pada suhu 105-110°C sampai berat konstan kemudian dimasukkan dalam eksikator selama 15 menit lalu ditimbang Y.Selanjutnya sampel dipanaskan
dalam tanur pada suhu 600°C selama 6 jam, didinginkan dalam eksikator selama 15 menit dan ditimbang Z. Rumus perhitungan kadar serat kasar adalah sebagai
berikut: Kadar serat =
× 100 Keterangan:
X = berat sampel Y = berat sampel + kertas saring + cawan setelah dioven
Z = berat sampel + cawan setelah ditanur A = berat kertas saring
3.4 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data agar data yang diperlukan dalam penelitian dapat dipenuhi. Instrumen pengumpulan data
yang digunakan pada uji inderawi adalah panelis agak terlatih dan pada uji organoleptik atau uji kesukaan adalah panelis tidak terlatih.
3.4.1 Panelis Agak Terlatih
Panelis agak terlatih adalah panelis yang sebelum melakukan kegiatan penilaian terlebih dahulu dilatih, dengan tujuan agar panelis dapat mengetahui
sifat-sifat atau karakteristik suatu bahan. Dengan memberikan penjelasan tentang sampel dan sifat-sifat yang akan dinilai serta memberikan latihan, kelompok ini
sudah dapat berfungsi sebagai alat analisis Bambang Kartika, 1988:18.
“Committee on sensory evaluation of the institute of food technologist”
1964 memberikan rekomendasi jumlah panelis sebagai berikut:
Untuk uji perbedaan: panelis terlatih 3-10 orang, agak terlatih 18-25 orang. Untuk uji kesenangan mempergunakan panelis tidak terlatih minimal 80
orang. dikutip dari Bambang Kartika 1988:32. Uji inderawi merupakan cara-cara pengujian terhadap sifat karakteristik
bahan pangan dengan menggunakan indera manusia termasuk indera penglihatan, peraba, pembau, perasa dan pendengaran Bambang Kartika, 1988: 2.
Karakteristik pengujian inderawi : 1 Penguji melakukan penginderaan dengan perasaan.
2 Metode pengujian yang dipergunakan telah pasti. 3 Pada umumnya penguji telah melalui seleksi dan latihan sebelum
pengujian. 4 Subjektifitas penguji relatif kecil karena penguji bekerja seperti
sebuah alat penganalisa. 5 Pengujian dilakukan dalam bilik - bilik laboratorium pengujian
inderawi dan hasil pengujian inderawi dianalisa dengan metode statistik.
Panelis agak terlatih yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Universitas Negeri
Semarang. Penggunaan panelis tersebut dilakukan dengan pertimbangan kesempatan bertemu dapat diatur, sehingga memudahkan peneliti memperoleh
data penelitian.
Untuk mendapatkan panelis agak terlatih maka instrumen yang digunakan harus valid dan reliabel. Panelis disebut valid dan reliabel apabila panelis tersebut
dapat menunjukkan kepekaan dan ketelitian dalam menilai suatu produk. Upaya yang dapat dilakukan untuk memperoleh instrumen yang valid dan realiabel
adalah melalui tahap-tahap seleksi panelis atau tahap-tahap validitas instrumen dan reliabilitas instrumen.
1. Validitas Instrumen Menurut Sugiyono 2010:363 validitas merupakan derajad ketepatan antara
data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara
data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa
yang akan diukur dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen ditunjukkan sejauh mana data yang
dikumpulkan tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Oleh karena itu, instrumen dalam penelitian harus memenuhi validitas internal
dan validitas isi. a. Validitas Internal
Validitas internal adalah upaya yang dilakukan untuk membuat kondisi internal calon panelis menjadi valid. Dalam penelitian ini, validitas internal
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan dari kondisi internal panelis berupa faktor dari dalam, yaitu: kesediaan panelis, kondisi kesehatan
panelis, pengalaman panelis, dan pengetahuan tentang produk. Usaha yang
dilakukan untuk mendapatkan validitas internal adalah melalui wawancara. Menurut Bambang Kartika 1988:20, wawancara dapat dilakukan secara lisan
atau dengan mengisi kuesioner. Dalam penelitian ini panelis menggunakan wawancara tidak lisan yaitu dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari
pertanyaan prasyarat kesediaan menjadi panelis dan keadaan kesehatan serta pengetahuan panelis tentang chiffon cake, tepung singkong dan tepung kacang
hijau. Ketentuan penilaian adalah panelis dikatakan lolos apabila panelis dapat menjawab semua pertanyaan prasayarat yang disajikan dengan benar. Calon
panelis yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Prodi PKK Konsentrasi Tata Boga sebanyak 30 orang. Dari hasil wawancara akan
mendapatkan kualifikasi calon yang berpotensi untuk pengujian, calon yang tidak berfungsi, dan calon yang siap untuk melakukan tahap seleksi berikutnya.
Beberapa orang yang dinyatakan memenuhi persyaratan dapat mengikuti seleksi selanjutnya yaitu validitas isi dan reliabilitas instrumen.
b. Validitas Isi Validitas isi adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
–tingkat kevalidan atau kesahihan calon panelis yang mampu menilai karakteristik mutu
pangan dengan benar dan tepat. Upaya untuk memenuhi validitas isi dari instrumen yaitu melakukan seleksi penilaian yang diterima dari validitas internal.
Validitas isi dapat dilakukan dengan cara penyaringan. Dalam penelitian ini penyaringan bertujuan untuk menguji kemampuan calon panelis dalam
memberikan penilaian terhadap produk chiffon cake. Penilaian sampel dilakukan
sebanyak 6 kali dalam waktu yang berbeda. Kemudian hasil penilaian dianalisis dengan menggunakan range method, dengan kualifikasi:
1
range Jumlah
jumlah Range
Jika , maka calon panelis kepekaannya dapat diandalkan atau
validitas isinya memenuhi syarat untuk dilatih lebih intensif agar dapat menilai secara tepat.
1
range Jumlah
jumlah Range
Jika , maka calon panelis validitas isinya tidak memenuhi syarat
untuk dilatih lebih intensif Bambang Kartika, 1988: 24. 2. Reliabilitas Instrumen
Menurut Sugiyono 2010 : 173, instrumen yang reliabel adalah instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Panelis akan mempunyai tingkat reliabilitas apabila panelis mempuyai keajegan dalam menilai produk pada waktu yang
berbeda. Untuk memperoleh realibilitas instrumen, calon panelis dievaluasi kemampuannya sebanyak 6 kali dalam waktu yang berbeda.
Untuk mendapatkan panelis yang reliabel calon panelis yang diterima pada tahap penyaringan selanjutnya dilakukan tahap latihan. Pada tahap latihan panelis
melakukan penilaian pada produk chiffon cake sebanyak 6 kali pada waktu yang berbeda, kemudian dilakukan perhitungan dengan menggunakanrange method,
syarat minimal panelis agak terlatih yang reliabel adalah apabila total skor dalam range 60. Sedangkan apabila panelis yang total skor dalam range 60 maka
calon panelis tidak dapat diandalkan menjadi panelis agak terlatih Bambang Kartika, 1988:22.
3.4.2 Panelis Tidak Terlatih