Kandungan kimia umpan 1 Umpan alami

82 5.3 Hasil 5.3.1 Ketahanan umpan alami selama perendaman Pengujian ketahanan umpan alami dilakukan dalam skala laboratorium. Umpan direndam dengan air laut pada gelas ukur volume 500 ml yang diberi aerator agar terjadi arus. Pengujian tersebut dilakukan sebanyak 5 kali ulangan. Hasil dari uji ketahanan umpan ditampilkan pada Tabel 9 berikut : Tabel 9 Ketahanan umpan di dalam air laut. Jenis umpan Ketahanan umpan jam Ikan juwi 36 Udang krosok 36 Umpan buatan 20 Pada Tabel 9 menunjukkan bahwa jenis umpan ikan juwi dan udang sama- sama memiliki ketahanan tekstur daging yang mulai memudar mulai waktu 36 jam dengan kondisi terendam pada air laut yang beraerator. Artinya, kekompakan tekstur kedua jenis umpan tersebut akan hancur mulai waktu 36 jam setelah perendaman. Pada umpan buatan, ketahanan umpan dalam air lebih pendek waktunya dibandingkan dengan umpan alami ikan dan udang. Hal ini membuktikan bahwa ketahanan tiap jenis umpan berbeda.

5.3.2 Kandungan kimia umpan 1 Umpan alami

natural bait Besarnya kandungan proksimat umpan alami ikan, udang, dan gonad bulu babi, meliputi kandungan air, protein, dan lemak dapat dilihat pada Gambar 32. Kandungan asam amino umpan alami yang terdiri atas 17 unsur dapat dilihat pada Gambar 33. 83 Gambar 32 Kandungan proksimat umpan alami Gambar 33 Kandungan asam amino umpan alami natural bait Gambar 32 menunjukkan bahwa kandungan air tertinggi terdapat pada umpan udang, yaitu sebanyak 777,9 mgg diikuti oleh umpan ikan juwi sebanyak 741,7 mgg dan umpan gonad bulu babi sebanyak 731,4 mgg. Kandungan lemak tertinggi terdapat pada umpan gonad bulu babi, yaitu sebanyak 67,6 mgg, sedangkan pada umpan ikan dan udang berturut-turut 15,6 mgg dan 8,4 mgg. Kandungan protein tertinggi terdapat pada umpan ikan, yaitu sebanyak 171,4 100 200 300 400 500 600 700 800 900 Air Lemak Protein N il a i m g gr

B.Babi Udang

Ikan 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 A s. A sp ar ta t A s. G lu ta m at S er in a G lisi na H ist id in a A rg in in a Tr eo ni na A la ni na P ro lin a Ti ro si na V al in a M et io ni na S ist ei na Iso le usi na Le usi na Fe ni la la ni na Li si na asam amino N il a i m g r g r

B.Babi Udang

Ikan 84 mgg diikuti oleh umpan udang sebanyak 138,2 mgg, dan umpan gonad bulu babi sebanyak 83,2 mgg. Jenis asam amino yang dianggap sebagai atraktan pada organ penciuman ikan antara lain arginina, alanina, metionina, dan lisina. Kandungan arginina tertinggi terdapat pada umpan ikan dengan nilai 4,33 mgg, dan nilai terendah pada umpan udang sebesar 0,14 mgg. Kandungan alanina tertinggi terdapat pada umpan ikan dengan nilai 30,48 mgg, nilai terendah terdapat pada umpan gonad bulu babi sebesar 0,13 mgg. Kandungan metionina tertinggi terdapat pada umpan ikan dengan nilai 5,62 mgg, nilai terendah terdapat pada umpan gonad bulu babi sebesar 0,07 mgg. Kandungan lisina tertinggi terdapat pada umpan ikan dengan nilai 20,68 mgg, nilai terendah terdapat pada umpan gonad bulu babi sebesar 0,06 mgg. Gambar 34 Kandungan asam lemak umpan alami natural bait Kandungan asam lemak umpan alami disajikan pada Gambar 34. Komponen lemak terbesar yang terdapat pada umpan alami antara lain miristat, palmitat, oleat, dan linoleat. Kandungan miristat tertinggi terdapat pada umpan gonad bulu babi, yaitu sebanyak 34,51 mgg sedangkan yang terendah adalah pada umpan udang sebanyak 0,04 mgg. Kandungan palmitat tertinggi terdapat pada umpan gonad bulu babi, yaitu sebanyak 22,48 mgg, sedangkan yang terendah terdapat pada umpan udang, yaitu sebanyak 3,82 mgg. Kandungan oleat tertinggi terdapat pada umpan ikan, yaitu sebanyak 6,27 mgg, sedangkan yang terendah 5 10 15 20 25 30 35 40 La ur at M iri st at P al m ita t S te ar at O le at Li no le at Li nl en at asam lemak N il a i m g r g r

