Prestasi Belajar
Zainal Arifin 2009:12, mengatakan bahwa kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu
prestatie.
Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Menurut Muhibbin Syah
2000: 141, p restasi adalah “tingkat keberhasilan siswa mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Hasan Alwi, dkk 2005: 895 menyatakan bahwa prestasi belajar
adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka
nilai yang diberikan oleh guru. Hasil pengukuran dan penilaian hasil
41 prestasi belajar itu dicatat dalam buku akademik yang merupakan alat
implementasi program bimbingan lembaga dan alat untuk laporan orang tua siswa pada tiap semester untuk mengetahui kemajuan
anaknya. Seperti yang dikatakan oleh Oemar Hamalik 1989:11, bahwa prestasi belajar adalah ukuran tentang angka atau nilai untuk
mengetahui perkembangan siswa. Adapun pengertian prestasi belajar menurut Oemar Hamalik
1989:5 adalah seberapa jauh tujuan pembelajaran yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Guru memberikan
ulangan harian, kemudian ada tes tengah semester dan tes semester untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami pelajaran
setelah diberikan oleh guru. Hal tersebut dapat digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Siswa belajar bersama guru kemudian
di tes untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Dapat berupa nilai ulangan, dan nilai raport di setiap akhir semester. Muhibbin Syah
2003: 135 mengatakan bahwa “kegiatan belajar dapat pula dikatakan
efisien apabila dengan usaha belajar tertentu memberikan prestasi belajar tinggi”. Jadi, sebuah kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil
jika siswa memperoleh prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar berbeda dengan hasil belajar, seperti yang
dikemukakan oleh Zainal Arifin 2009:12, bahwa prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil
belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Fungsi
42 prestasi belajar sendiri bagi guru adalah sebagai umpan balik sehingga
dapat menentukan apakah perlu melakukan diagnosis, penempatan, atau bimbingan terhadap peserta didik. Prestasi belajar biasanya diukur
menggunakan Tes prestasi belajar, yaitu alat-alat ukur yang banyak digunakan untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah proses belajar
mengajar atau untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah program pengajaran Muhibbin Syah, 2000:141
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang biasanya ditunjukkan dengan nilai atau angka. Untuk mengetahui prestasi belajar seorang
siswa harus dilakukan tes.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Anak