Partisipasi Masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di SD N 2

75 program ataupun kegiatan yang akan dilaksanakan. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh warga sekolah SD N 2 Sambirejo dan Kepala Desa Sambirejo pada saat diwawancarai. “Melalui rapat pleno, masyarakat dilibatkan dalam pengambilan keputusan kaitannya dengan meningkatkan mutu pendidikan. Didalam rapat tersebut sekolah menjabarkan program-program yang akan dibuat oleh sekolah, sehingga masyarakat dapat memberikan respon masukan sesuai dengan skala prioritas. Selain itu masyarakat juga dapat memberikan masukan program yang belum ada di sekolah untuk ditampung diakomodir, sehingga akan menemui titik temu program-program yang bermanfaat untuk sekolah. Disamping itu, ketika menghadapi kegiatan-kegiatan, sekolah mengundang tokoh- tokoh komite untuk membahas program ataupun kegiatan yang akan dilaksanakan” AS, Senin, 4112013. “Kaitannya dengan pengambilan keputusankebijakan yang diambil sekolah, seluruh warga sekolah memiliki peran didalamnya, salah satunya adalah pendidik. Setiap sekolah akan membuat peraturan, kepala sekolah akan mengadakan rapat yang diikuti oleh pendidik dan komite sekolah sebagai perwakilan dari wali murid. Kami sebagai pendidik, akan memberikan masukan kaitannya dengan program-program untuk meningkatkan mutu pendidikan, kemudian rencana program tersebut akan dipertimbangkan secara bersama- bersama sesuai dengan kebutuhan dan anggaran yang dimiliki sekolah” ST06-11-2013. Kemudian pada saat kegiatan-kegiatan di sekolah, masyarakat selalu dilibatkan dalam penyusunan RAPBS, terutama untuk masalah anggaran yang tidak bisa didanai dari BOS. Masyarakat diajak berembuk oleh sekolah untuk menyusun RAPBS agar perencanaan sekolah dapat tersusun dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan sekolah. Selain itu, masyarakat juga dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan sekolah seperti ekstrakurikuler pramuka, menari, dan menjadi pengisi dalam kegiatan pesantren kilat. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu SM selaku kepala desa Sambirejo: 76 “Dalam kegiatan-kegiatan di sekolah, masyarakat pasti dilibatkan dalam penyusunan RAPBS, terutama untuk mata-mata anggaran yang tidak bisa didanai dari BOS. Masyarakat diajak berembuk oleh sekolah untuk menyusun RAPBS agar perencanaan sekolah dapat tersusun dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan sekolah. Selain itu, masyarakat juga dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan sekolah seperti ekstrakurikuler pramuka, menari, dan menjadi pengisi dalam kegiatan pesantren kilat” SM8-11-2013. Selain masyarakat desa Sambirejo, komite sekolah juga merupakan partner dari kepala sekolah sebagai perwakilan dari wali murid masyarakat untuk memberikan dukungan agar kegiatan di sekolah dapat berjalan dengan baik. Komite sekolah dan sekolah memiliki keterkaitan yang saling berhubungan, terutama kaitannya dengan pengambilan keputusan dari sekolah, karena peran dari komite sekolah sendiri adalah menyampaikan aspirasi dari masyarakat untuk memajukan SD N 2 Sambirejo dalam bidang apapun. Sehingga apapun yang berkaitan dengan kegiatan sekolah yang berhubungan dengan wali siswa, komite sekolah pasti dilibatkan. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Pak W selaku Ketua Komite Sekolah SD N 2 Sambirejo: “Disini komite sekolah merupakan partner dari kepala sekolah sebagai perwakilan dari wali murid masyarakat untuk memberikan dukungan agar kegiatan di sekolah dapat berjalan dengan baik. Komite sekolah dan sekolah memiliki keterkaitan yang saling berhubungan, terutama kaitannya dengan pengambilan keputusan dari sekolah, karena peran dari komite sekolah sendiri adalah menyampaikan aspirasi dari masyarakat untuk memajukan SD N 2 Sambirejo dalam bidang apapun. Kaitannya dengan kegiatan sekolah yang berhubungan dengan wali siswa, komite sekolah pasti dilibatkan” W12-11-2013. “Komite sekolah sebagai perwakilan dari orang tua murid warga masyarakat selalu berupaya untuk berkontribusi ke sekolah dalam upaya peningkatan mutu pendidikan” W12-11-2013. 77 Dalam kehidupan sehari-hari, Guru juga terlibat langsung dalam peningkatan mutu pendidikan melalui interaksi antara guru sebagai pendidik dengan masyarakat, dimana interaksi tersebut dapat terjaga dengan baik. Masyarakat dan guru memiliki hubungan yang saling berkaitan, dengan begitu masyarakat sendiri dapat pemahaman lebih akan pentingnya peran serta masyarakat dalam pendidikan sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di SD N 2 Sambirejo. Pernyataan tersebut diutarakan oleh Bapak ST selaku perwakilan dari guru di SD N 2 Sambirejo: “Dalam kehidupan sehari-hari, interaksi antara guru sebagai pendidik dengan masyarakat dapat terjaga dengan baik. Masyarakat dan guru memiliki hubungan yang saling berkaitan, dengan begitu masyarakat sendiri dapat pemahaman lebih akan pentingnya peranserta masyarakat dalam pendidikan sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di SD N 2 Sambirejo” ST06-11-2013. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keterlibatan masyarakat dan seluruh warga sekolah, dalam kegiatan-kegiatan dan pengambilan keputusan di Sekolah Dasar Negeri 2 Sambirejo sangatlah dibutuhkan. Keterlibatan masyarakat dan seluruh warga sekolah biasanya dilakukan saat rapat atau musyawarah bersama dengan mengungkapkan dan menampung aspirasi, ide dan saran. Sehingga dengan mengungkapkan dan menampung aspirasi, ide dan saran pemikiran, dapat ditemukan solusi dan diambil keputusan bersama untuk segala masalah yang dihadapi dalam kegiatan yang direncanakan demi meningkatkan dan mengembangkan mutu pendidikan. 78 c. Kebijakan Sekolah dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat di SD N 2 Sambirejo Kebijakan sekolah dalam meningkatkan partisipasi masyarakat yaitu melalui guru-guru SD N 2 Sambirejo yang dibantu langsung oleh tokoh masyarakat sekitar untuk melakukan penyuluhan secara langsung kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan. Sekolah SD N 2 Sambirejo memberikan pengertian yang lebih kepada masyarakat agar mau berpartisipasi baik yang bersifat fisik maupun non fisik untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Selain memberikan penyuluhan secara langsung, sekolah juga berusaha memberikan contoh kepada masyarakat seperti adanya beberapa warga masyarakat yang ikut membantu sekolah dalam kegiatan ekstrakurikuler. Harapan dari sekolah, dengan adanya contoh tersebut, warga masyarakat yang lain dapat termotivasi untuk berpartisipasi dalam meningkatkan mutu pendidikan di SD N 2 Sambirejo. Hal tersebut seperti yang diutarakan oleh Bapak ST: “Dalam hal ini, guru dibantu oleh tokoh masyarakat sekitar dapat secara langsung melakukan penyuluhan secara langsung kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan. Kami memberikan pengertian yang lebih kepada masyarakat agar mau berpartisipasi dalam sekolah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Selain memberikan penyuluhan secara langsung, kami juga berusaha memberikan contoh kepada masyarakat seperti adanya beberapa warga masyarakat yang ikut membantu sekolah dalam kegiatan ekstrakurikuler. Dengan begitu warga msyarakat lain dapat termotivasi untuk melakukan hal yang sama” ST06-11-2013. Disisi lain, komite sekolah juga bekerja sama dengan perangkat desa setempat dengan cara sering memberikan penyuluhan serta pemahaman kepada warga masyarakat akan pentingnya pendidikan melalui rapat 79 RTRW, kumpulan PKK, dan forum-forum lainnya. Harapan komite sekolah, dengan seperti itu masyarakat dapat terdorong untuk berpartisipasi dalam pendidikan baik dalam bentuk fisik maupun non fisik. Uraian di atas disampaikan oleh Bapak W selaku Ketua Komite Sekolah SD N 2 Sambirejo: “Komite sekolah bekerja sama dengan perangkat desa setempat, sering memberikan penyuluhan serta pemahaman kepada warga masyarakat akan pentingnya pendidikan melalui rapat RTRW, kumpulan PKK, dan forum-forum lainnya. Dengan begitu masyarakat dapat terdorong untuk berpartisipasi dalam pendidikan baik dalam bentuk fisik maupun non fisik. Komite sekolah memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk meningkatkan partisipasinya dalam sekolah melalui forum-forum resmi yang ada di desa Sambirejo” W12-11-2013. Dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai kebijakan sekolah yang diambil untuk meningkatkan partisipasi masyarakat di SD N 2 Sambirejo yaitu dengan mengadakaan beberapa kegiatan seperti: melakukan penyuluhan secara langsung kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan; dan memberikan contoh kepada masyarakat adanya beberapa warga masyarakat yang ikut membantu sekolah dalam kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu, komite sekolah dan perangkat desa setempat bekerja sama memberikan penyuluhan serta pemahaman kepada warga masyarakat akan pentingnya pendidikan melalui rapat RTRW, kumpulan PKK, dan forum-forum lainnya. 80 d. Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan di SD N 2 Sambirejo Pada subbab sebelumnya sudah dijelaskan bahwa bentuk-bentuk partisipasi masyarakat berdasarkan jenisnya dikelompokan dalam empat jenis, yakni partisipasi dalam pengambilan keputusan, partisipasi dalam pelaksanaan, partisipasi dalam pengambilan manfaat dan partisipasi dalam evaluasi Dwiningrum, 2011: 61-62. Berdasarkan pernyataan tersebut, di SD N 2 Sambirejo terdapat 2 bentuk partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan. Bentuk partisipasi tersebut adalah fisik dan non fisik. 1 Bentuk Fisik Partisipasi masyarakat dalam bentuk fisik salah satunya yaitu dalam setiap kegiatan atau program-program yang diselenggarakan sekolah, masyarakat dan komite sekolah pasti dilibatkan secara langsung, terutama dalam hal sarana dan prasarana. Contoh ketika akan melakukan rehabilitasi ruang kelas, masyarakat dan komite sekolah bekerja sama dengan sekolah. Misalnya Komite Sekolah berperan sebagai panitia, sehingga sekolah akan lebih mudah dalam hal pengawasan. Perihal partisipasi masyarakat dalam bentuk fisik, sedikit demi sedikit sekolah mengalokasikan dana BOS Bantuan Operasional Sekolah untuk menunjang sarana dan prasarana yang ada di SD N 2 Sambirejo. Jadi seiring berjalannya waktu, sebagian besar sarana dan 81 prasarana sekolah telah terpenuhi, termasuk