3 dengan efektivitas alat tangkap bubu dapat memberikan informasi penting dalam
pengembangan teknologi penangkapan ikan.
1.2 Perumusan Masalah
Ikan karang merupakan salah satu komoditas perikanan yang mempunyai prospek cerah di Indonesia dalam upaya peningkatan ekspor non-migas. Namun,
penangkapan ikan di daerah karang sering kali dilakukan tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan. Metode penangkapan yang digunakan antara lain bahan
peledak, bahan kimia beracun potassium cyanide, atau dengan cara merusak terumbu karang sebagai bahan penutup bubu yang berfungsi untuk penyamaran
kamuflase saat dioperasikan. Selain itu, selama ini hasil tangkapan bubu tidak hanya merupakan spesies ikan target saja, tetapi juga spesies ikan non target
tangkapan. Hal tersebut disebabkan oleh sifat bubu yang pasif serta fungsi lain dari bubu sebagai tempat berlindung atau bersembunyi shelter bagi organisme
yang sifatnya selalu bersembunyi. Penggunaan atraktor umpan dalam pengoperasian bubu sudah dikenal luas
oleh nelayan. Berdasarkan kondisinya, umpan dapat dibedakan ke dalam umpan hidup live bait dan umpan mati dead bait, sedangkan menurut asalnya umpan
dapat dibedakan ke dalam umpan alami natural bait dan umpan buatan artificial bait Leksono 1983. Meskipun pemasangan umpan sebagai atraktor
dalam penangkapan telah banyak digunakan, spesies ikan yang terperangkap dalam bubu masih bervariasi kurang selektif. Di sisi lain, lama waktu
pemasangan bubu dengan menggunakan umpan berpengaruh pada hasil tangkapan karena kesegaran umpan yang semakin menurun sehingga kurang merangsang
ikan masuk ke dalam bubu Dulgofar 2000. Ikan kerapu juga dikenal sebagai ikan pemangsa predator yang memangsa
berbagai jenis ikan kecil, plankton hewani, udang-udangan, cumi-cumi, dan hewan-hewan kecil lainnya Ghufran dan Kordi 2005. Jenis-jenis makanan
tersebut merupakan makanan utama bagi ikan kerapu. Informasi makanan utama tersebut dapat digunakan sebagai referensi mengenai umpan yang baik untuk
menangkap ikan kerapu. Ketersediaan umpan alami di alam yang semakin
4 menurun dan bersifat musiman, mendorong perlu dikembangkannya penggunaan
umpan buatan sebagai alternatif umpan yang dapat memberikan solusi terhadap ketersediaan umpan tersebut. Penggunaan umpan buatan artificial bait haruslah
memenuhi syarat-syarat sebagai atraktor yang tentunya selektif dan ramah lingkungan.
Pendeteksian umpan oleh spesies ikan pada pengoperasian bubu dalam hubungannya dengan fungsi organ tubuh ikan masih belum banyak diketahui.
Sejauh ini, belum diketahui efektivitas organ penglihatan dan penciuman ikan secara bersama-sama terhadap pendeteksian umpan pada pengoperasian bubu,
meskipun hasil penelitian Purbayanto et al. 1998 menjelaskan bahwa indikator ikan bergerak masuk ke dalam alat tangkap karena didominasi oleh rangsangan
bau yang ditimbulkan oleh umpan. Untuk mengoptimalkan ikan hasil tangkapan bubu sesuai dengan target tangkapan selektif maka perlu diketahui fisiologi
penglihatan dan penciuman serta kandungan kimia umpan-umpan yang selama ini digunakan. Hal ini dapat dijadikan informasi dalam menentukan jenis umpan apa
yang dapat menjadi atraktor efektif ikan untuk penangkapan ikan kerapu sehingga efektivitas dan efisiensi pengoperasian bubu dapat ditingkatkan berdasarkan
konsep penangkapan ramah lingkungan. Berdasarkan aktivitas hidupnya ikan kerapu dikelompokkan menjadi ikan
nocturnal aktif di malam hari dan memiliki puncak aktivitas pada senja dan
subuh hari Gunarso 1985. Menurut Indonesian Coral Reef Foundation 2004, kerapu termasuk jenis ikan yang aktif di antara siang dan malam hari
crepuscular. Aktivitas hidup yang utama adalah aktivitas untuk mencari makan. Aktivitas mencari makanan ini terkait erat dengan indera utama yang berperan
penting pada natural behaviour dari masing-masing ikan. Sementara itu, aktivitas ikan kerapu, yang terkait dengan fungsi penglihatan dan penciuman belum banyak
diteliti. Hal ini penting diteliti karena menjadi dasar dalam pengembangan teknologi penangkapan yang ramah lingkungan.
Penelitian tentang respons penglihatan dan penciuman ikan kerapu terhadap umpan belum banyak dilakukan sehingga diperlukan penelitian yang lebih detail
untuk mengungkapkan respons makan ikan kerapu melalui fungsi organ penglihatan dan penciuman terhadap umpan dalam efektivitas penangkapan.
5
Keterangan: : input
: proses : output
Gambar 1 Kerangka penelitian
EKOSISTEM TERUMBU KARANG
IKAN KERAPU
PENINGKATAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENANGKAPAN DENGAN UMPAN
EFEKTIVITAS PENANGKAPAN
FISIOLOGI IKAN KERAPU
ORGAN PENCIUMAN NOSTRIL
ORGAN PENGLIHATAN EYES
UMPAN
KANDUNGAN KIMIA
- PROKSIMAT
- AS. AMINO
- ASAM LEMAK
TINGKAH LAKU IKAN KERAPU
BAU
MENJAUHI MENDEKATI
FAKTOR EKSTERNAL
Kecerahan perairan Arus
Cahaya UKURAN
6
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum