12
Gambar 2 Mata ikan dan bagiannya Sumber: Fujaya 2002
Tidak semua jenis ikan memiliki dua reseptor, seperti misalnya pada ikan tuna, mackerel hanya memiliki reseptor kon saja, sedangkan jenis-jenis ikan dasar
atau jenis ikan yang hampir sepanjang hidupnya tinggal di daerah yang hampir tidak dicapai lagi oleh cahaya matahari umumnya hanya memiliki rod saja
Gunarso 1985. Dijelaskan pula bahwa jenis ikan demersal yang mencari makan pada malam hari, seperti Solea sp dan Lysodes sp pada umumnya memiliki retina
tanpa pengkonsentrasian reseptor sehingga tidak tercipta bentuk mosaik dan kon sangat minim jumlahnya.
2.2 Ketajaman Penglihatan Visual Acuity
Ketajaman penglihatan pada ikan adalah kemampuan untuk melihat dua titik dari suatu objek pada satu garis digambarkan dalam hubungan timbal balik yang
diperlihatkan dalam istilah sudut pembeda terkecilminimum separable angle MSAHe 1989. Untuk membedakan dua sasaran penglihatan yang terdekat,
yang dapat diukur melalui pengujian histologi. Ketajaman penglihatan pada ikan bergantung pada dua faktor, yaitu diameter
lensa dan kepadatan sel reseptor kon pada retina Shiobara et al. 1998. Dijelaskan
Kapsul mata Ligamen
Iris
Lensa
Kornea Retina
Otot Saraf
13 pula bahwa semakin tajam penglihatan karena peningkatan kedudukan jarak fokus
lensa daripada kepadatan sel kon-nya. Kepadatan sel kon akan tetap selama ikan hidup. Perubahan kekuatannya
mungkin akan meningkat sejalan dengan pertumbuhan lensanya Tamura, 1957. Shiobara et al. 1998 menyatakan bahwa semakin tajam daya penglihatan
mungkin diakibatkan oleh hubungan antara panjang fokus lensa yang lebih meningkat daripada kepadatan kon-nya.
He 1989 menjelaskan bahwa sudut pembeda terkecil pada ikan berhubungan erat dengan karakteristik pemantulan sinar ke lensa dan ketepatan
mengenai retina. Dengan makin bertambah panjang tubuh ikan, maka akan semakin tinggi ketajaman penglihatannya dengan nilai sudut pembeda terkecil
yang semakin kecil. Diameter lensa ikan akan meningkat dengan bertambahnya ukuran tubuh, sementara itu kepadatan sel kon cenderung menurun dengan
meningkatnya pertambahan panjang tubuh Purbayanto 1999.
2.3 Sumbu Penglihatan Visual Axis
Sumbu penglihatan visual axis diidentifikasi untuk mengetahui kebiasaan ikan dalam melihat makanan atau objek yang lain Blaxter 1980. Sumbu
penglihatan diperoleh setelah nilai kepadatan sel kon tiap bagian dari retina mata diketahui, dengan cara menarik garis lurus dari bagian retina yang memiliki nilai
kepadatan sel kon tertinggi menuju titik pusat lensa mata Tamura 1957. Menurut Tamura 1957, dalam menentukan sumbu penglihatan terlebih
dahulu mengetahui kepadatan sel kon yang biasanya terletak pada area dorso- temporal, temporal
atau ventro-temporal di retina mata ikan. Apabila area kepadatan sel kon terbanyak diketahui, dengan menarik garis lurus dari bagian
area retina dengan sel kon terbanyak menuju ke titik lensa mata, maka dapat ditentukan sumbu penglihatannya. Biasanya sumbu penglihatan ikan menghadap
arah depan menurun lower-fore, arah depan fore, dan arah depan-naik upper- fore
. Kepadatan sel kon yang tinggi dimungkinkan untuk mengetahui ketajaman
penglihatan dan sumbu penglihatan Blaxter 1980. Selanjutnya dijelaskan pula
14 bahwa pada daerah retina yang memiliki kepadatan sel kon tertinggi pada bagian
dorso-temporal dengan perubahan arah pada diopter ke arah depan menurun
lower-fore maka sumbu penglihatan juga akan ke arah depan menurun pada sudut berkisar 20°. Kepadatan tertinggi sel kon di bagian temporal, maka ada dua
kemungkinan untuk perubahan arah pada diopter. Jika perubahan arah pada diopter
ke arah depan, maka sumbu penglihatan juga akan ke arah depan pada sudut 0°. Perubahan arah pada diopter ke arah depan-naik upper-fore maka
sumbu penglihatan juga akan ke arah depan dan depan-naik fore-upper-fore pada sudut 30°. Kepadatan tertinggi sel kon di bagian ventro-temporal, maka
perubahan arah pada diopter ke arah depan-naik upper-fore dan sumbu penglihatan juga akan ke arah depan-naik upper-fore pada sudut 30°.
2.4 Organ Penciuman Olfactory Organ