Pengertian Mutu Mutu Pendidikan

31 dan minat belajar, dan benar-benar mampu memberdayakan peserta didik. Kata memberdayakan mengandung arti bahwa peserta didik tidak sekedar menguasai pengetahuan yang diajarkan oleh gurunya, akan tetapi pengetahuan tersebut juga telah menjadi muatan nurani peserta didik, dihayati, diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan lebih penting lagi peserta didik tersebut mampu belajar secara terus menerus mampu mengembangkan dirinya. c. Output pendidikan adalah merupakan kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari prosesperilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, efesiensinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya dan moral kerjanya. Khusus yang berkaitan dengan mutu output sekolah, dapat dijelaskan bahwa output sekolah dikatakan berkualitasbermutu tinggi jika prestasi sekolah, khususnya prestasi belajar siswa, menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam: 1 prestasi akademik, berupa nilai ulangan umum EBTA, EBTANAS, karya ilmiah, lomba akademik, dan 2 prestasi non-akademik, seperti misalnya IMTAQ, kejujuran, kesopanan, olahraga, kesenian, keterampilan, dan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Mutu sekolah dipengaruhi oleh banyak tahapan kegiatan yang saling berhubungan proses seperti misalnya perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. 32 Dari beberapa teori mengenai mutu pendidikan yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa mutu pendidikan merupakan kemampuan sekolah untuk mengelola komponen- komponen yang berkaitan dengan pendidikan yang mencakup input, proses, dan output pendidikan, sehingga memperoleh hasil dan kualitas sesuai dengan standarnorma yang berlaku.

b. Karaktersitik Mutu Pendidikan

Husaini Usman 2006 : 411 mengemukakan tiga belas karakteristik yang dimiliki oleh mutu pendidikan yaitu : a. Kinerja performa yakni berkaitan dengan aspek fungsional sekolah meliputi : kinerja guru dalam mengajar baik dalam memberikan penjelasan meyakinkan, sehat dan rajin mengajar, dan menyiapkan bahan pelajaran lengkap, pelayanan administratif dan edukatif sekolah baik dengan kinerja yang baik setelah menjadi sekolah favorit. b. Waktu wajar timelines yakni sesuai dengan waktu yang wajar meliputi memulai dan mengakhiri pelajaran tepat waktu, waktu ulangan tepat. c. Handal reliability yakni usia pelayanan bertahan lama. Meliputi pelayanan prima yang diberikan sekolah bertahan lama dari tahun ke tahun, mutu sekolah tetap bertahan dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. 33 d. Data tahan durability yakni tahan banting, misalnya meskipun krisis moneter, sekolah masih tetap bertahan. e. Indah aesteties misalnya eksterior dan interior sekolah ditata menarik, guru membuat media-media pendidikan yang menarik. f. Hubungan manusiawi personal interface yakni menunjung tinggi nilai-nilai moral dan profesionalisme. Misalnya warga sekolah saling menghormati, demokrasi, dan menghargai profesionalisme. g. Mudah penggunaanya easy of use yakni sarana dan prasarana dipakai. Misalnya aturan-aturan sekolah mudah diterapkan, buku-buku perpustakaan mudah dipinjam di kembalikan tepat waktu. h. Bentuk khusus feature yakni keuggulan tertentu misalnya sekolah unggul dalam hal penguasaan teknologi informasi komputerisasi. i. Standar tertentu comformence to specification yakni memenuhi standar tertentu. Misalnya sekolah telah memenuhi standar pelayanan minimal. j. Konsistensi concistency yakni keajengan, konstan dan stabil, misalnya mutu sekolah tidak menurun dari dulu hingga sekarang, warga sekolah konsisten dengan perkataannya. 34 k. Keseragaman uniformity yakni tanpa variasi, tidak tercampur. Misalnya sekolah melaksanakan aturan, tidak pandang bulu, seragam dalam berpakaian. l. Mampu melayani serviceability yakni mampu memberikan pelayanan prima. Misalnya sekolah menyediakan kotak saran dan saran-saran yang masuk mampu dipenuhi dengan baik sehingga pelanggan merasa puas. m. Ketepatan acuracy yakni ketepatan dalam pelayanan misalnya sekolah mampu memberikan pelayanan sesuai dengan yang diinginkan pelanggan sekolah. Lebih lanjut Husaini Usman 2006 : 413 mengemukakan secara sederhana mutu memiliki 4 empat karakteristik yaitu: spesifikasi, jumlah, harga, dan ketepatan waktu penyerahan. Sejalan dengan itu, ruang lingkup mutu meliputi: mutu produk, mutu biaya, mutu penyerahan, dan mutu keselamatan.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Eko Ady Saputra 2004 yang berjudul “Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Program Pembangunan Sekolah DasarMadrasah Ibtidaiyah Di Kecamatan Temanggung”. Penelitian ini mnggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di Kecamatan Selopampang terdapat lima sekolah yang melaksanakan program pembangunan yaitu SDN 35 Gambasan 02, SDN Bagusan, SDN Ngaditirto, SDN Bulan, dan MI Salamrejo, dengan program pembangunan berupa kap, penggantian gedung, pembuatan talut, dan pembuatan bangunan baru. Bentuk partisipasi masyarakat berupa idepemikiran, biaya, tenaga, dan barang yang dilakukan oleh komite sekolah, orangtua siswa, dan masyarakat serta aparat pemerintah. Beserta partisipasi masyarakat yang berupa akumulasi dari partisipasi dalam bentuk biaya, tenaga, dan barang di SDN Bulan memiliki presentase masyarakat paling tinggi dengan total 76,40, disusul oleh SDN Ngaditirto sebesar 69,43, MI Salamrejo mencapai 20,16 dari total biaya program pembangunan dengan rincian 9,26 berbentuk biaya, 10,17 berbentuk tenaga dan 0,19 berbentuk barang. Upaya sekolah dalam menumbuhkan partisipasi masyarakat adalah dengan memberikan informasi dan melakukan pendekatan terhadap masyarakat yang kebanyakan dilakukan secara formal dengan mengundang mereka pada rapat sekolah dan tindak lanjut dengan rapat BP3 dan rapat-rapat lain. Faktor pendukung partisipasi adalah pelaksanaan humas yang dilakukan cukup baik, kepemimpinan kepala sekolah yang mendapat simpati masyarakat dan kondisi sosial budaya masyarakat pedesaan yang mudah diajak kerjasama. Faktor penghambat partisipasi antara lain kondisi ekonomi masyarakat yang relatif rendah, pemahaman yang salah tentang dana proyek dan tidak terbukanya sekolah dalam pelaksanaan program pembangunan. Penelitian yang dilakukan oleh Rokhmat Basuki 2007 yang berjudul “Strategi Hubungan Masyarakat dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di 36 Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Malang”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif karena yang ingin diketahui adalah bagaimana strategi hubungan masyarakat diterapkan di MTs Nurul Huda Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, strategi yang dilakukan oleh MTs Nurul Huda untuk menjalin kerjasama dengan masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan melakukan pendekatan dengan para tokoh masyarakat sekitar, menjalin kerjasama dengan wali murid, berkerja sama dengan komite sekolah, menjalin kerjasama dengan organisasi- organisasi kemasyarakatan, mengaktifkan kegiatan ekstra kurikuler, melakukan penjelasan kepada personel sekolah agar tercipta suasana kekeluargaan di dalam madrasah di kalangan personil sekolah. Faktor pendukung pelaksanaan hubungan MTs Nurul Huda Malang dengan masyarakat di dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah adanya rasa kekeluargaan yang terbangun di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Malang, dukungan dari pihak yayasan, pihak pimpinan madrasah terkait masalah pengembangan madrasah dan Orientasi para tenaga pengajar adalah berjuang bukan semata-mata menjadi guru saja. Dan faktor penghambat adalah pelaksanaan hubungan MTs Nurul Huda Malang adalah anggapan yang ada dalam masyarakat tentang Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Malang, sumber daya siswa, transportasi, dan masalah dana. Penelitian yang dilakukan oleh Aswasulasikin 2009 yang berjudul “Partsisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Sekolah Dasar di Perigi Kecamatan Suela Lombok Timur Nusa Tenggara Barat”. Hasil penelitian ini

