Pengaruh perbedaan jenis dan waktu pemasangan umpan

149 Gambar 80 Komposisi berat kerapu karet Epinephelus fasciatus hasil tangkapan Kerapu koko Epinephelus merra yang tertangkap sebagian besar berukuran tidak layak jual berukuran kurang dari 300 g. Selang kelas terbanyak pada berat 121-166 mm, yaitu sebanyak 10 ekor. Ikan kerapu koko yang tertangkap untuk ukuran layak jual hanya 2 ekor atau 6,25. Sebaran frekuensi berat ikan kerapu koko disajikan pada Gambar 81. Gambar 81 Komposisi berat kerapu koko Epinephelus merra hasil tangkapan

7.3.3 Pengaruh perbedaan jenis dan waktu pemasangan umpan

Jumlah berat hasil tangkapan rata-rata dengan perbedaan waktu pemasangan siang dan malam didapatkan bahwa rata-rata hasil tangkapan malam hari lebih banyak dibandingkan rata-rata hasil tangkapan pada siang hari. Hasil 2 4 6 8 10 12 75-120 121-166 167-212 213-258 259-304 Selang Kelas gram H a s il T a n g k a p a n e k o r Tidak layak jual 30 ekor Layak jual 2 ekor Ukuran jual = 300 g 2 4 6 8 10 12 14 16 50-100 101-151 152-202 203-253 254-304 Selang Kelas gram H a s il T a n g k a p a n e k o r Layak jual 2 ekor Tidak Layak jual 25 ekor Ukuran jual = 300 g 150 tangkapan rata-rata pada malam hari sebanyak 411,77±4,13 g, sedangkan pada siang hari sebanyak 299,86±3,80 g. Perbandingan hasil tangkapan rata-rata siang dan malam hari disajikan pada Gambar 82. Gambar 82 Perbandingan hasil tangkapan rata-rata waktu siang dan malam hari Khusus untuk kasus famili Serranidae kerapu, hasil tangkapan ikan kerapu dengan perbedaan umpan dan waktu pemasangan memiliki perbedaan hasil tangkapan yang cukup signifikan. Hasil tangkapan malam memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan hasil tangkapan pada siang hari. Hal tersebut disebabkan karena waktu pemasangan bubu soaking time yang lebih lama pada waktu malam hari pukul 16.30 –08.00 WIB dibanding soaking time pada waktu siang hari pukul 08.30 –16.00 WIB sehingga dimungkinkan peluang yang besar ikan yang berada di sekitar setting bubu untuk dapat masuk kedalam bubu. Umpan yang paling banyak menangkap ikan kerapu adalah umpan udang, yaitu 22 ekor siang 6 ekor dan malam 16 ekor, umpan rucah sebanyak 18 ekor siang 5 ekor dan malam 13 ekor, umpan bulu babi sebanyak 14 ekor siang 3 ekor dan malam 11 ekor, umpan D sebanyak 14 ekor siang 4 ekor dan malam 10 ekor, dan umpan B sebanyak 12 ekor siang 2 ekor dan malam 10 ekor. Hasil tangkapan ikan kerapu dengan perbedaan umpan dan waktu pemasangan disajikan pada Gambar 83. 299.86±3.80 411.77±4.13 50 100 150 200 250 300 350 400 450 Siang Malam Waktu operasi penangkapan H a s il t a n g k a p a n r a ta -r a ta g ra m 151 Gambar 83 Hasil tangkapan ikan kerapu dengan perbedaan umpan dan waktu pemasangan Hasil tangkapan tertinggi ikan kerapu dihasilkan pada siang hari oleh umpan udang kemudian diikuti umpan rucah, D, gonad bulu babi, dan yang terakhir umpan B. Pada malam hari, hasil tangkapan ikan kerapu tertinggi adalah pada umpan udang, diikuti umpan rucah, gonad bulu babi, umpan D, dan umpan B. Umpan udang memberikan hasil tangkapan terbanyak ikan kerapu baik pada penangkapan siang dan malam hari. Hal ini disebabkan dari segi bentuk fisik maupun aroma kimia umpan udang mampu menarik perhatian