3 ORGAN PENGLIHATAN KERAPU
3.1 Pendahuluan
Mata ikan berkembang dengan sangat baik sesuai dengan kebutuhan lingkungannya. Beberapa diantaranya memiliki kemampuan melihat ke arah
permukaan air ataupun ke bagian dasar perairan. Ikan yang memilki kemampuan penglihatan dengan resolusi yang baik terhadap ruang dan mampu membedakan
warna karena memiliki beberapa tipe sel kerucut yang merupakan fotoreseptor dan mengandung beberapa pigmen.
Fotoreseptor merupakan salah satu bagian lapisan sel neural khusus pada retina mata Myrberg dan Fuiman 2002. Fungsi fotoreseptor menyerap energi
cahaya berupa foton yang dipergunakan pada hewan untuk proses penglihatan Holmes 1991. Fotoreseptor pada kebanyakan mata ikan terdiri atas dua tipe,
yaitu sel kerucut cone cells dan sel batang rod cells. Matsuoka 1999 menjelaskan bahwa retina ikan umumnya terdiri atas tiga tipe pada lapisan indera
penglihat visual cell layer, yaitu sel kon tunggal single cone, sel kon ganda doubletwin cone, dan sel rod. Menurut Anonim 2008 sel kon ganda double
cone adalah dua sel kon tunggal yang bergabung tidak berasal dari sel kon
tunggal yang membelah dengan kondisi ukuran yang tidak sama. Ada beberapa spesies ikan yang memiliki sel kon tunggal yang bergabung dengan ukuran yang
serupa dan dikenal dengan sel kon kembar twin cone. Sel kerucut dipakai pada aktivitas siang hari dan sel batang pada aktivitas
malam hari. Artinya, sel kerucut bertanggung jawab pada penglihatan cahaya terang penglihatan fotopik, sel batang bertanggung jawab pada penglihatan
cahaya samar penglihatan scotopik Fujaya 2004. Sel kon merupakan reseptor penglihatan untuk color vision dan ketajaman penglihatan visual acuity. Sel kon
ganda doubletwin cone kebanyakan ditemukan pada kelompok vertebrate tanpa terkecuali hewan mamalia termasuk manusia, shark dan catfish Anonim 2008.
Jenis teleost yang memiliki jenis retina duplex. Pengertiannya bahwa dalam retina mereka terdapat dua jenis reseptor yang dinamakan sel rod dan sel kon
cone. Tidak semua jenis ikan memiliki dua reseptor, seperti pada ikan tuna dan
30 mackerel yang hanya memiliki reseptor kon saja. Jenis-jenis ikan dasar atau jenis
ikan yang hampir sepanjang hidupnya tinggal di daerah yang hampir tidak dicapai lagi oleh cahaya matahari umumnya hanya memiliki rod saja Gunarso 1985.
Bentuk sel kerucut cone cells dan sel batang rod cells dan macam pola mosaik fotoreseptor ditunjukkan pada Gambar 7
Gambar 7 Penampang dan pola mosaik fotoreseptor Sumber: Anonim 2008
Mosaik sel kon dan rod menunjukkan kepekaan penglihatan pada ikan. Ikan yang memiliki sel kerucut dengan pola mosaik menunjukkan bahwa ikan
tersebut sangat intensif menggunakan indera penglihatan, biasanya merupakan ikan yang aktif memburu mangsanya Yushinta 2002. Menurut Gunarso 1985
bahwa jenis ikan nocturnal demersal, seperti Solea sp dan Lysodes sp pada umumnya memiliki retina tanpa pengkonsentrasian reseptor sehingga tidak
tercipta bentuk mosaik dan sel kon sangat minim jumlahnya. Sel kon pada ikan karang, sebagaimana sel kon ikan lainnya berpola
seperti mosaik. Susunan mosaik tersebut berbentuk garis atau pola bujur sangkar Keterangan:
a S: single cone, D: double cone pada penampang longitudinal. b-d Pola mosaic pada single dan double cone. c Pola mosaik 2 single cone dan
double cone
. e Penampang sel double cone dengan menggunakan perbedaan stimulasi kromatik.
31 tunggal maupun ganda. Pada kebanyakan jenis ikan sel kon ganda identik dengan
sel kon kembar, sedangkan sel kerucut tunggal hanya satu tipe. Sel kon ganda biasanya mengandung pigmen visual yang sama tetapi bisa juga mengandung
pigmen berbeda. Sumbu penglihatan visual axis diidentifikasi untuk mengetahui
kebiasaan ikan dalam melihat makanan atau objek yang lain Blaxter 1980. Sumbu penglihatan diperoleh setelah nilai kepadatan sel kon tiap bagian dari
retina mata diketahui dengan cara menarik garis lurus dari bagian retina yang memiliki nilai kepadatan sel kon tertinggi menuju titik pusat lensa mata Tamura
1957. Menurut Tamura 1957, untuk menentukan sumbu penglihatan terlebih
dahulu harus mengetahui kepadatan sel kon yang biasanya terletak pada area dorso-temporal, temporal
atau ventro-temporal di retina mata ikan. Bidang penglihatan yang dihasilkan dari menarik garis lurus dari bagian retina menuju ke
titik lensa mata, biasanya menghadap arah depan menurun lower-fore, arah depan fore atau arah depan-naik upper-fore.