Dokumen yang terkait

Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan (Studi Kasus di Desa Pulau Kumpai Kecamatan Pangean Kabupaten Kuantan Singingi)

34 202 85

MANAJEMEN PARTISIPASI MASYARAKAT (Studi Kasus Sekolah Dasar Negeri Jeruk III Kecamatan Manajemen Partisipasi Masyarakat (Studi Kasus Sekolah Dasar Negeri Jeruk III Kecamatan Bandar Kabupaten Pacitan).

0 1 18

ANALISIS SEBARAN FASILITAS PENDIDIKAN DASAR DI KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2007.

0 1 70

AKUNTABILITAS PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR DI SEKOLAH DASAR NEGERI PATI KIDUL 01 KECAMATAN PATI KABUPATEN PATI.

0 0 4

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Pendidikan Sekolah Dasar (Studi Situs SD Negeri UPTD Dinas Pendidikan dan Olahraga Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012).

0 1 15

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Pendidikan Sekolah Dasar (Studi Situs SD Negeri UPTD Dinas Pendidikan dan Olahraga Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012).

0 0 17

MENUJU PEMBERDAYAAN DEWAN SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN : Studi Deskriptif Analitik Tentang Partisipasi Masyarakat Melalui Dewan Sekolah Dalam Peningkatan Kualitas Manajemen Penyelenggaraan Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri Kota Cirebon Tahun

0 0 80

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DI SEKOLAH DASAR NEGERI KEDANYANG KECAMATAN KEBOMAS KABUPATEN GRESIK.

0 0 129

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan di Desa Sambirejo Kabupaten Langkat

0 0 1

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DI SEKOLAH DASAR NEGERI KEDANYANG KECAMATAN KEBOMAS KABUPATEN GRESIK

0 0 26