99
dalam kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu, komite sekolah dan perangkat desa setempat bekerja sama memberikan penyuluhan serta
pemahaman kepada warga masyarakat akan pentingnya pendidikan melalui rapat RTRW, kumpulan PKK, dan forum-forum lainnya.
2. Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan
di SD N 2 Sambirejo
Pada subbab sebelumnya dijelaskan, bentuk partisipasi masyarakat dilihat dari bentuknya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
“partisipasi non fisik dan partisipasi fisik” Basrowi dalam Siti Irine Astuti Dwiningrum, 2009: 59. Partisipasi fisik adalah partisipasi
masyarakat orangtua dalam bentuk menyelenggarakan usaha-usaha pendidikan, seperti mendirikan dan menyelenggarakan beasiswa,
membantu pemerintah membangun gedung-gedung untuk masyarakat, dan menyelesaikan usaha-usaha perpustakaan berupa buku atau bentuk
bantuan lainnya. Sedangkan partisipasi non fisik adalah partisipasi keikutsertaan masyarakat dalam menentukan arah dan pendidikan
nasional dan meratanya animo masyarakat untuk menuntut ilmu pengetahuan melalui pendidikan, sehingga pemerintah tidak ada
kesulitan mengarahkan rakyat untuk bersekolah. Sejalan dengan bentuk partisipasi masyarakat menurut Basrowi, partisipasi masyarakat di desa
Sambirejo juga juga dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu partisipasi fisik dan partisipasi non fisik.
100
a. Bentuk Fisik Partisipasi masyarakat dalam bentuk fisik salah satunya yaitu
dalam setiap kegiatan atau program-program yang diselenggarakan sekolah, masyarakat dan komite sekolah pasti dilibatkan secara
langsung, terutama dalam hal sarana dan prasarana. Contoh ketika akan melakukan rehabilitasi ruang kelas, masyarakat dan komite
sekolah bekerja sama dengan sekolah. b. Bentuk Non Fisik
Bentuk partisipasi masyarakat dalam bentuk non fisik yaitu terkait dengan program sekolah, dimana masyarakat dan komite
sekolah pasti dilibatkan namun tidak secara langsung, karena sekolah hanya membutuhkan masukan atau aspirasi dari masyarakat yang
sudah ditampung oleh komite sekolah dalam menyusun RAPBS maupun kurikulum. Partisipasi non fisik lainnya berupa adanya
sumbangan dalam bentuk uang dari beberapa wali siswa untuk
menambah sarana dan prasarana guna menunjang kegiatan peserta didik di sekolah; adanya peran serta masyarakat untuk mengawasi
peserta didik diluar sekolah. Namun secara garis besar, bentuk partisipasi edukatif masyarakat masih terbilang minim.
101
3. Kendala yang Dihadapi Sekolah untuk Mengoptimalkan Partisipasi
Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan di SD N 2 Sambirejo
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang sudah dilakukan dilapangan, kendala sekolah untuk mengoptimalkan partisipasi
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di SD N 2 Sambirejo seperti yang telah disebutkan pada subbab sebelumnya banyak
disebabkan oleh beberapa faktor. Sejalan dengan penjelasan pada subbab sebelumnya, kendala yang dihadapi untuk mengoptimalkan partisipasi
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di SD N 2 Sambirejo adalah sebagai berikut:
a. Sebagian besar warga kurang peduli dalam hal pendidikan; b. Adanya tanggapan negatif dari warga sekitar ketika komite sekolah
melakukan penyuluhan akan pentingnya pendidikan; c. Sebagian besar tingkat ekonomi masyarakat di desa Sambirejo
adalah menengah kebawah, sehingga dalam upaya untuk memberikan fasilitas penunjang belajar kepada anak masih kurang;
d. Minimnya sosialisasi dari tokoh-tokoh masyarakat akan pentingnya peranserta masyarakat dalam pendidikan;
e. Adanya opini dari masyarakat yang berpendapat bahwa anak lebih baik bekerja daripada sekolah sampai jenjang yang lebih tinggi;
f. Belum ada peraturan yang mengikat dari desa berkaitan dengan
program jam belajar masyarakat.
102
4. Upaya sekolah untuk mengatasi kendala mengoptimalkan partisipasi
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di SD N 2 Sambirejo
Ketika ada faktor penghambat dalam mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di SD N 2 Sambirejo,
tentunya ada upaya sekolah dalam mengatasi hambatan-hambatan yang ada tersebut. Upaya sekolah untuk mengatasi kendala mengoptimalkan
partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan yaitu melalui program home basic yang dilakukan oleh guru manakala ada beberapa
murid yang bermasalah dalam hal belajar, dan guru-guru yang tinggal di desa Sambirejo memberikan pemahaman lebih ke masyarakat agar dapat
meningkatkan partisipasinya dalam pendidikan. Upaya lain dari komite sekolah bekerjasama dengan pemerintah desa setempat memberikan
penyuluhan kepada masyarakat melalui forum-forum dan memberikan pemahaman ke masyarakat akan program yang diselenggarakan sekolah
terkait dengan peningkatkan mutu pendidikan. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pihak sekolah sebagai unsur
penting dalam menyelenggarakan pendidikan telah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk ikut berperan serta dalam
perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan, sampai dengan evaluasi kegiatan maupun program sekolah, hal ini diharapkan dapat dijadikan contoh bagi
sekolah-sekolah lain.
103
Masyarakat menempatkan diri sebagai mitra sekolah dan disimpulkan dalam berbagai kegiatan, dari tahap pengambilan keputusan, pelaksanaan,
pengambilan manfaat, dan evaluasi. Pada tahap pengambilan keputusan, partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan ini terutama berkaitan
dengan perencanaan program-program yang akan dibuat sekoah. Masyarakat berperan sebagai salah satu pihak yang dapat memberikan bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Dalam pelaksanaan, pelaksanaan merupakan tahap inti dalam suatu kegiatan yang telah disepakati
bersama. Bentuk partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program kegiatan dalam bentuk fisik maupun non fisik. Kemudian dalam hal pemanfaatan,
masyarakat dapat membantu sekolah dalam mengawasi peserta didik di luar sekolah sehingga dapat memudahkan sekolah dalam hal pengawasan dan
memperlancar kegiatan belajar mengajar. Sedangkan dalam hal evaluasi masyarakat kurang dilibatkan, karena masyarakat sering kali acuh terhadap
programkegiatan yang telah dilaksanakan sekolah. Dalam upaya mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan di SD N 2 Sambirejo, ada beberapa aspek yang lebih rinci untuk dapat dianalisa lebih lanjut terkait dengan permasalah yang
muncul. Masalah partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di SD N 2 Sambirejo dapat digambarkan sebagai berikut: