chiffon cake seperti pada kode K yang memiliki rerata 3,45 termasuk pada kriteria
nyatakhas chiffon cakedan juga kemudian kode A dengan rerata 3,35 memiliki kriteria nyata khas chiffon cake. Sedangkan kode B dan kode C memiliki aroma
cukup nyata dengan nilai rerata 3,05 pada kode B dan 2,9 pada kode C. Semakin banyak penggunaan tepung kacang hijau maka intensitas aroma chiffon cake
semakin tidak nyata khas chiffon cake karena tepung kacang hijau berbau langu sehingga mempengaruhi aroma chiffon cake.
4.2.1.4 Aspek Tekstur
Tekstur merupakan tekanan yang dapat diamati dengan mulut pada waktu digigit, dikunyah dan ditelan ataupun perabaan dengan jari Bambang Kartika,
1988:10. Tekstur juga dapat menentukan suatu produk diterima atau tidak oleh konsumen. Tekstur chiffon cake yang baik adalah bertekstur lembut.
Berdasarkan hasil uji inderawi kode K memiliki rerata paling tinggi sebesar 3,55 termasuk pada kriteria bertekstur lembut. Pada kode A memiliki nilai
rerata sebesar 3,4 yang juga termasuk dalam kriteria bertekstur lembut. Kemudian pada kode B termasuk dalam kriteria cukup lembut dengan nilai rerata sebesar
2,85. Sedangkan pada kode C memiliki kriteria kurang lembut dengan nilai rerata 2,4.
Dari hasil keseluruhan uji inderawi, menunjukkan bahwa semakin bertambahnya penggunaan tepung kacang hijau maka tekstur chiffon cake
semakin tidak lembut atau kasar. Hasil penelitian ini diperkuat oleh hasil penelitian Ch. Retnaningsih dan tim, tekstur cake tepung terigu dengan substitusi
tepung kacang hijau menunjukkan bahwa dengan bertambahnya jumlah
persentase tepung kacang hijau maka kelembutan, keempukan, dan pengembangan volumenya berkurang. Hal ini dikarenakan oleh perbedaan ukuran
mesh yang berbeda pada tepung singkong menggunakan 80 mesh sedangkan tepung kacang hijau menggunakan 60 mesh sehingga mempengaruhi kelembutan
chiffon cake.
4.2.1.5 Aspek Pori-pori
Pori-pori dapat diamati dengan alat indra mata. Berdasarkan hasil uji inderawi kode K memiliki rerata paling tinggi sebesar 3,3 termasuk pada kriteria
homogen. Pada kode A dan B termasuk dalam kriteria cukup homogen dengan nilai rerata sebesar 2,9 pada kode A dan 2,55 pada kode B. Sedangkan pada kode
C termasuk dalam kriteria kurang homogen dengan nilai rerata 2,4. Adanya perbedaan pori-pori dari hasil keseluruhan uji inderawi tersebut
menunjukkan bahwa semakin bertambahnya penggunaan tepung kacang hijau maka pori-pori chiffon cake semakin tidak homogen. Hal ini dikarenakan oleh
perbedaan ukuran mesh yang berbeda pada tepung singkong menggunakan 80 mesh sedangkan tepung kacang hijau menggunakan 60 mesh sehingga
mempengaruhi tingkat homogenitas pori-pori atau kerapatan pada chiffon cake.
4.2.1.6 Aspek Rasa