Pendugaan Potensi Pemanfaatan sumberdaya perikanan demersal yang berkelanjutan di perairan Tegal Jawa Tengah

26 4 Institutional sustainability keberlanjutan kelembagaan. Dalam kerangka ini keberlanjutan kelembagaan yang menyangkut memelihara aspek finansial dan administrasi yang sehat merupakan prasyarat dari ketiga pembangunan berkelanjutan di atas. Dengan demikian jika setiap komponen dilihat sebagai komponen yang penting untuk menunjang keseluruhan proses pembangunan berkesinambungan, maka kebijakan pembangunan perikanan yang berkesinambungan haruslah mampu memelihara tingkat yang reasonable dari setiap komponen sustainable tersebut. Dengan kata lain keberlanjutan sistem akan menurun melalui kebijakan yang ditujukan hanya untuk mencapai satu elemen keberlanjutan saja Fauzi dan Anna, 2002.

2.4 Pendugaan Potensi

Lestari dan Upaya Pemanfaatan Optimum Sumberdaya hayati bersifat terbatas tetapi dapat pulih dan pendugaan stok ikan dapat digambarkan sebagai pencarian tingkat eksploitasi yang dalam jangka panjang memberikan hasil maksimum dari suatu perikanan. Tingkat eksploitasi yang dalam jangka panjang memberikan hasil tertinggi ditunjukkan oleh upaya optimum f opt. dan hasil yang diperoleh dinyatakan sebagai Maximum Sustainable Yield MSY. Konsep jangka panjang digunakan karena kita tidak ingin memperoleh hasil tangkapan yang tinggi dengan peningkatan upaya yang drastis pada tahun pertama, sementara pada tahun berikutnya hasil tangkapan cenderung menurun drastis karena sumberdaya telah terkuras. Dalam hal ini yang diinginkan adalah suatu strategi penangkapan yang memberi hasil tertinggi secara tetap dan berkesinambungan. Sparre dan Venema 1999 mengemukakan bahwa model-model yang digunakan untuk pendugaan stok udang dan ikan bagi keperluan pengelolaannya secara garis besar menjadi dua golongan yaitu : 1 model analitik, 2 model holistik. Model-model holistik sederhana menggunakan parameter populasi lebih sedikit dibanding model-model analitis. Model holistik menganggap suatu stok ikan sebagai suatu biomassa yang homogen tanpa memperhatikan struktur panjang dan umur dari stok. Model analitik didasarkan atas deskripsi yang lebih rinci dari stok dan lebih membutuhkan data masukan yang baik dalam hal kualitas 27 dan kuantitas. Oleh karena itu model analitik lebih terpercaya untuk dapat memberikan ramalan yang lebih akurat Sparre dan Venema, 1999. Pada model analitik ini, dinamika dari suatu populasi diperhitungkan dari pengetahuan mengenai parameter-parameter biologi secara individu dalam suatu populasi, termasuk laju pertumbuhan dan kematian, dan juga penambahan bau recruitment. Pengaruh penangkapan juga dimasukkan dalam persamaan melalui parameter laju kematian karena penangkapan. Karena laju pertumbuhan juga bervariasi, kita harus mengambil variasi ini ke dalam perhitungan dengan mensubstitusikan fungsi pertumbuhan yang berbeda-beda dalam interval- interval umur yang berbeda-beda sebagai lawan opposed terhadap fungsi pertumbuhan yang konstan dari von Bertalanfly Sparre dan Venema,1999. Konsep keseimbangan steady-state adalah erat hubungannya dengan pendekatan hasil per penambahan baru yield per recruit-YR. Keseimbangan artinya dengan memberikan laju penangkapan yang tetap, maka populasi akan mencari tingkat rata-rata dalam jangka panjang, sehingga memberikan rata-rata hasil dalam jumlah tertentu untuk jangka panjang. Kemudian model analitik ini mencoba menguji keseimbangan antara pertumbuhan dengan kematian dengan asumsi tingkat reproduksi konstan Beverton dan Holt, 1957. Sementara itu model holistik yang biasa dipakai dalam pendugaan stok udang dalam model surplus produksi dari metode sapuan swept area method. Pada model surplus produksi ini setiap populasi ikan udang diperlakukan sebagai satu unit tanpa mempertimbangkan struktur dari populasi, sehingga dinamika dari suatu populasi merupakan fungsi dari populasi itu sendiri. Walau konsepnya dimulai Graham pada tahun 1935, tetapi yang mula-mula memberikannya sebagai fungsi matematik yang didasarkan kepada model pertumbuhan logistiknya Verhuslt-Pearl adalah Schaefer pada tahun 1954, dan kemudian diuraikan lebih lanjut tahun 1975 oleh Ricker, tahun 1990 oleh Caddy, tahun 1983 oleh Gulland dan tahun 1984 oleh Pauly Sparre dan Venema, 1999. Model ini didasarkan kepada keadaan keseimbangan steady state dimana hasil berimbang dengan pertumbuhan populasi. Optimisasi yang dipakai pada model surplus produksi memberikan hasil maksimum yang lestari yang dicapai pada tingkat upaya penangkapan tertentu. Kesederhanaan model ini, yang hanya memerlukan data hasil tangkap dari upaya penangkapan yang biasanya tersedia dengan biaya yang relatif murah, sangat merangsang penggunaannya terutama bila umur ikan 28 sukar ditentukan atau data biologi lainnya tidak tersedia Sparre dan Venema, 1999; Bintoro, 1995.

2.5 Model Surplus Produksi