anava klasifikasi tunggal untuk uji inderawi dan analisis deskriptif untuk uji kesukaan. Namun sebelum data dianalisis dengan anava perlu dilakukan uji
prasyarat hipotesis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
3.5.1 Uji Normalitas
Uji nomalitas adalah suatu cara untuk mengetahui apakah data penilaian itu normal atau tidak. Untuk membuktikan apakah data yang diperoleh dari
penilaian panelis agak terlatih itu normal atau tidak, maka penelitian ini digunakan uji normalitas yang dihitung menggunakan SPSS 15. Hal ini dilakukan
dengan pertimbangan untuk mempersingkat waktu dan agar data yang didapat lebih akurat. Ketentuan dari uji normalitas yaitu jika hasil uji menunjukkan bahwa
bahwa koefisien signifikansi p lebih besar dari 0,05 p0,05, maka dapat dikatakan data berdistribusi normal.
3.5.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah suatu cara untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari penilaian panelis agak terlatih homogen atau tidak. Uji
homogenitas pada penelitian ini dihitung menggunakan SPSS 15. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan untuk mempersingkat waktu dan agar data yang
didapat lebih akurat. Ketentuan dari uji homogenitas yaitu jika hasil uji menunjukkan bahwa koefisien signifikansi p lebih besar dari 0,05 p0,05,
maka data dapat dikatakan homogen.
3.5.3 Analisis Varian Klasifikasi Tunggal
Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antara chiffon cake bahan dasar tepung singkong substitusi tepung kacang hijau dengan persentase 30,
40, dan 50 terhadap kualitas yang dihasilkan pada pembuatan chiffon cake bahan dasar tepung singkong substitusi tepung kacang hijau, digunakan metode
analisis varian klasifikasi tunggal. Perhitungan analisis varians dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut ini:
Tabel 3.11
Analisis Varian Klasifikasi Tunggal
Sumber variasi
Derajat bebas
Jumlah kuadrat Mean
Kuadrat Harga F
hasil Ft
Kep
Total Db
tot
= N – 1 ∑ JK
tot 2
- Tab F
Fh Ft
Ha diterima
Antar Db
ant
=m-1 ∑
- Dalam
Db
dal
= N-m JKdal = JKtot
– JKant
Sumber : Sugiono 2012 Keterangan :
X = nilai per sampel
m = jumlah panelis per sampel
N = total panelis semua sampel
Tab F = Tabel F untuk 5 Apabila diperoleh harga dari F hitung Fo F tabel F1 pada taraf
signifikan 5 , maka hipotesis nol Ho ditolak dan hipotesis kerja Ha diterima dan jika F hitung Fo ≤ F tabel F1 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Apabila F
hitung Fo F tabel F1 maka dapat dikatakan bahwa diantara sampel terdapat perbedaan yang nyata. Kemudian analisisnya dilanjutkan dengan uji Tukey
dengan rumus sebagai berikut :
Standar Error = Panelis
Jumlah Error
Kuadrat Jumlah
Rerata
Jika anava klasifikasi tunggal menunjukkan tidak ada perbedaan, maka tidak perlu dilakukan uji lanjutan atau uji tukey Bambang Kartika, 1988:83.
Selanjutnya diketahui Least Signifikan Difference dari tabel. Nilai LSD ini digunakan untuk mencari perbandingan antara sampel dengan rumus standart
eror kali nilai LSD untuk melakukan perbandingan antar sampel yang dilakukan dengan cara mengurangkan rata-rata antara sampel sesuai dengan besar rata-rata,
kemudian hasilnya dibandingkan dengan nilai pembanding. Peneliti akan menggunakan bantuan program SPSS 15 dalam perhitungan analisis uji tukey
dengan tujuan hasil data analisis lebih akurat.
3.5.4 Analisis Deskriptif Persentase