57 besar dibanding bagian otak lain adalah indikasi indera penciuman yang sangat
sensitif sehingga mampu mencium bau darah yang terdapat di perairan dari jarak yang jauh.
Ikan-ikan yang hidup pada habitat yang kompleks memiliki telencephalon yang besar dan ketajaman penglihatan yang lebih baik Schumway 2004.
Demikian pula dengan hasil penelitian Bauchot et al. 1989 yang menyatakan bahwa ikan-ikan yang memiliki indera lebih dari satu maka memiliki otak yang
lebih besar dibandingkan dengan ikan yang hanya memiliki satu indera ynag berkembang dengan baik. Ikan-ikan yang hidup pada habitat kompleks dengan
keragaman spesies yang tinggi seperti pada daerah terumbu karang secara umum memiliki indeks encephalisasi yang tinggi dibandingkan dengan ikan yang hidup
di lumpur atau dasar perairan yang berpasir. Penelitian ini menggambarkan seberapa penting indera penglihatan dan
penciuman pada ikan kerapu yang dicerminkan oleh struktur otaknya. Parameter- parameter otak yang diamati dalam dimensi berat mg kemudian dibandingkan
antara berat otak dan berat tubuh, berat bagian-bagian otak olfactory bulb, telencephalon
, optic tectum, cerebellum, dan medulla oblongata.
4.2 Metode Penelitian 4.2.1 Waktu dan tempat penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan, FPIK-IPB sejak bulan Juni
– Juli 2007
4.2.2 Pengambilan dan penimbangan sampel otak
Sampel otak berasal dari lima ekor ikan kerapu sunu Plectropomus maculatus
, tujuh ekor kerapu macan Epinephelus fuscoguttatus, dan enam ekor kerapu karet Epinephelus heniochus. Metode yang digunakan adalah metode
gravimetri dan fotografi Razak 2005. Metode gravimetri dilakukan dengan cara menimbang berat otak total, berat tubuh, dan berat komponen otak.
Bahan yang diperlukan adalah otak ikan kerapu sunu, kerapu macan, dan kerapu karet yang telah dimasukkan freezer selama 3 hari. Panjang tubuh diukur
58 dengan penggaris dengan skala terkecil dalam milimeter. Kemudian berat tubuh
masing-masing ikan ditimbang dengan timbangan digital type BL-220H dengan tingkat ketelitian 3 digit di belakang koma 0,001 g.
Setelah dihitung dilanjutkan dengan pemotretan dengan kamera digital tipe A-430. Otak ikan kerapu
selanjutnya ditimbang dan dipotong per bagian komponen olfactory bulb, telencephalon
, optic tectum, cerebellum dan medulla oblongata.
4.2.3 Analisis data
Data yang diperoleh adalah hasil penimbangan dari variabel otak, yaitu berat otak dan berat tubuh. Variabel otak dihubungkan dalam formula untuk
mendapatkan perbandingan antara berat tubuh dan berat tiap komponen otak pada masing-masing ikan kerapu. Analisis hubungan variabel tersebut dilakukan
dengan analisis regresi. Berat otak ditimbang dan dibandingkan dengan hasil pengukuran berat
tubuh ikan kerapu. Otak kemudian ditimbang untuk mendapatkan berat otak total. Kemudian otak dipotong pada bagian olfactory bulb Ob, telencephalon Tel,
optic tectum Ot, cerebellum Cer dan medulla oblongata MO lalu ditimbang
dan dibandingkan beratnya untuk mengetahui rasio persentase berat bagian-bagian otak tersebut dengan berat otak total.
Penentuan rasio berat otak B ikan kerapu dilakukan dengan
menggunakan formula sebagai berikut:
100 .
t
B B
B
keterangan: B
o
: berat otak mg; dan B
t
: berat tubuh mg Penentuan rasio area otak Ob, Tel, Ot, Cer dan MO adalah sebagai berikut:
100 .
O O
O
B b
i A
keterangan: A
O
- i : rasio area otak ke-i;
59 b
O-i
: berat area otak ke-i mg; dan B
O
: berat otak mg.
4.3 Hasil 4.3.1 Struktur otak ikan kerapu