dalam bidang kesenian, olah raga, dan IT. Seperti contoh alat bantu peraga untuk mata pelajaran IPS yaitu globe, peta, dan yang lainnya telah terpenuhi. Penggunaan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah sebagian besar sudah digunakan oleh warga sekolah dengan maksimal. Bapak AS selaku kepala sekolah, selalu menekankan kepada guru untuk menggunakan alat peraga pada mata pelajaran tertentu guna mempermudah pemahaman dari peserta didik. Pernyataan ini dikemukakan oleh Bapak AS selaku Kepala Sekolah SD N 2 Sambirejo sebagai berikut: “Terkait dengan sarana dan prasarana yang diperlukan sekolah dalam pelaksanaan KBM, sedikit demi sedikit sekolah mengalokasikan dana BOS Bantuan Operasional Sekolah. Seiring berjalannya waktu, sebagian besar sarana dan prasarana sekolah telah terpenuhi, termasuk dalam bidang kesenian, olah raga, dan IT. Seperti contoh alat bantu peraga untuk mata pelajaran IPS yaitu globe, peta, dll telah terpenuhi” AS, Senin, 4112013. Pada kenyataannya di SD N 2 Sambirejo, sebagian besar guru masih menggunakan metode lama dalam penyampaian materi karena belum adanya alat seperti proyektor yang dibantu alat peraga sesuai dengan mata pelajaran masing-masing. Selain itu, masih adanya beberapa pengajar yang belum memiliki kemampuan IT, seringkali menjadi hambatan dalam menyampaikan materi pelajaran. “Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, kami memaksimalkan fasilitas atau sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah. Sebagian besar dari guru di SD N 2 Sambirejo masih menggunakan metode lama dalam penyampaian materi karena 82 belum adanya alat seperti proyektor dengan dibantu alat peraga sesuai dengan mata pelajaran masing-masing” ST06-11-2013. “Sebagian besar sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah sudah dimanfaatkan dengan baik sesuai dengan mata pelajaran masing-masing. Meskipun dalam kenyataannya masih banyak sarana dan prasarana penunjang yang belum dimiliki sekolah. Selain itu, masih adanya beberapa pengajar yang belum memiliki kemampuan IT, seringkali menjadi hambatan dalam menyampaikan materi pelajaran” ST06-11-2013. 2 Bentuk Non Fisik Bentuk partisipasi masyarakat dalam bentuk non fisik yaitu terkait dengan program sekolah, dimana masyarakat dan komite sekolah pasti dilibatkan namun tidak secara langsung, karena sekolah hanya membutuhkan masukan atau aspirasi dari masyarakat yang sudah ditampung oleh komite sekolah dalam menyusun RAPBS maupun kurikulum. Partisipasi non fisik lainnya berupa adanya sumbangan dalam bentuk uang dari beberapa wali siswa untuk menambah sarana dan prasarana guna menunjang kegiatan peserta didik di sekolah; adanya peran serta masyarakat untuk mengawasi peserta didik diluar sekolah. Namun secara garis besar, bentuk partisipasi edukatif masyarakat masih terbilang minim. Melalui RAPBS yang disusun antara sekolah dengan komite, sekolah mengadakan kegiatan ekstrakurikuler dan les, dalam melaksanakan kegiatan tersebut sekolah membutuhkan partisipasi dalam bentuk fisik kepada warga masyarakat yang berkompeten sesuai dengan bidangnya masing-masing, seperti contoh: pemuka agama setempat dilibatkan sebagai pengisi acara pesantrsen kilat yang 83 diadakan setiap bulan ramadhan; adanya beberpa alumni dari warga sekitar sekolah yang dilibatkan dalam kegiatan pramuka; dan sekolah menggunakan jasa warga masyarakat untuk menjadi pelatih dalam ekstrakurikuler menari. Seluruh pernyataan di atas diungkapkan oleh Kepala Sekolah dan Komite Sekolah sebagai berikut: “Partisipasi non fisik terkait dengan program sekolah, komite sekolah pasti dilibatkan, karena sekolah membutuhkan masukan atau aspirasi dari masyarakat yang sudah ditampung oleh komite sekolah dalam menyusun RAPBS maupun kurikulum. Yang pasti komite sekolah selalu dilibatkan sesuai dengan peraturan yang ada” AS, Senin, 4112013. “Bentuk utama partisipasi non fisik dari komite sekolah adalah sumbangsih pemikiran kepada sekolah kaitannya dengan program-program yang diselenggarakan sekolah” W12-11- 2013. Hal yang sama diungkapkan juga oleh Kepala Desa Sambirejo sebagai berikut: “Seiring berjalannya waktu kepedulian masyarakat dalam pendidikan sudah mulai meningkat. Secara umumnya sudah banyak masyarakat yang terjun langsung dalam kegiatan di sekolah baik secara langsung maupun tidak langsung. Bentuk partisipasi masyarakat dalam pendidikan di desa Sambirejo terbagi menjadi dua, yaitu partisipasi yang bersifat fisik maupun non fisik. Partisipasi fisik contohnya adanya kerjasama antara masyarakat dengan sekolah dalam pembangunanrehabilitasai gedung sekolah. Sementara itu, bentuk partisipasi non fisik antara lain adanya sumbangan dalam bentuk uang dari beberapa wali siswa untuk menambah sarana dan prasarana guna menunjang kegiatan peserta didik di sekolah; adanya peranserta mayarakat untuk mengawasi peserta didik diluar sekolah; adanya relawan dari masyarakat sekitar sekolah untuk membantu kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan bidangnya masing- masing” SM8-11-2013. “Melalui RAPBS yang disusun antara sekolah dengan komite, sekolah mengadakan kegiatan diluar jam pelajaran sekolah ekstrakurikuler dan les, dalam