Pembahasan Respon penglihatan dan penciuman ikan kerapu terhadap umpan terkait dengan efektivitas penangkapan

155 karakteristik fungsi untuk dapat menggantikan umpan udang dan umpan rucah ditinjau dari berat hasil tangkapan ikan kerapu. Dengan kata lain bahwa umpan buatan dapat mensubstitusi umpan alami.

7.4 Pembahasan

Pada penelitian ini, jenis ikan dari famili Pomacentridae yang paling banyak tertangkap. Menurut Adrim 1993 diacu dalam Nasution 2001, ikan dari famili ini merupakan ikan utama atau ikan mayor, yaitu ikan yang berperan dalam rantai makanan. Famili Pomacentridae adalah ikan omnivora yang aktif mencari makan pada siang hari atau bersifat diurnal. Hal itu terbukti dari hasil tangkapan pada siang hari dimana ikan ini lebih banyak tertangkap dibandingkan pada malam hari. Diduga ikan ini masuk ke dalam bubu karena tertarik oleh bau umpan dari dalam bubu. Dari hasil pengamatan secara visual langsung di dalam air setelah bubu dipasang ikan betok langsung mendekati bubu dan berkumpul di sekitar bubu. Jenis ikan famili Serranidae yang tertangkap ialah kerapu koko Epinephelus merra , kerapu karet Epinephelus fasciatus, dan kerapu macan Epinephelus fuscoguttatus . Ikan jenis tersebut termasuk dalam golongan ikan karang yang berukuran besar. Tertangkapnya ikan kerapu ke dalam bubu karena tertarik oleh bau umpan pada bubu danatau tertarik oleh ikan-ikan kecil yang ada di dalam bubu. Ikan kerapu juga menganggap bubu sebagai gugusan gua karang dan memanfaatkannya untuk tempat beristirahat dan bersembunyi menunggu mangsa yang lewat untuk melakukan pemangsaan karena ikan kerapu hidup soliter di gua- gua karang dan di bawah atau sela-sela gugusan karang. Hal ini terbukti dari perbandingan komposisi hasil tangkapan antara siang dan malam, famili Serranidae lebih banyak tertangkap pada waktu malam hari. Pada penangkapan ikan kerapu didapatkan bahwa hasil tangkapan malam hari 60 ekor lebih banyak bila dibandingkan dengan hasil tangkapan pada siang hari 20 ekor. Perbedaan jumlah yang cukup besar ini disebabkan karena ikan kerapu merupakan ikan aktif pada malam hari namun memiliki puncak aktivitas mencari makan pada senja dan subuh hari Gunarso 1985; Herring et al. 1990; 156 Potts 1990. Pada penangkapan siang hari tertangkapnya ikan kerapu disebabkan bukan karena tertarik oleh bau umpan tapi lebih banyak terhadang ketika arus pasang surut terjadi dan menjadikan bubu sebagai tempat berlindung atau beristirahat sehingga hasil tangkapan dari setiap jenis umpan perbedaannya tidak terlalu jauh, begitu pula halnya pada hasil tangkapan umpan buatan. Tingginya hasil tangkapan ikan kerapu pada malam hari disebabkan pada waktu malam hari indera penciuman pada ikan lebih berperan dalam mencari makan dibandingkan indera penglihatannya sehingga umpan alami yang mengeluarkan bau yang kuat lebih cepat direspons oleh ikan dibandingkan pada umpan buatan. Perbedaan jenis umpan alami dan buatan memberikan pengaruh sebagai atraktan yang sama untuk menangkap ikan kerapu. Pengaruh yang sama tersebut disebabkan proses pelarutan kandungan kimia dari masing-masing umpan di dalam air adalah sama, artinya bahwa formulasi umpan buatan telah berdaya guna yang sama performance dengan umpan alami Januma et al. 2003. Menurut Lokkeborg 1990, umpan buatan yang terbuat dari ekstrak udang mempunyai nilai pelarutan rate release kandungan asam amino yang sama dengan ikan mackerel sebagai umpan alami. Berdasarkan hal tersebut di atas tampak bahwa umpan buatan dapat mensubstitusi umpan alami

7.5 Kesimpulan