80
Tepung ikan = 1
5 x 65 g = 13 g
Tepung terigu = 1
5 x 65 g = 13 g
Tepung tapioka = 3
5 x 65 g = 39 g
5 Umpan K minyak ikan 0 kontrol, dengan komposisi 100 g: Minyak ikan = 0 g
Tepung ikan = 0 g Tepung terigu =
5 2
x 100 g = 40 g Tepung tapioka =
3 5
x 100 g = 60 g
Prosedur pembuatan formulasi umpan buatan sebagai berikut: 1 Bahan pembuat umpan dihitung sesuai bobot yang diperlukan untuk
pembuatan 100 g umpan jumlah bahan yang dibutuhkan disesuaikan dengan formulasi yang diinginkan.
2 Bahan-bahan yang memiliki bobot terkecil seperti tepung ikan dan tepung terigu dicampurkan terlebih dahulu dalam wadah hingga merata, kemudian
pencampuran tepung tapioka sampai rata, dilanjutkan dengan minyak ikan. 3 Setelah adonan merata, untuk menjadi pasta ditambahkan air tawar sesuai
dengan kebutuhan secara perlahan-lahan. 4 Untuk bentuk kering, umpan yang telah jadi dikeringkan dengan cara
dijemur di bawah sinar matahari hingga kandungan kadar air menjadi 20.
5.2.4 Analisis data 1 Ketahanan umpan alami selama perendaman
Umpan alami terdiri atas ikan juwi Anodontostoma chacunda, udang krosok Metapenaeopsis palmensis dan gonad bulu babi Diadema setosum. Uji
ketahanan umpan bertujuan untuk mengetahui tingkat ketahanan masing-masing
81 umpan di dalam air laut dengan melihat perubahan yang terjadi pada bentuk dan
tekstur daging umpan hingga warnanya pudar dan tekstur daging mulai hancur. Uji ketahanan gonad bulu babi tidak dilakukan karena bahan ini cepat memudar
ketika diambil dari cangkang bulu babi dan diletakkan di air. Tahapan uji ketahanan umpan adalah sebagai berikut:
1 Menyiapkan akuarium yang telah diisi air laut kemudian digunakan aerator agar timbul arus kondisi akuarium diumpamakan sama dengan kondisi laut.
2 Memasukkan umpan ke dalam akuarium sampai terlihat tekstur daging umpan sudah pudartidak kompak. Selama proses perendaman selalu mengamati
perubahan tekstur daging umpan dari mulai di masukkan sampai pudar. 3 Dihitung waktu yang dibutuhkan dari umpan mulai dimasukkan sampai tekstur
daging pudar.
2 Analisis kandungan kimia umpan
Analisis yang dilakukan selanjutnya adalah analisis kimia umpan untuk mengetahui kandungan kimia dari masing-masing umpan. Analisis kimia yang
dianalisis adalah analisis proksimat, analisis asam amino, dan analisis asam lemak. 1 Analisa proksimat A.O.A.C. 2000
Analisis proksimat meliputi analisis kadar air, protein, dan lemak. 2 Analisis asam amino
Sebelum dilakukan analisis asam amino, terlebih dahulu perlu diketahui kadar protein sampel. Metode yang digunakan untuk analisis tersebut
menggunakan metode Kjehdal A.O.A.C. 2000. Analisis asam amino menggunakan metode HPLC dengan pereaksi ortoftaldehida OPA untuk
membentuk senyawa yang berfluoresensi. Senyawa tersebut dapat dideteksi oleh detektor fluoresensi.
3 Analisis asam lemak Metode ekstraksi lemak menggunakan metode Soxhlet, sedangkan analisis
asam lemak melalui tahapan metilasi A.O.A.C. 2000 dan penyuntikan dengan GC
82
5.3 Hasil 5.3.1 Ketahanan umpan alami selama perendaman