melaksanakan kegiatan tersebut 84 sekolah melibatkan warga masyarakat yang berkompeten sesuai dengan bidangnya masing-masing, seperti contoh: pemuka agama setempat dilibatkan sebagai pengisi acara pesantrsen kilat yang diadakan setiap bulan ramadhan; adanya beberpa alumni dari warga sekitar sekolah yang dilibatkan dalam kegiatan pramuka; dan sekolah menggunakan jasa warga masyarakat untuk menjadi pelatih dalam ekstrakurikuler menari. Selain itu, bentuk partisipasi edukatif lain diwujudkan dalam hal pengawasan ke anak, agar ketika diluar jam belajar sekolah bisa terawasi dengan baik. Secara garis besar, bentuk partisipasi edukatif masyarakat masih terbilang minim” SM8-11-2013. Kesimpulan pernyataan di atas, SD N 2 Sambirejo mempunyai 2 bentuk partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan. Bentuk partisipasi tersebut adalah fisik dan non fisik. Contoh bentuk partisipasi fisik adalah dalam setiap kegiatan atau program-program yang diselenggarakan sekolah, masyarakat dan komite sekolah pasti dilibatkan secara langsung, terutama dalam hal sarana dan prasarana. Kemudian bentuk partisipasi non fisik contohnya terkait dengan program sekolah, dimana masyarakat dan komite sekolah pasti dilibatkan namun tidak secara langsung, karena sekolah hanya membutuhkan masukan atau aspirasi dari masyarakat yang sudah ditampung oleh komite sekolah dalam menyusun RAPBS maupun kurikulum. Contoh Partisipasi non fisik lainnya berupa adanya sumbangan dalam bentuk uang dari beberapa wali siswa untuk menambah sarana dan prasarana, dan adanya peran serta masyarakat untuk mengawasi peserta didik diluar sekolah. Berdasarkan kesimpulan di atas dapat 85 digambarkan bentuk partisipasi masyarakat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 6. Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan No Bentuk Partisipasi Keterangan Contoh 1 Fisik Partisipasi dimana dalam setiap kegiatan atau program-program yang diselenggarakan sekolah, masyarakat dan komite sekolah dilibatkan secara langsung, terutama dalam hal sarana dan prasarana. Pada kenyataannya sebagian besar guru SD N 2 Sambirejo masih menggunakan metode lama dalam penyampaian materi karena belum adanya alat seperti proyektor yang dibantu alat peraga. Selain itu, masih adanya beberapa pengajar yang belum memiliki kemampuan IT. Ketika akan melakukan rehabilitasi ruang kelas, komite sekolah berperan sebagai panitia; sarana dan prasarana; pemuka agama setempat dilibatkan sebagai pengisi acara pesantrsen kilat; adanya beberpa alumni dari warga sekitar sekolah yang dilibatkan dalam kegiatan pramuka; dan sekolah menggunakan jasa warga masyarakat untuk menjadi pelatih dalam ekstrakurikuler menari. 2 Non Fisik Terkait dengan program sekolah, dimana masyarakat dan komite sekolah pasti dilibatkan namun tidak secara langsung, karena sekolah hanya membutuhkan masukan atau aspirasi dari masyarakat yang sudah ditampung oleh komite sekolah dalam menyusun RAPBS. Selain itu, adanya sumbangan dalam bentuk uang dari beberapa wali siswa untuk menambah sarpras. Dana Bos yang dialokasikan untuk membangun sarana dan prasarana; adanya peran serta masyarakat untuk mengawasi peserta didik diluar sekolah; Sumber: diolah dari hasil wawancara 86 e. Peran Masyarakat dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan dan Kegiatan- Kegiatan di SD N 2 Sambirejo Dalam meningkatkan mutu pendidikan di SD N 2 Sambirejo pastinya membutuhkan pelaksana-pelaksana aktor pendidikan sebagai penggerak pendidikan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, dalam sub bab ini akan dipaparkan mengenai aktor-aktor yang terlibat dalam proses peningkatan mutu pendidikan di sekolah SD N 2 Sambirejo. 1 Komite Sekolah SD N 2 Sambirejo Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan di luar sekolah Kepmendiknas nomor: 044U2002. Dalam hal ini komite sekolah di SD N 2 Sambirejo mendukung segala program dan kegiatan yang ada di sekolah dan berperan sebagai penyambung aspirasi antara wali murid orang tua siswa dengan pihak sekolah, dalam segala macam pelaksanaan kebijakan yang ada di SD N 2 Sambirejo terutama kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan. Hal tersebut disampaikan Ketua Komite Sekolah SD N 2 Sambirejo pada saat diwawancarai mengenai peran dan dukungan Komite sekolah dalam program dan kegiatan yang terkait dengan peningkatan mutu pendidikan. “Peran dari komite sekolah adalah sebagai perwakilan dari wali murid atau warga masyarakat dengan peningkatan mutu 87 sekolah yang didalamnya termasuk peningkatan prestasi peserta didik. Selain itu komite sekolah juga berperan dalam menyampaikan aspirasi dari warga masyarakat kepada kepala sekolah, yang kemudian di bahas dalam rapat pleno antara sekolah, komite sekolah, dan wali murid. Dan juga memberikan solusi kepada sekolah guna meningkatkan mutu sekolah, seperti pengadaan sarana dan prasarana guna menunjang belajar dari peserta didik” W12-11-2013. Berdasarkan pernyataan tersebut, komite sekolah memiliki peran partisipasi yang penting juga dalam pengambilan kebijakan sekolah terkait peningkatan mutu pendidikan di SD N 2 Sambirejo. Komite sekolah berperan sebagai perwakilan atau