Metode Penelitian Pembuatan umpan buatan 1 Alat dan bahan

77 24 jam Lokkeborg 1990. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa penurunan laju pelepasan antara umpan mackerel natural bait dan umpan buatan artificial bait berkisar 36 dan 31 pada satu jam pertama, selanjutnya pada lama perendaman 4 jam kemudian terjadi penurunan menjadi 20 dan 27 dan setelah 24 jam menjadi 4 dan 9. Perbandingan presentase kandungan asam amino pada umpan segar dibandingkan umpan yang telah mengalami perendaman selama 2 jam akan mengalami penurunan sebesar 87 dan 84 setelah perendaman 4 jam, pada perendaman 24 jam penurunannya menjadi 45 Lookkeborg 1994. Penelitian mengenai analisis kandungan kimia dari berbagai jenis umpan, baik umpan alami dan buatan untuk operasi pangkapan masih belum banyak diketahui dan belum memberikan informasi yang jelas. Penelitian ini menganalisis ketahanan fisik umpan alami dan kandungan kimia pada umpan alami dan umpan buatan yang digunakan sebagai atraktor pada penangkapan ikan kerapu. 5.2 Metode Penelitian 5.2.1 Waktu dan tempat penelitian Penelitian mengenai pembuatan formulasi umpan buatan dilakukan pada Laboratorium Bio-Kimia, Departemen Teknologi Hasil Perairan, FPIK-IPB. Pembuatan formulasi umpan buatan dalam bentuk pasta berdasarkan hasil analisis kimia yang dilakukan pada umpan alami. Analisis kimia umpan, baik umpan alami dan umpan buatan, dilakukan pada Laboratorium Pascapanen, Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian, Cimanggu- Bogor. Analisis ketahanan umpan selama perendaman pada air laut dilakukan pada Laboratorium Biologi dan Keanekaragaman Hayati Laut, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, FPIK-IPB. Penelitian dilakukan pada bulan Juni – Agustus 2007.

5.2.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif terhadap umpan. Umpan terdiri atas umpan alami ikan juwi, udang krosok, dan gonad bulu babi dan umpan buatan umpan A, umpan B, umpan C, umpan D, dan umpan K. 78 Berdasarkan hasil analisis kimia yang dilakukan pada umpan alami, kemudian dibuat formulasi umpan buatan yang dibuat dalam bentuk pasta. Pembuatan formulasi umpan buatan dan analisis ketahanan umpan alami selama perendaman pada air laut dilakukan pada Laboratorium Biologi dan Keanekaragaman Hayati Laut, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, FPIK-IPB. Analisis kimia umpan, baik umpan alami dan umpan buatan dilakukan pada Laboratorium Pascapanen, Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian, Cimanggu-Bogor.

5.2.3 Pembuatan umpan buatan 1 Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam membuat formulasi umpan buatan dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Alat dan bahan membuat umpan buatan No Alat dan bahan Kegunaan 1 Timbangan digital type BL-220H Menimbang bahan-bahan untuk membuat umpan 2 Wadah plastik volume 1 kg Tempat mencampur bahan dalam pembuatan umpan 3 Baki penjemur berukuran 27cm x 21cm x 5cm Tempat menjemur umpan yang telah menjadi pasta 4 Kertas label Labelling masing-masing umpan buatan 5 Tepung ikan Bahan pembuat umpan 6 Minyak ikan Bahan pembuat umpan 7 Tepung tapioka Bahan pembuat umpan 8 Tepung terigu Bahan pembuat umpan 9 Air tawar Bahan pembuat umpan 79 2 Prosedur pembuatan umpan buatan Formulasi umpan yang dibuat terdiri dari umpan A, umpan B, umpan C, umpan D, dan umpan K. Sebagai perbedaan adalah minyak ikan dengan perbandingan: 1 Umpan A minyak ikan 5, dengan komposisi 100 g: Minyak ikan = 5 g Tepung ikan = 1 5 x 95 g = 19 g Tepung terigu = 1 5 x 95 g = 19 g Tepung tapioka = 3 5 x 95 g = 57 g 2 Umpan B minyak ikan 15, dengan komposisi 100 g: Minyak ikan = 15 g Tepung ikan = 1 5 x 85 g = 17 g Tepung terigu = 1 5 x 85 g = 17 g Tepung tapioka = 3 5 x 85 g = 51 g 3 Umpan C minyak ikan 25, dengan komposisi 100 g: Minyak ikan = 25 g Tepung ikan = 1 5 x 75 g = 15 g Tepung terigu = 1 5 x 75 g = 15 g Tepung tapioka = 3 5 x 75 g = 45 g 4 Umpan D minyak ikan 35, dengan komposisi 100 g: Minyak ikan = 35 g 80 Tepung ikan = 1 5 x 65 g = 13 g Tepung terigu = 1 5 x 65 g = 13 g Tepung tapioka = 3 5 x 65 g = 39 g 5 Umpan K minyak ikan 0 kontrol, dengan komposisi 100 g: Minyak ikan = 0 g Tepung ikan = 0 g Tepung terigu = 5 2 x 100 g = 40 g Tepung tapioka = 3 5 x 100 g = 60 g Prosedur pembuatan formulasi umpan buatan sebagai berikut: 1 Bahan pembuat umpan dihitung sesuai bobot yang diperlukan untuk pembuatan 100 g umpan jumlah bahan yang dibutuhkan disesuaikan dengan formulasi yang diinginkan. 2 Bahan-bahan yang memiliki bobot terkecil seperti tepung ikan dan tepung terigu dicampurkan terlebih dahulu dalam wadah hingga merata, kemudian pencampuran tepung tapioka sampai rata, dilanjutkan dengan minyak ikan. 3 Setelah adonan merata, untuk menjadi pasta ditambahkan air tawar sesuai dengan kebutuhan secara perlahan-lahan. 4 Untuk bentuk kering, umpan yang telah jadi dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari hingga kandungan kadar air menjadi 20.

5.2.4 Analisis data 1 Ketahanan umpan alami selama perendaman