kerapu dengan menggunakan organ penglihatan maupun organ penciuman. Hasil uji statistik median menunjukkan bahwa pada siang hari pengaruh penggunaan umpan terhadap hasil tangkapan ikan karang tidak memiliki perbedaan nyata antara kelima umpan, seperti ditunjukkan dengan nilai sig. 0,834 0,05. Tidak adanya perbedaan yang nyata antara perlakuan berbagai jenis umpan dapat disebabkan oleh 1 ikan kerapu yang masuk ke dalam bubu karena ikan lebih melihat bubu sebagai tempat persembunyian, 2 sifat tigmotaxis kerapu terhadap bentuk fisik umpan yang diletakkan dalam bubu ketika berada di sekitar bubu. Demikian pula hasil uji statistik median pada malam hari menunjukkan pengaruh penggunaan umpan terhadap hasil tangkapan ikan karang tidak berbeda nyata antara kelima umpan. Hasil ini ditunjukkan dengan nilai sig. 0,962 0,05. Tidak adanya perbedaan yang nyata antara kelima jenis umpan terhadap hasil 2 4 6 8 10 12 14 16 18 Rucah Udang B. Babi Umpan B Umpan D Jenis Um pan H a s il T a n g k a p a n e k o r Siang Malam 152 tangkapan ikan kerapu disebabkan oleh 1 rangsangan bau pada masing-masing umpan memberikan pengaruh yang sama sebagai aktraktan pada kerapu dengan menggunakan organ penciumannya, 2 waktu pemasangan bubu soaking time yang lebih lama pada waktu malam hari pukul 16.30 –08.00 WIB dibanding soaking time pada waktu siang hari pukul 08.30 –16.00 WIB sehingga dimungkinkan peluang yang besar dari ikan yang berada di sekitar lokasi pemasangan bubu untuk dapat masuk ke dalam bubu, 3 kerapu dikelompokkan sebagai ikan nocturnal dengan puncak aktivitas makannya pada waktu menjelang senja dan fajar crepusculartwilight. Waktu pemasangan umpan yang berbeda siang dan malam hari memberikan hasil tangkapan ikan kerapu. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada dasarnya ikan kerapu melakukan aktivitas makan baik pada siang hari diurnal maupun pada malam hari nocturnal. Aktivitas makan yang dilakukan pada siang maupun malam hari dikategorikan ke dalam spesies twilight atau crepuscular Potts 1990. Helfman 1993 mengemukakan bahwa crepuscular adalah periode yang terjadi pada petang hari dan senja hari. Menurut Indonesia Coral Reef Foundation 2004, bahwa ikan-ikan dari suku Sphyraenidae, Serranidae, Carangidae, Scorpaenidae, Synodontidae, Carcharhinidae, Lamnidae, Spyrnidae, dan beberapa Muraenidae dikelompokkan sebagai ikan yang melakukan aktivitas di antara malam dan siang hari crepuscular. Pada umumnya ikan-ikan yang dikategorikan sebagai kelompok crepuscular bersifat piscivores Potts 1990. Perbedaan jenis umpan natural bait dan artificial bait memberikan pengaruh sebagai atraktan yang sama untuk menangkap ikan kerapu. Pengaruh yang sama tersebut disebabkan oleh proses pelarutan dari kandungan kimia masing-masing umpan di dalam air adalah sama. Artinya bahwa formulasi umpan buatan telah berdaya guna performance dengan umpan alami Januma et al. 2003. Menurut Lokkeborg 1990, umpan buatan yang terbuat dari ekstrak udang mempunyai nilai pelarutan rate release kandungan asam amino yang sama dengan ikan mackerel sebagai umpan alami. Berdasarkan hal tersebut di atas maka umpan buatan dapat mensubstitusi umpan alami 153

7.3.4 Efektivitas penangkapan ikan kerapu dengan umpan