wadah dan penyambung aspirasi dari para wali murid orang tua siswa kepada pihak sekolah dalam pengambilan keputusan kebijakan yang ada di sekolah SD N 2 Sambirejo terutama terkait dengan peningkatan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Selain itu, komite sekolah juga bertanggungjawab untuk selalu melakukan komunikasi terhadap wali murid orang tua siswa dan sekolah agar program-program sekolah dapat terlaksana dengan baik. 2 Masyarakat Sambirejo Partisipasi masyarakat Sambirejo dalam peningkatan mutu pendidikan adalah bekerja sama antara sekolah, komite sekolah, dan perangkat desa setempat, untuk memberikan penyuluhan ke masyarakat akan pentingnya pendidikan melalui forum-forum resmi yang diadakan perangkat desa setempat. Sehingga peran masyarakat Sambirejo dalam peningkatan mutu pendidikan juga sangat diperlukan. Misalnya saja peran masyarakat yang dilibatkan dalam 88 kegiatan ekstrakurikuler maupun kegiatan keagamaan SD N 2 Sambirejo. Pernyataan di atas sesuai dengan apa yang diutarakan Kepala Desa Sambirejo sebagai berikut: “Bekerja sama antara sekolah, komite sekolah, dan perangkat desa setempat, kami selalu berupaya untuk memberikan penyuluhan ke masyarakat akan pentingnya pendidikan melalui forum-forum resmi yang diadakan perangkat desa setempat” SM8-11-2013. “Masyarakat dilibatkan dalam kegiatan ekstrakurikuler maupun kegiatan keagamaan yang diselenggarakan SD N 2 Sambirejo. Misalnya dalam hal keagamaan, tokoh agama setempat dijadikan sebagai pengisi acara dalam kegiatan pesantren kilat, kemudian ekstrakurikuler seni tari juga melibatkan masyarakat setempat yang yang berkompeten dibidangnya” SM8-11-2013. Berdasarkan pemaparan data di atas dapat disimpulkan peran masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan di SD N 2 Sambirejo sebagai berikut: Tabel 7. Peran Masyarakat dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di SD N 2 Sambirejo Aktor Peran Komite Sekolah W a. Pendukung segala program dan kegiatan yang ada di sekolah. b. Penyambung aspirasi antara wali murid orang tua siswa dengan pihak sekolah, dalam segala macam pelaksanaan kebijakan yang ada di SD N 2 Sambirejo. Kepala Desa SM a. Memberikan penyuluhan ke masyarakat akan pentingnya pendidikan. b. Terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler maupun kegiatan keagamaan yang diselenggarakan SD N 2 Sambirejo Sumber: diolah dari hasil wawancara 89 Tabel di atas menggambarkan setiap aktor-aktor tersebut mempunyai peran masing-masing sesuai dengan wewenang dan kapasitasnya, dimana peran tersebut saling berkaitan dan sangat dibutuhkan dalam meningkatkan mutu pendidikan di SD N 2 Sambirejo. 3. Faktor Pendukung dan Penghambat Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan di SD N 2 Sambirejo Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di desa Sambirejo, tidak hanya dalam bentuk menyekolahkan anaknya di sekolah. Akan tetapi, diharapkan partisipasi masyarakat dapat mencakup semua aspek kegiatan di sekolah. Mulai dari tahap pengambilan keputusan, pelaksanaan, dan monitoring bahkan evaluasi kegiatan sekolah. Oleh karena itu, partisipasi tentu saja dipengaruhi oleh faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor-faktor pendukung partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di SD N 2 Sambirejo dapat diketahui dari pemaparan-pemaparan sebagai berikut, Bapak W selaku Ketua Komite mengungkapkan: “Faktor utama dari komite sekolah adalah minimnya prestasi dari peserta didik khususnya yang tinggal di desa Sambirejo, sehingga hal tersebut mendorong saya terutama sebagai komite sekolah untuk memberikan sumbangan pemikiran kepada sekolah untuk meningkatkan mutu sekolah” W12-11-2013. Bapak ST selaku salah satu perwakilan dari para guru mengungkapkan: “Faktor utama untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pendidikan adalah selalu memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan. Dari sudut pandang guru sendiri, faktor pendukung partisipasi masyarakat antara lain: kepedulian tokoh masyarakat dalam bidang pendidikan, sehingga akan memberikan dampak yang positif bagi warga lainnya; sebagian besar guru SD N 2 90 Sambirejo tinggal di Desa Sambirejo, sehingga masyarakat akan mudah terdorong dalam berpatisipasi; adanya peraturan dari pemerintah desa tentang jam belajar masyarakat meskipun tidak mengikat” ST06-11-2013. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan faktor pendukung untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan yakni minimnya prestasi dari peserta didik khususnya yang tinggal di desa Sambirejo; kepedulian tokoh masyarakat dalam bidang pendidikan, sehingga akan memberikan dampak yang positif bagi warga lainnya; sebagian besar guru SD N 2 Sambirejo tinggal di Desa Sambirejo, sehingga masyarakat akan mudah terdorong dalam berpatisipasi; adanya peraturan dari pemerintah desa tentang jam belajar masyarakat meskipun tidak mengikat. Sedangkan faktor penghambat yang ditemui untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di SD N 2 Sambirejo dapat diketahui dari pernyataan-pernyataan sebagai berikut, Bapak AS selaku kepala sekolah menyatakan bahwa: “Kendala utama yang dihadapi masyarakat, karena sebagian besar orang tua siswa adalah perantau, sehingga dalam hal pengawasan ke anak masih sangat minim” AS, Senin, 4112013. Bapak W selaku komite sekolah mengatakan bahwa faktor penghambatnya sebagai berikut: “Untuk faktor penghambat dari komite sekolah bisa dikatakan tidak ada, karena kaitannya dengan gimana caranya agar kualitas dari sekolah dapat ditingkatkan. Hambatan malah sering muncul dari warga masyarakat sendiri, karena banyak warga yang kurang peduli dalam hal pendidikan, serta adanya tanggapan negatif dari warga sekitar ketika komite sekolah melakukan penyuluhan akan pentingnya pendidikan. Salah satu kendala yang lain dari masyarakat adalah dalam hal pendanaan untuk memberikan sumbangan ke sekolah untuk 91 menunjang kegiatan belajar mengajar diluar jam sekolah les” W12- 11-2013. Bapak ST salah satu guru SD N 2 Sambirejo mengungkapkan: “Dari sudut pandang kami sebagai pendidik, banyak faktor yang menjadi kendala masyarakat dalam berpartisipasi di sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Kendala tersebut antara lain: kurang pedulinya masyarakat akan pentingnya pendidikan; banyaknya orang tua murid yang merantau ke kota, sehingga dalam hal pengawasan masih sangat minim, karena dirumah hanya tinggal dengan kakeknenek; sebagian besar tingkat ekonomi masyarakat di desa Sambirejo adalah menengah kebawah, sehingga dalam upaya untuk memberikan fasilitas penunjang belajar kepada anak masih kurang; minimnya sosialisasi dari tokoh-tokoh masyarakat akan pentingnya peranserta masyarakat dalam pendidikan; dan seringkali adanya opini dari masyarakat yang berpendapat bahwa anak lebih baik bekerja daripada sekolah sampai jenjang yang lebih tinggi” ST06-11-2013. Ibu SM selaku Kepala Desa Sambirejo mengungkapkan faktor penghambat partisipasi masyarakat sebagai berikut: “Masalah yang utama adalah kurangnya komunikasi antara sekolah dan wali murid, sehingga terkadang terjadi mis komunikasi. Yang kedua adalah faktor sumber daya dari masyarakat yang terbilang masih rendah, sehingga kepedulian merekan dalam pendidikan juga rendah, masyarakat sering kali cuek dengan pengawasan terhadap anak, karena memberikan tanggung jawab terlalu besar pada sekolah, padahal anak sendiri di sekolah waktunya hanya terbatas. Selain itu, sebagian besar orang tua murid yang merantau kota, sehingga mereka terlalu mempercayai sekolah dalam hal pengawasan ke anak” SM8-11- 2013. “Di desa Sambirejo belum ada program resmi berkaitan dengan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, hanya saja di sini sudah sosialisasikan sejak lama tentang jam belajar masyarakat jam 19.00- 21.00, akan tetapi peraturan tersebut belum bersifat mengikat” SM8- 11-2013 Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat yang ditemui untuk mengoptimalkan partisipasi masyarakat 92 dalam penyelenggaraan pendidikan di SD N 2 Sambirejo ada beberapa faktor yakni : a Sebagian besar orang tua siswa adalah perantau, sehingga dalam hal pengawasan ke anak masih sangat minim; b Sebagian besar warga kurang peduli dalam hal pendidikan; c Adanya tanggapan negatif dari warga sekitar ketika komite sekolah melakukan penyuluhan akan pentingnya pendidikan; d Sebagian besar tingkat ekonomi masyarakat di desa Sambirejo adalah menengah kebawah, sehingga dalam upaya untuk memberikan fasilitas penunjang belajar kepada anak masih kurang; e Minimnya sosialisasi dari tokoh-tokoh masyarakat akan pentingnya peranserta masyarakat dalam pendidikan; f Adanya opini dari masyarakat yang berpendapat bahwa anak lebih baik bekerja daripada sekolah sampai jenjang yang lebih tinggi. g Belum ada peraturan yang mengikat dari desa berkaitan dengan program jam belajar masyarakat. Berdasarkan kesimpulan di atas faktor pendukung dan faktor penghambat partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di SD N 2 Sambirejo dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut: 93 Tabel 8. Faktor Pendukung dan Penghambat Partisipasi masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan di SD N 2 Sambirejo Faktor Pendukung Faktor Penghambat a. Minimnya prestasi dari peserta didik khususnya yang tinggal di desa Sambirejo. b. Kepedulian tokoh masyarakat dalam bidang pendidikan. c. Sebagian besar guru SD N 2 Sambirejo tinggal di Desa Sambirejo. d. Adanya peraturan dari pemerintah desa tentang jam belajar masyarakat meskipun tidak mengikat. a. Sebagian besar orang tua siswa adalah perantau. b. Sebagian besar warga kurang peduli dalam hal pendidikan. c. Adanya tanggapan negatif dari warga sekitar ketika komite sekolah melakukan penyuluhan akan pentingnya pendidikan. d. Sebagian besar tingkat ekonomi masyarakat di desa Sambirejo adalah menengah kebawah, sehingga dalam upaya untuk memberikan fasilitas penunjang belajar kepada anak masih kurang. e. Minimnya sosialisasi dari tokoh- tokoh masyarakat akan pentingnya peranserta masyarakat dalam pendidikan. f. Adanya opini dari masyarakat yang berpendapat bahwa anak lebih baik bekerja daripada sekolah sampai jenjang yang lebih tinggi. g. Belum ada peraturan yang mengikat dari desa berkaitan dengan program jam belajar masyarakat. Sumber: diolah dari hasil wawancara