Kepadatan sel kon yang tinggi dimungkinkan untuk mengetahui ketajaman penglihatan dan sumbu penglihatan Blaxter 1980. Selanjutnya dijelaskan pula
bahwa pada daerah retina yang memiliki kepadatan sel kon tertinggi pada bagian dorso-temporal
dengan perubahan arah pada diopter ke arah depan menurun lower-fore, maka sumbu penglihatan juga akan ke arah depan menurun pada
sudut berkisar 20 . Kepadatan tertinggi sel kon di bagian temporal, menyebabkan
dua kemungkinan untuk perubahan arah pada diopter. Jika perubahan arah pada diopter
ke arah depan maka sumbu penglihatan juga akan ke arah depan pada sudut 0
. Adapun perubahan arah pada diopter ke arah depan-naik upper-fore maka sumbu penglihatan juga akan ke arah depan dan depan-naik fore-upper-
fore pada sudut 30
. Kepadatan tertinggi sel kon di bagian ventro-temporal, maka perubahan arah pada diopter ke arah depan-naik maka sumbu penglihatan juga
akan ke arah depan-naik upper-fore pada sudut 30 .
Herring et al. 1990 menjelaskan bahwa ketajaman penglihatan untuk membedakan warna memerlukan adanya fotoreseptor yang berbeda jenis dan
32 lebih dari satu tipe sel kon. Ikan-ikan yang dapat melihat warna umumnya
memiliki dua tipe sel kon atau tiga tipe pada retina matanya. Ketajaman penglihatan pada ikan adalah kemampuan untuk melihat dua
titik dari suatu objek pada satu garis, digambarkan dalam hubungan timbal balik yang diperlihatkan dalam istilah sudut pembeda terkecilminimum separable angle
MSA He 1989. Untuk membedakan dua sasaran penglihatan terdekat, yang dapat diukur melalui pengujian histologi.
Ketajaman penglihatan pada ikan bergantung pada dua faktor, yaitu diameter lensa dan kepadatan sel reseptor kon pada retina Shiobara et al. 1998.
Dijelaskan pula bahwa semakin tajam penglihatan karena peningkatan kedudukan jarak fokus lensa daripada kepadatan sel kon-nya.
Menurut pendapat Guma’a 1982 panjang fokus lensa mata lebih besar pengaruhnya pada nilai ketajaman
penglihatan dibandingkan dengan kepadatan sel kon. Kepadatan sel kon akan tetap selama ikan hidup dan perubahan
kekuatannya mungkin akan meningkat sejalan dengan pertumbuhan lensanya Tamura 1957. Shiobara et al. 1998 menyatakan bahwa semakin tajam daya
penglihatan mungkin diakibatkan oleh hubungan antara panjang fokus lensa yang lebih meningkat daripada kepadatan kon-nya.
He 1989 menjelaskan bahwa sudut pembeda terkecil pada ikan berhubungan erat dengan karakteristik pemantulan sinar ke lensa dan ketepatan
mengenai retina. Dengan makin bertambah panjang tubuh ikan, maka akan semakin tinggi ketajaman penglihatannya dengan nilai sudut pembeda terkecil
yang semakin kecil. Diameter lensa ikan akan meningkat dengan bertambahnya ukuran tubuh, sementara itu kepadatan sel kon cenderung menurun dengan
meningkatnya pertambahan panjang tubuh Purbayanto 1999. Jarak pandang maksimum maximum sighting distanceMSD adalah
kemampuan ikan untuk melihat suatu objek benda secara jelas pada jarak tertentu. Zhang et al. 1993. Untuk mengetahui kemampuan jarak pandang maksimum
ikan, terlebih dahulu perlu diketahui nilai sudut pembeda terkecilminimum separable angle
dalam satuan menit. Dalam perhitungan diasumsikan bahwa keadaan perairan adalah jernih clear water dan tingkat pencahayaan dalam
keadaan terang ideal light condition. Menurut Zhang et al. 1993 bahwa
33 kemampuan jarak pandang maksimum ikan akan berbeda seiring dengan
perbedaan ukuran panjang tubuhnya. Berkaitan dengan hal di atas dilakukanlah penelitian organ penglihatan
ikan kerapu yang bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis organ penglihatan ikan kerapu yang tercermin pada retina mata meliputi jenis dan pola mosaik,
kepadatan sel kon, sumbu penglihatan, ketajaman penglihatan, dan jarak pandang maksimum ikan kerapu.
3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Waktu dan tempat penelitian