88 jam karena pelepasan atraktan pada umpan akan mengalami penurunan, yang
berarti akan sangat berpengaruh pada efisiensi penangkapan.
5.4.2 Kandungan kimia umpan
Tester 1953 diacu dalam Syandri 1988 mengatakan bahwa kebiasaan makan ikan dapat dipengaruhi oleh bau-bau yang dikeluarkan dari tetesan daging
yang mengandung substansi-substansi kimia sehingga merangsang ikan untuk makan. Ikan memiliki kepekaan yang berbeda terhadap berbagai bentuk
makanannya. Ada ikan yang tertarik pada bau umpan yang menyengat dan ada pula ikan yang tertarik pada umpan yang memiliki bentuk yang menarik baginya.
Biasanya jenis ikan yang aktif di malam hari nocturnal akan menyukai umpan hidup yang memiliki bau yang kuat Baskoro dan Efendy 2006. Bau yang
dikeluarkan umpan berasal dari kandungan kimia di dalam umpan tersebut. Kandungan kimia umpan merupakan komponen yang dapat merangsang
respons makan pada ikan Fujaya 2004. Chemical sense sangat penting untuk mencari posisiletak makanan ketika ikan telah dekat dengan sumber makanan
Lokkeborg 1998. Kandungan kimia yang diujikan pada masing-masing umpan alami meliputi kandungan air, lemak, dan protein serta asam amino, dan asam
lemak.
1 Umpan alami
Air berfungsi sebagai bahan yang dapat mendispersikan berbagai senyawa yang ada dalam suatu bahan, dan beberapa bahan tersebut malah
berfungsi sebagai pelarut Winarno 1992. Pada umpan, kandungan air akan berpengaruh pada distribusi bau dalam air. Semakin banyak kandungan air
dalam umpan akan mempercepat distribusi bau di dalam air. Kandungan air menyebabkan umpan mengalami degradasi autolisis protein dan lemak.
Protein dan lemak mengeluarkan aroma amis yang disukai oleh ikan. Aroma ini akan menyebar pada media air dan ditangkap oleh indra penciuman ikan.
Udang mempunyai kandungan air yang paling besar di antara umpan ikan dan
89 gonad bulu babi. Kandungan protein tertinggi pada umpan ikan sedangkan
kandungan lemak tertinggi terdapat pada gonad bulu babi. Asam amino dan minyak ikan merupakan kandungan kimia umpan yang
dapat merangsang organ penciuman ikan Fujaya 2004, Djarijah 1998. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan uji kandungan asam amino pada
umpan alami. Kandungan asam amino yang direspons oleh penciuman ikan sekaligus sebagai perangsang nafsu makan antara lain alanina, arginina,
glutamina, metionina, lisina dan prolina. Kandungan alanina tertinggi terdapat pada umpan ikan, demikian pula kandungan arginina, metionina, dan lisina
yang dianggap sebagai atraktan organ penciuman ikan dengan nilai tertinggi juga terdapat pada umpan ikan.
Kandungan asam amino merupakan isyarat cue dalam mencari makan food search baik yang dapat merangsang organ penciuman olfactory
maupun organ rasa gustatory Nikonov dan Caprio 2001. Komponen kimia dalam umpan yang telah diidentifikasi sebagai perangsang nafsu makan
olfaction dan gustation adalah asam amino bebas dan nukleotida, L-alanina, glisina, dan L-prolina Fujaya 2004. Selanjutnya Clark 1985 menjelaskan
bahwa asam amino yang dapat merangsang penciuman ikan adalah taurina, asam glutamat, alanina, glisina, prolina, dan asam aspartat. Menurut Takaoka
et al. 1987 diacu dalam Jones 1992 stimulan kimia yang dapat
mempengaruhi makan pada ikan marbled rockfish Sebasticus marmoratus adalah alanina, metionina, serina, dan prolina, dan inosin. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Yacoob et al. 2004; Hara 2006; Yamashita et al
. 2006, dan Nikonov dan Caprio 2007 bahwa komponen kimia pada asam amino yang merupakan stimulan pada organ olfactory ikan adalah
alanina, arginina, metionina, dan leusina; prolina dan glutamina merupakan asam amino yang merangsang organ rasa gustatory pada ikan.
Rantai kimia pada kandungan asam lemak apabila terpotong akan berpengaruh pada pembentukan komponen yang bertanggung jawab atas bau.
Dari kandungan asam lemak miristat dan palmitat umpan gonad bulu babi memiliki kandungan yang paling tinggi dibandingkan umpan ikan dan udang.
Berdasarkan hasil penelitian di Samudera Pasifik, umpan yang mengandung
90 lebih banyak lemak menghasilkan tangkapan yang lebih baik dibandingkan
dengan umpan dengan kandungan lemak yang kurang King 1986 diacu dalam
Rahardjo dan Linting 1993. Menurut Ketaren 1986, jenis asam lemak palmitat terdapat dalam sebagian besar lemak hewani dengan titik cair 64°C,
sedangkan miristat, umumnya terdapat pada lemak ikan hiu. .
2 Umpan buatan
Asam amino merupakan kandungan kimia umpan yang dapat merangsang organ penciuman ikan Fujaya 2004. Berdasarkan hal tersebut
maka dilakukan analisis kandungan asam amino pada umpan buatan. Komposisi asam amino umpan buatan terdiri atas 17 jenis asam amino. Sama
halnya seperti pada umpan alami, asam amino pada umpan buatan, yang merupakan bagian dari protein yang dapat merangsang organ penciuman ikan
dan sekaligus sebagai perangsang nafsu makan, antara lain alanina, glisina,
prolina, valina, lisina, fenilalanina, histidina, dan triptofan.
