11
2011: 50, partisipasi memiliki pengertian, “a valuentary process by which people including disadvantaged income, gender, ethnicity,
education influence or control the affect them”, artinya suatu proses yang wajar di mana masyarakat termasuk yang kurang beruntung
penghasilan, gender, suku, pendidikan mempengaruhi atau mengendalikan pengambilan keputusan yang menyangkut hidup
mereka. Berdasarkan beberapa pengertian di atas bahwa konsep
partisipasi memiliki makna yang lebih luas dan beragam. Secara garis besar konsep partisipasi dapat ditarik kesimpulan adalah suatu wujud
peran serta masyarakat dalam aktifitas berupa perencanaan dan pelaksanaan untuk mencapai tujuan pembangunan masyarakat. Wujud
dalam partisipasi dapat berupa saran, jasa, ataupun dalam bentuk materi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suasana
yang demokratis.
b. Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan
Partisipasi merupakan unsur yang utama dalam pengembangan dunia pendidikan dalam konteks desentralisasi pendidikan melalui
pelaksanaan otonomi pendidikan. Keterlibatan masyarakat didalam pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kontribusi
dalam mewujudkan peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan partisipasi masyarakat.
12
Di lingkungan pendidikan harus diupayakan penguatan partisipasi masyarakat dalam membangun mutu pendidikan.
Diharapkan dengan adanya penguatan partisipasi dapat mendorong semua warga sekolah dan masyarakat ikut terlibat dalam menggunakan
haknya untuk menyampaikan saran dan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, perencanaan sekolah, evaluasi program
maupun pembuatan kebijakan sekolah secara umum. Departemen Pendidikan Nasional 2007: 46-48, mengartikan
partisipasi pendidikan sebagai proses warga sekolah dan masyarakat terlibat aktif baik secara individual maupun kolektif, secara langsung
maupun tidak langsung dalam pengambilan keputusan, pembuatan kebijakan, perencanaan, pelaksanaa, pengawasan atau pengevaluasian
pendidikan di sekolah. Di lain pihak Mitsue Uemura Sri Suharyati, 2008: 22, mengemukakan konsep partisipasi dalam pendidikan.
Pendidikan tidak hanya di sekolah tetapi juga dalam keluarga, masyarakat dan sosial.
Sejalan dengan itu, Nurkolis 2003: 125 mengatakan bahwa dalam era otonomi pendidikan ini keluarga dan masyarakat bukan lagi
pihak yang pasif hanya menerima keputusan-keputusan dalam penyelenggaraan pendidikan akan tetapi mereka harus aktif bermain,
menentukan dan membuat program bersama sekolah dan pemerintah.