4. Upaya sekolah untuk mengatasi kendala mengoptimalkan partisipasi

masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di SD N 2 Sambirejo Ketika ada faktor penghambat dalam mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di SD N 2 Sambirejo, tentunya ada upaya sekolah dalam mengatasi hambatan-hambatan yang ada tersebut. Strategi dari sekolah antara lain dengan mengadakan program home basic yang dilakukan oleh guru manakala ada beberapa murid yang bermasalah 94 dalam hal belajar, sehingga guru secara langsung akan bertemu wali murid guna menyelesaikan masalah yang dihadapi murid tersebut. Selain itu, kepala sekolah juga menekankan kepada guru-guru yang tinggal di desa Sambirejo untuk memberikan pemahaman lebih ke masyarakat agar dapat meningkatkan partisipasinya dalam pendidikan. Pernyataan di atas di dukung oleh pernyataan dari Bapak AS selaku kepala Sekolah SD N 2 Sambirejo. “Strategi dari sekolah antara lain sekolah mengadakan program home basic yang dilakukan oleh guru manakala ada beberapa murid yang bermasalah dalam hal belajar, sehingga guru secara langsung akan bertemu wali murid guna menyelesaikan masalah yang dihadapi murid tersebut. Selain itu, kepala sekolah juga menekankan kepada guru-guru yang tinggal di desa Sambirejo untuk memberikan pemahaman lebih ke masyarakat agar dapat meningkatkan partisipasinya dalam pendidikan” AS, Senin, 4112013. Selain strategi dari sekolah, komite sekolah bekerjasama dengan pemerintah desa Kepala Desa yang juga bekerja sama dengan tokoh masyarakat setempat untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat kaitannya dengan pendidikan melalui forum-forum di desa dan memberikan pemahaman ke masyarakat akan program yang diselenggarakan sekolah terkait dengan peningkatkan mutu pendidikan, sehingga harapannya dengan cara tersebut dapat mendorong masyarakat agar lebih peduli terhadap pendidikan, terutama prestasi anak. Hal di atas didukung dengan ungkapan dari Bapak W selaku Komite Sekolah dan Ibu SM selaku kepala desa Sambirejo: “Komite sekolah bekerjasama dengan pemerintah desa setempat memberikan penyuluhan kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan melalui forum-forum di desa” W12-11-2013. 95 “Kami sebagai perangkat desa bekerjasama dengan tokoh masyarakat, memberikan pemahaman ke masyarakat akan program yang diselenggarakan sekolah terkait dengan peningkatkan mutu pendidikan, sehingga cara tersebut dapat mendorong masyarakat agar lebih peduli terhadap pendidikan, terutama prestasi anak” SM8-11- 2013. Kesimpulan dari uraian di atas mengenai upaya sekolah untuk mengatasi kendala mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan yaitu melalui program home basic yang dilakukan oleh guru manakala ada beberapa murid yang bermasalah dalam hal belajar, dan guru-guru yang tinggal di desa Sambirejo memberikan pemahaman lebih ke masyarakat agar dapat meningkatkan partisipasinya dalam pendidikan. Upaya lain dari komite sekolah bekerjasama dengan pemerintah desa setempat memberikan penyuluhan kepada masyarakat melalui forum-forum dan memberikan pemahaman ke masyarakat akan program yang diselenggarakan sekolah terkait dengan peningkatkan mutu pendidikan.

C. Pembahasan

1. Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan di SD N

2 Sambirejo Berdasar penjelasan pada subbab sebelumnya berkaitan dengan partisipasi pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional 2007: 46-48, mengartikan partisipasi pendidikan sebagai proses warga sekolah dan masyarakat terlibat aktif baik secara individual maupun kolektif, secara langsung maupun tidak langsung dalam pengambilan keputusan, 96 pembuatan kebijakan, perencanaan, pelaksanaa, pengawasan atau pengevaluasian pendidikan di sekolah. Jika dikaitkan dengan pengertian tersebut, di SD N 2 Sambirejo terlihat adanya partisipasi masyarakat dalam sekolah. Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di SD N 2 Sambirejo memberikan pengaruh terhadap pengembangan mutu pendidikan di sekolah. Selain itu, adanya dukungan dari luar sekolah seperti KomiteDewan Sekolah dan perangkat desa, dapat mendukung program sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SD N 2 Sambirejo. Berdasarkan deskripsi partisipasi masyarakat dalam pendidikan diatas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat, komite sekolah, dan perangkat desa berperan sebagai mitra sekolah. Mereka memiliki kepedulian terhadap pengembangan mutu pendidikan di SD N 2 sambirejo sehingga rasa ”memiliki” timbul dengan sendirinya karena keterlibatan mereka dalam setiap program kegiatan dilandasi dengan kesadaran dan tanggung jawab bersama. Partisipasi masyarakat dalam peneyelenggaraan pendidikan, mulai dari tingkat partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan; keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan; kebijakan sekolah dalam meningkatkan partisipasi masyarakat; dan peran warga sekolah dan masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan di SD N 2 Sambirejo, dapat disimpulkan sebagai berikut: 97 a. Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan di SD N 2 Sambirejo Partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat di SD N 2 Sambirejo mempunyai peran yang penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Siti Irene Dwiningrum 2011: 74 menyatakan bahwa tingkat keterlibatan orang tua secara hirarkhis dibagi menjadi empat level, yaitu Spectator, Support, Engagement, dan Decision making. Sejalan dengan pendapat tersebut, tingkat partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di SD N 2 Sambirejo jika dikaitkan dengan teori tingkat keterlibatan masyarakat secara hirarkhis ada pada level Support. Dimana dalam hal ini, sekolah melibatkan masyarakat untuk menyampaikan saran dan masukan ketika akan mengambil keputusan kaitannya dengan rencana program-program sekolah, selain itu masyarakat juga terlibat dalam hal pendanaan.. b. Keterlibatan Masyarakat dalam Kegiatan-Kegiatan dan Pengambilan Keputusan di SD N 2 Sambirejo Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat berdasarkan jenisnya dikelompokan dalam empat jenis, yakni partisipasi dalam pengambilan keputusan, partisipasi dalam pelaksanaan, partisipasi dalam pengambilan manfaat dan partisipasi dalam evaluasi Siti Irine Astuti Dwiningrum, 2011: 61-62. Sejalan dengan pengertian tersebut, keterlibatan masyarakat desa Sambirejo dalam sekolah

Dokumen yang terkait

Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan (Studi Kasus di Desa Pulau Kumpai Kecamatan Pangean Kabupaten Kuantan Singingi)

34 202 85

MANAJEMEN PARTISIPASI MASYARAKAT (Studi Kasus Sekolah Dasar Negeri Jeruk III Kecamatan Manajemen Partisipasi Masyarakat (Studi Kasus Sekolah Dasar Negeri Jeruk III Kecamatan Bandar Kabupaten Pacitan).

0 1 18

ANALISIS SEBARAN FASILITAS PENDIDIKAN DASAR DI KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2007.

0 1 70

AKUNTABILITAS PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR DI SEKOLAH DASAR NEGERI PATI KIDUL 01 KECAMATAN PATI KABUPATEN PATI.

0 0 4

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Pendidikan Sekolah Dasar (Studi Situs SD Negeri UPTD Dinas Pendidikan dan Olahraga Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012).

0 1 15

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Pendidikan Sekolah Dasar (Studi Situs SD Negeri UPTD Dinas Pendidikan dan Olahraga Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012).

0 0 17

MENUJU PEMBERDAYAAN DEWAN SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN : Studi Deskriptif Analitik Tentang Partisipasi Masyarakat Melalui Dewan Sekolah Dalam Peningkatan Kualitas Manajemen Penyelenggaraan Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri Kota Cirebon Tahun

0 0 80

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DI SEKOLAH DASAR NEGERI KEDANYANG KECAMATAN KEBOMAS KABUPATEN GRESIK.

0 0 129

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan di Desa Sambirejo Kabupaten Langkat

0 0 1

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DI SEKOLAH DASAR NEGERI KEDANYANG KECAMATAN KEBOMAS KABUPATEN GRESIK

0 0 26