Tujuan pembuatan umpan buatan dalam penangkapan ikan dengan bubu ini adalah sebagai attractant penarik agar ikan-ikan dapat dengan cepat
masuk dan terperangkap ke dalam bubu. Pemilihan komposisi bahan formulasi didasarkan pada respons kimiawi ikan terhadap kondisi lingkungan maupun
proses mencari makan. Pemilihan minyak ikan dan tepung ikan sebagai bahan penyusun utama umpan buatan ini dikarenakan minyak ikan mengandung
komposisi kimiawi berupa asam amino dan asam lemak yang merupakan bahan perangsang utama dalam proses penciuman ikan. Kandungan minyak
yang dimasukkan sebagai salah satu bahan dalam pembuatan umpan tiruan apabila bercampur dengan air akan berpengaruh sebagai atraktan ikan
Anonim 2008. Komponen kimia dalam umpan yang telah diidentifikasi sebagai perangsang nafsu makan olfaction dan gustation adalah asam amino
bebas dan nukleotida, L-alanina, glisina, dan L-prolina. Selanjutnya Clark 1985, juga menjelaskan bahwa asam amino yang dapat dirangsang oleh
penciuman ikan adalah taurina, glutamina, alanina, glisina, prolina dan aspartat.
91 Umpan buatan D komposisi minyak ikan 35, tepung ikan 13 dan
tepung terigu dan tepung tapioka 52 memiliki kandungan lemak tertinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin banyak minyak ikan, maka semakin
tinggi jumlah lemak yang dihasilkan. Sebagaimana pendapat Djarijah 1998, pemberian minyak ikan dalam pembuatan pakan ikan berfungsi sebagai
atraktan bahan penyedap aroma. Berdasarkan keterangan tersebut dapat diketahui bahwa secara langsung maupun tidak langsung ikan akan merespons
semua makanan yang dianggap memiliki kandungan asam lemak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Umpan buatan artificial bait sebagai bahan uji komposisi kimia dibuat dalam bentuk kering dengan kadar air 20. Kadar air tertinggi terdapat pada
umpan D 378,2 mgg. Semakin banyak kandungan air dalam umpan akan mempercepat proses dispersi dan distribusi bau dalam air. Umpan yang
digunakan pada uji coba lapangan dibuat dalam bentuk pasta, sehingga ikan dapat cepat merespons bau yang ditimbulkan. Kandungan air yang cukup
tinggi membantu dalam proses dispersi zat kimia, sehingga ikan akan dapat dengan cepat memberikan respons terhadap umpan.
Asam amino yang terkandung dalam umpan buatan sebagian merupakan komponen perangsang utama dalam proses penciuman ikan. Menurut Sutterlin
dan Sutterlin 1971, reseptor penciuman pada ikan memiliki respons tertinggi terhadap asam amino yang merupakan bagian dalam rangkaian protein.
Perbandingan lemak dan protein antara umpan alami dan umpan buatan menunjukkan bahwa umpan buatan memiliki kandungan lemak dan protein lebih
banyak. Perbedaan ini dimungkinkan karena umpan buatan merupakan hasil pengolahan ikan dengan tingkat konsentrasi kandungan lemak dan protein yang
tinggi dari bahan yang terpisah. Namun perbedaan yang cukup besar terjadi pada kandungan asam amino alanina dan lisina, dimana umpan alami memiliki
jumlah kandungan alanina dan lisina yang lebih banyak. Antarspesies ikan memiliki kepekaan asam amino yang relatif berbeda pada
jenis-jenis makananumpan Hara 1993. Pada kebanyakan spesies, kombinasi kandungan asam amino prolina, betaina, glisina dan alanina diidentifikasikan
sebagai kandungan yang efektif untuk stimulan makanan. L-prolina merupakan
92 jenis asam amino yang utama untuk organ rasa gustatory pada ikan salmon yang
merupakan faktor
penting dalam
makan Hara
1993. Kapasitas
stimulanperangsang makan ikan pada kandungan asam amino lebih efektif apabila dalam bentuk suatu campuran dari unsur-unsur pokok dibandingkan satu
atau beberapa unsur asam amino saja Lokkeborg 1990. Ikan menggunakan penciumannya olfaction untuk tingkah laku dalam
membedakan bau odorants dan menggunakan asam amino dan nucleotides sebagai isyarat makan Nikonov dan Caprio 2001. Hal tersebut dibuktikan
dengan dilakukannya tes pada bagian olfactory bulb pada ikan catfish untuk mendeteksi sensitivitas organ tersebut terhadap bile salt, nucleotides, dan asam
amino yang menunjukkan bahwa signal terbanyak diterima oleh olfactory bulb adalah asam amino. Kandungan asam lemak palmitat yang tinggi pada umpan
buatan D disebabkan kandungan minyak ikan pada formulasi umpan D tertinggi dibandingkan umpan buatan lainnya, sebagaimana pendapat Ketaren 1986,
bahwa jenis asam lemak palmitat sebagian besar terdapat pada sumber minyak hewani. Diduga dengan kandungan palmitat yang tinggi ditambah dengan adanya
campuran air pada umpan D maka akan terjadi peristiwa hidrolisis yang menimbulkan suatu senyawa aromatik yang dapat berfungsi sebagai atraktan pada
organ penciuman ikan.
5.5 Kesimpulan