B.Babi Udang

Ikan 85 pada umpan udang, yaitu sebanyak 0,84 mgg. Kandungan linoleat tertinggi tertinggi pada umpan ikan, yaitu sebanyak 5,11 mgg, sedangkan yang terendah pada umpan udang, yaitu sebanyak 0,78 mgg. 2 Umpan buatan artificial bait Pemilihan komposisi bahan formulasi didasarkan pada respons kimiawi ikan terhadap kondisi lingkungan maupun proses mencari makan. Pemilihan minyak ikan dan tepung ikan sebagai bahan penyusun utama umpan buatan ini dikarenakan minyak ikan mengandung komposisi kimiawi berupa asam lemak yang merupakan bahan perespons utama dalam proses penciuman ikan Fujaya 2004. Tepung ikan merupakan pengeringan dari ikan segar yang dihilangkan kandungan air, sehingga kandungan asam amino merupakan kandungan utama. Pembuatan formulasi umpan buatan didasarkan pada hasil analisis kimia yang dilakukan pada umpan alami. Umpan buatan diformulasikan dalam bentuk pasta. Dari hasil formulasi umpan buatan yang dihasilkan kemudian dianalisis kembali komposisi kimianya. Hasil analisis kimia umpan buatan disajikan pada Gambar 35, 36, dan 37. Gambar 35 Analisis proksimat umpan buatan artificial bait Gambar 35 menunjukkan bahwa kandungan protein tertinggi terdapat pada umpan A, yaitu sebanyak 152,9 mgg diikuti oleh umpan B sebanyak 135,7 mgg; 50 100 150 200 250 300 350 Lemak Protein Air N il a i m g g r Umpan A Umpan B Umpan C Umpan D Umpan K 86 umpan C sebanyak 134,4 mgg; dan umpan D sebanyak 92,5 mgg. Umpan kontrol K memiliki nilai kadar protein terendah, yaitu sebanyak 40,3 mgg. Kandungan lemak tertinggi terdapat pada umpan D, yaitu sebanyak 331,8 mgg, sedangkan pada umpan A, B, C, dan K berturut-turut 54,3 mgg; 231,9 mgg; 283,9 mgg, dan 2,2 mgg. Kandungan air tertinggi terdapat pada umpan K, yaitu sebanyak 399,6 mgg. Hal ini disebabkan karena umpan ini tidak menggunakan minyak ikan dan tepung ikan tetapi hanya menggunakan air sebagai pencampurnya. Kandungan asam amino arginina tertinggi terdapat pada umpan D, yaitu sebanyak 0,45 mgg; kandungan lisina tertinggi juga terdapat pada umpan D, yaitu sebanyak 0,53 mgg. Kandungan arginina dan lisina dianggap sebagai atraktan pada organ penciuman ikan. Kandungan asam amino yang terdapat pada umpan buatan disajikan pada Gambar 36. Gambar 36 Kandungan asam amino pada umpan buatan artificial bait Komponen asam lemak terbesar yang terdapat pada umpan buatan antara lain palmitat, dan oleat. Kandungan palmitat tertinggi terdapat pada umpan D, yaitu sebanyak 141,54 mgg, sedangkan yang terendah adalah pada umpan kontrol. Kandungan oleat tertinggi terdapat pada umpan D, yaitu sebanyak 60,32 mgg, 0.5 1 1.5 2 2.5 3 A s. A sp ar ta t A s. G lu ta m at S er in a G lisi na H ist id in a A rg in in a Tr eo ni na A la ni na P ro lin a Ti ro si na V al in a M et io ni na S ist ei na Iso le usi na Le usi na Fe ni la la ni na Li si na asam amino N il a i m g r g r umpan A umpan B umpan C umpan D umpan K 87 sedangkan yang terendah terdapat pada umpan K. Kandungan lemak umpan buatan disajikan pada Gambar 37. Gambar 37 Kandungan asam lemak umpan buatan artificial bait 5.4 Pembahasan 5.4.1 Ketahanan umpan alami selama perendaman