Sumbu penglihatan v isual axis Ketajaman mata ikan visual acuity

43 Gambar 15 menunjukkan bahwa ketiga ikan kerapu memiliki densitas sel kon yang cenderung menurun dengan semakin bertambahnya ukuran panjang tubuh.

3.3.4 Sumbu penglihatan v isual axis

Sumbu penglihatan visual axis diidentifikasikan untuk mengetahui kebiasaan ikan untuk melihat objek atau melihat makanan Blaxter 1980. Menurut Tamura 1957, sumbu penglihatan ditentukan dengan mengetahui kepadatan sel kon tertinggi, yang biasanya terletak pada bagian dorso-temporal, temporal dan ventro-temporal. Berdasarkan letak densitas, sel kon tertinggi pada retina mata ikan kerapu pada bagian ventro-temporal, dengan sumbu penglihatannya ke arah depan-naik upper-fore Gambar 16. Gambar 16 Sumbu penglihatan visual axis ikan kerapu.

3.3.5 Ketajaman mata ikan visual acuity

Nilai ketajaman ketiga jenis ikan kerapu berdasarkan hasil perhitungan densitas tertinggi, pengukuran diameter lensa mata, dan perhitungan rumus sudut pembeda terkecil, dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel tersebut menunjukkan bahwa Visual axis Visual axis Visual axis Kerapu sunu P. maculatus Kerapu macan E. fuscoguttatus Kerapu karet E. heniochus 44 ketajaman penglihatan dari ketiga jenis ikan kerapu berkisar antara 0,0548 – 0,1465. Nilai ketajaman penglihatan tertinggi pada ikan kerapu sunu 0,1465 dengan panjang tubuh BL 300 mm, sedangkan ketajaman penglihatan terendah pada ikan kerapu macan 0,0548 pada panjang tubuh BL 140 mm. Hubungan antara densitas sel kon dengan ketajaman penglihatan ikan kerapu menunjukkan bahwa ketajaman mata ikan akan meningkat seiring dengan menurunnya kepadatan sel kon. Hubungan keduanya dapat dilihat pada Gambar 17. Ikan kerapu sunu memiliki nilai ketajaman penglihatan tertinggi dibandingkan dengan ikan kerapu macan dan kerapu karet. Tabel 4 menunjukkan bahwa ikan kerapu sunu P. maculatus dengan panjang tubuh 300 mm memiliki densitas sel kon 275 per luasan 0,01 mm 2 , diameter lensa 6,2 mm dan jarak fokus 7,76 mm. Hal tersebut menunjukkan bahwa ikan kerapu sunu memiliki MSA terkecil 6,83 menit dan ketajaman penglihatan tertinggi 0,1465. Nilai ketajaman penglihatan ikan kerapu tidak berbeda jauh dari nilai ketajaman penglihatan ikan karang jenis lain, Sebastes schlegeli memiliki kisaran 0,093-0,106 Torisawa et al. 2002, ikan beronang dan kakap merah berkisar 0,058-0,059 dan 0,055-0,077 Salma 2008, demikian pula untuk jenis ikan karang ekonomi berkisar 0,065-0,238 Tamura 1957. Apabila dibandingkan dengan ikan pelagis predator, seperti ikan tongkol Euthynnus affinis yang memiliki ketajaman penglihatan 0,14-0,19 dengan panjang total TL 285-350 mm Alatas 2003, maka ikan kerapu sunu termasuk dalam kelompok ikan yang memiliki nilai ketajaman penglihatan yang rendah dibandingkan ikan tongkol dengan ukuran panjang tubuh yang sama. 45 Tabel 4 Ketajaman penglihatan visual acuity mata ikan kerapu No Spesies Panjang tubuh Densitas Diameter lensa Jarak fokus MSA MSA Visual ikan kerapu mm sel kon mm mm rad min acuity 1 P. maculates-1 195 329 4,2 5,1 0,003 9,21 0,1085 2 P. maculatus-2 210 300 5,6 6,9 0,002 7,24 0,1382 3 P. maculatus-3 233 298 5,7 7,0 0,002 7,13 0,1402 4 P. maculatus-4 250 288 6,0 7,4 0,002 