Pengambilan sampel retina Metode Penelitian .1 Waktu dan tempat penelitian

33 kemampuan jarak pandang maksimum ikan akan berbeda seiring dengan perbedaan ukuran panjang tubuhnya. Berkaitan dengan hal di atas dilakukanlah penelitian organ penglihatan ikan kerapu yang bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis organ penglihatan ikan kerapu yang tercermin pada retina mata meliputi jenis dan pola mosaik, kepadatan sel kon, sumbu penglihatan, ketajaman penglihatan, dan jarak pandang maksimum ikan kerapu. 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan, FPIK-IPB pada bulan Juni –Agustus 2007.

3.2.2 Pengambilan sampel retina

Metode yang digunakan adalah metode mikroteknik tingkah laku ikan yang dilanjutkan dengan metode histoteknik. Sebanyak enam ekor ikan kerapu sunu Plectropomus maculatus dan enam ekor kerapu karet Epinephelus heniochus yang berasal dari perairan Jepara Jawa Tengah serta tujuh ekor kerapu macan Epinephelus fuscoguttatus yang berasal dari perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, dijadikan objek dalam penelitian ini. Masing-masing ikan yang dijadikan sampel merupakan ikan hidup dan baru saja tertangkap. Ikan sampel kemudian diukur panjang total dan panjang tubuhnya. Ikan sampel kemudian dipotong di bagian kepala untuk diambil matanya dan disimpan ke dalam suatu wadah yang berisi larutan fiksatif larutan Bou in’s sekurang-kurangnya selama 24-48 jam. Pengambilan spesimen retina mata mengacu pada optic cleft mata sehingga memudahkan dalam penentuan bagian dorsal, ventral, nasal, dan temporal dari spesimen mata tersebut. Spesimen retina selanjutnya dipotong dalam 25 bagian untuk keperluan pembuatan preparat histologi. Pola pemotongan spesimen mata seperti terlihat pada Gambar 8. 34 Proses histologi diawali dengan proses dehidrasi pengeringan, yaitu dengan membungkus spesimen retina dengan kain kasa dan diikat dengan benang. Proses pengeringan dengan merendam spesimen retina kedalam larutan alkohol dan xylene dengan konsentrasi berbeda dan waktu perendaman yang berbeda pula. Tahap selanjutnya adalah penanaman spesimen retina kedalam blok-blok parafin. Parafin terlebih dahulu dipanaskan agar mencair sehingga memudahkan ketika dilakukan penanaman spesimen retina. Blok parafin dibiarkan mengeras selama 24 jam selanjutnya dilakukan pemotongan atau penyayatan blok dengan menggunakan alat mikrotom secara tangensial denga n ketebalan 4 μm. Hasil penyayatan berbentuk pita yang selanjutnya ditempelkan pada gelas objek. Tahapan terakhir adalah proses pewarnaan yang bertujuan untuk mempertajam atau memperjelas berbagai elemen jaringan dengan menggunakan bahan pewarna haematoxylene-eosin . Setelah proses pewarnaan dilanjutkan dengan menutup gelas objek dengan cover glass. Terakhir pemotretan dan dapat dihitung sel konnya. Prosedur histologi retina mata dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 8 Pola pemotongan spesimen mata Dorsal Ventral Nasal Temporal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Optic cleft Temporal T Nasal N Dorsal D Ventral V 35 3.2.3 Analisis data 3.2.3.1 Analisis sumbu penglihatan