Setting Penelitian METODE PENELITIAN
44
dilakukan secara akrab dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka. Kelonggaran seperti ini diharapkan mampu menggali dan mengungkap
kejujuran informan dalam memberikan informasi yang dibutuhkan. Wawancara hanya digunakan sebagai cross cek atau perbandingan dengan
data observasi yang telah dilakukan oleh peneliti. Wawancara dalam penelitian ini mengunakan pedoman wawancara pokok-pokok informasi
yang dibutuhkan yang kemudian dikembangkan pada saat wawancara untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam. Wawancara
mendalam harus memberikan keleluasaan informan dalam memberikan penjelasan secara aman, tidak merasa ditekan maka perlu diciptakan
suasana kekeluargaan. Kelebihan data yang diperoleh dengan cara wawancara yaitu, dapat
diperoleh data yang tidak dapat diperoleh dengan metode yang menggunakan hubungan yang bersifat personal. Semakin besar bantuan
narasumber dalam wawancara, maka semakin besar perannya sebagai informan. Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada Kepala
Sekolah, Guru, Ketua Komite Sekolah, dan Kepala Desa Sambirejo. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang identitas dan
informasi informan mengenai partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan
, upaya sekolah untuk mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan
dan kendala sekolah untuk mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam
45
penyelenggaraan pendidikan di
SD Negeri 2 Sambirejo dengan menggunakan pedoman wawancara.
3. Kajian Dokumen Kajian dokumen dapat diartikan sebagai cara pengumpulan data
yang dilakukan dengan mempelajari dokumen-dokumen yaitu setiap bahan tertulis baik bersifat internal maupun eksternal. Bahan tertulis yang
bersifat internal berupa data-data hasil ujian nasional, data kegiatan sekolah, data pendidik, dan foto-foto kegiatan sekolah. Kajian dokumen
ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan
dari sumber-sumber tertulis SD Negeri 2 Sambirejo.