6,89 0,1451 5 P. maculatus-5 270 279 6,13 7,5 0,002 6,86 0,1459 6 P. maculatus-6 300 275 6,2 7,6 0,002 6,83 0,1465 7 E. fuscoguttatus-1 140 84 4,2 5,1 0,005 18,24 0,0548 8 E. fuscoguttatus-2 172 75 4,5 5,5 0,005 18,01 0,0555 9 E. fuscoguttatus-3 195 70 4,7 5,8 0,005 17,85 0,0560 10 E. fuscoguttatus-4 200 69 4,9 6,0 0,005 17,25 0,0580 11 E. fuscoguttatus-5 210 65 5,6 6,9 0,005 15,55 0,0643 12 E. fuscoguttatus-6 210 63 5,6 6,9 0,005 15,79 0,0633 13 E. fuscoguttatus-7 205 62 5,8 7,1 0,004 15,37 0,0651 14 E. heniochus-1 110 99 4,7 5,8 0,004 15,01 0,0666 15 E. heniochus-2 150 89 5,5 6,7 0,004 13,53 0,0739 16 E. heniochus-3 165 86 5,6 6,9 0,004 13,52 0,0740 17 E. heniochus-4 225 78 6,0 7,4 0,004 13,25 0,0755 18 E. heniochus-5 230 71 6,25 7,7 0,004 13,33 0,0750 19 E. heniochus-6 265 70 6,25 7,7 0,004 13,42 0,0745 Pola mosaik ikan kerapu sunu, kerapu macan, dan kerapu karet membentuk seperti bujur sangkar, dimana pola mosaik ikan kerapu sunu lebih teratur dibandingkan dengan kerapu yang lain Gambar 17. Densitas sel kon mengalami penurunan dengan bertambahnya panjang tubuh. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya volume sel kon pada area pengamatan 0,01 mm 2 , karena pada prinsipnya jumlah sel kon cenderung relatif konstan sepanjang hidup ikan. Perubahan hanya terjadi dengan bertambahnya volume sel kon karena pertumbuhan Gambar 18. 46 Gambar 17 Mosaik bujursangkar sel kon. A ikan kerapu sunu, B kerapu macan, C kerapu karet Gambar 18 Hubungan antara densitas sel kon dan ketajaman penglihatan ikan kerapu A B C R 2 = 0,8985 0.0000 0.0200 0.0400 0.0600 0.0800 0.1000 0.1200 0.1400 0.1600 270 280 290 300 310 320 330 340 Densitas sel kon 0.01 m m 2 K e ta ja m a n p e n g li h a ta n Densitas sel kon 0,01 mm 2 47 Gambar 19 menunjukkan hubungan antara diameter lensa dengan nilai sudut pembeda terkecil. Dengan semakin besarnya ukuran diameter lensa maka akan semakin kecil sudut pembeda terkecilnya karena kemampuan lensa mata yang semakin kuat untuk memfokuskan bayangan yang diterima pada lensa untuk diteruskan pada retina mata. Gambar 19 Hubungan antara diameter lensa dan MSA Gambar 20 menunjukkan meningkatnya nilai ketajaman penglihatan seiring pula dengan bertambahnya panjang tubuh. Gambar 20 Hubungan antara panjang tubuh dan diameter lensa mata ikan kerapu R 2 = 0,9779 0.000 0.001 0.001 0.002 0.002 0.003 0.003 4 4.5 5 5.5 6 6.5 Diam eter lensa m m S u d u t p e m b e d a t e rk e c il ra d ia n R 2 = 0,6648 1 2 3 4 5 6 7 150 175 200 225 250 275 300 325 Panjang tubuh mm D ia m e te r le n s a m m 48 Gambar 21 Hubungan antara panjang tubuh dan ketajaman penglihatan kerapu sunu, kerapu macan dan kerapu karet. Berdasarkan Tabel 4, ikan kerapu sunu memiliki ketajaman penglihatan tertinggi disebabkan nilai densitas sel kon yang tinggi, diameter lensa, dan pola mosaik yang teratur. Ikan kerapu macan menempati nilai ketajaman penglihatan dengan urutan paling rendah karena nilai densitas sel kon yang rendah, diameter lensa serta pola mosaik yang tidak teratur. Tabel 4 menunjukkan pula bahwa densitas sel kon, diameter lensa, dan pola mosaik fotoreseptor berpengaruh pada ketajaman penglihatan pada ikan kerapu.

3.3.6 Jarak pandang maksimum maximum sighting distance MSD