148
8.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah dalam rangka mewujudkan upaya pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya perikanan demersal secara optimum dan berkelanjutan
dengan memperhatikan komponen-komponen yang terkait.
8.3 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai salah bahan kajian dalam menyusun kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan perikanan demersal yang berkelanjutan di
perairan Tegal dan wilayah perairan Utara Jawa.
8.4 Metodologi
8.4.1 Metode analytical hierarchy process AHP
Dalam pelaksanaan
pengelolaan sumberdaya perikanan, kemungkinan dihadapkan
pada berbagai permasalahan dan mengharuskannya untuk dapat menetapkan kebijakan maupun pengambilan keputusan. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi merupakan
permasalahan yang bersifat kompleks. Untuk pemecahan permasalahan yang kompleks dan tidak terstruktur di bidang perikanan dapat diterapkan suatu model analisis yaitu
metode Analytical Hierarchy Process AHP Nurani, 2002 dan Nurani, 2003. AHP
pada dasarnya didesain untuk menangkap secara rasional persepsi orang yang berhubungan erat dengan permasalahan tertentu melalui prosedur yang didesain untuk
sampai pada skala preferensi diantara berbagai alternatif. Metode
pungumpulan data
dilakukan dengan observasi di lapangan, wawancara
dan pengisian kuisoner terhadap para stakeholder seperti staf dari dinas terkait, pengusahanelayan pemilik, nelayan dan pedagang dengan jumlah responden, masing-
masing 5 orang. Adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menggunakan AHP adalah : 1 definisi masalah, 2 penyusunan hierarki, 3 membuat matriks
berpasang, 4 penentuan prioritas, dan 5 menghitung nilai konsistensi.
1 Definisi masalah
Dalam menetapkan
pemecahan masalah
terlebih dahulu harus memahami lingkup permasalahan yang sedang dihadapi serta tujuan dari pemecahan masalah. Pemahaman
149 terhadap sistem dilakukan untuk mengidentifikasi alternatif-alternatif solusi masalah dan
faktor-faktor yang mempengaruhi sebagi bahan pertimbangan.
2 Menyusun hierarki
Untuk memahami persoalan yang kompleks perlu memecah persoalan tersebut ke dalam elemen-elemen pokok, yang kemudian dibagi lagi menjadi sub-sub elemen sampai
membentuk suatu hierarki. Dengan memecahkan persoalan menjadi elemen yang lebih kecil diharapkan dapat memadukan sejumlah besar informasi ke dalam struktur masalah
yang menggambarkan keseluruhan dari sebuah sistem.
3 Menetapkan prioritas
Menetapkan prioritas
bertujuan untuk membandingkan tingkat kepentingan dari
berbagai pertimbangan yang ada. Adapun langkah-langkah dalam menetapkan prioritas yaitu a membuat matriks berpasangan, dan b mensintesis berbagai pertimbangan.
a Membuat matriks berpasangan
Dalam menetapkan prioritas dari suatu permasalahan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat matriks berpasangan. Matriks banding berpasangan berisi
suatu bilangan yang menggambarkan relatif pentingnya suatu elemen atas elemen lainnya. Bilangan yang digunakan adalah 1 sampai 9, karena skala 1 sampai 9 dianggap
mampu membedakan tata hubungan antara elemen Nurani, 2002 dan Nurani, 2003. Tabel 39 Matriks untuk pembanding berpasang
C A1 A2 A3 A4 …… An A1 1 a12 a13 a14 …… a1n
A2 1a12 1 a23 a24 …… a2n A3 1a13
1a23 1 a34 …… a3n A4 1a14 1a24 1a34 1
a4n . . . . .
…… .
An 1an 1a2n 1a3n 1a4n …… 1
Keterangan :
C :
Kriteria atau sifat yang digunakan untuk pembandingan A1, A2, A3,...Cn
: Set elemen yang akan dibandingkan, satu tingkat dibawah C A12, a13,...1
: Kuantifikasi dari hasil komparasi yang mencerminkan nilai kepentingan Ai terhadap Aj.
150
b Mensintesis berbagai pertimbangan
Prioritas dari pertimbangan dalam pengambilan keputusan didapat dengan mensintesis terhadap keseluruhan pertimbangan.
Tabel 40 Skala banding secara berpasang Tingkat
kepentingan Definisi Penjelasan
1 Kedua elemen sama pentingnya
Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan
3 Elemen yang satu sedikit lebih
penting dari elemen yang lain Pengalaman dan penilaian sedikit
mendukung satu elemen dibanding elemen yang lain
5 Elemen yang satu lebih penting
dari elemen yang lain Pengalaman dan penilaian sangat
kuat mendukung satu elemen dibanding elemen yang lain
7 Satu elemen jelas lebih penting
daripada elemen lainnya Satu elemen dengan kuat disokong
dan dominannya terlihat dalam praktek
9 Satu elemen mutlak lebih penting
daripada elemen lainya Bukti yang mendukung elemen
yang satu terhadap elemen yang lain memiliki tingkat penegasan
yang tertinggi yang mungkin menguatkan
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai
pertimabngan yang berdekatan Nilai ini diberikan bila ada dua
kompromi diantara dua pilihan Kebalikan
Jika untuk elemen i mendapat satu angka bila dibandingkan
dengan elemen j, maka elemen j mempunyai nilai kebalikan bila
dibandingkan dengan elemen i
Sumber : Saaty 1986 diacu dalam Nurani 2002
4 Konsistensi
Dalam pengambilan keputusan konsistensi penting untuk diperhatikan. Konsistensi memiliki dua makna yaitu : obyek serupa dapat dikelompokkan sesuai
keragaman dan relevansinya. Kedua, konsistensi terkait dengan hubungan antara obyek- obyek yang didasarkan pada kriteria tertentu.
151
8.4.2 Struktur AHP yang digunakan